Share

Dipaksa Menikah
Dipaksa Menikah
Penulis: Reinsha4

Dipaksa

Brak!

"Kalian mesum!" Ayo keluar! Keluar dari warungku!" Teriaknya.

Kepala Wulan yang berdenyut parah tidak begitu menghiraukan.

 "Tolong! Tolong! Ada orang mesum!"

"Pak! Jangan Pak! Saya hanya ingin menolong cewek ini, Pak! Tolong dengarkan!" Ujar sang pemuda.

***

Waktu itu mendung masih menunjukkan kesombongannya, hujan turun dengan lebat mengakibatkan jarak pandang tidak begitu jauh, udara sangat dingin sehingga membuat Wulan menggigil berat disusul sakit kepala yang lumayan. 

Motor ia tepikan di sebuah warung yang belum tertutup sempurna. Seorang pemuda terlihat juga sedang berteduh menunggu hujan reda.

Wulan parkir tepat di samping motor pemuda itu kemudian berencana duduk di kursi kayu di belakangnya tapi ia urungkan karena melihat pintu warung yang sedikit terbuka. 

"Bu? Pesan teh hangat satu!" Ucapnya dengan menggigil. Wajahnya pucat, bibirnya putih.

Merasa panggilannya tidak ada sahutan, ia masuk ke dalam dengan badan agak sempoyongan. Tangannya mendekap erat di dada.

Tak berapa lama berjalan ia terjatuh dengan memegangi kepala dan menggigil hebat.

Pemuda yang mendengar sesuatu lari tergopoh ke dalam warung dan mendapati Wulan terbaring tak berdaya di tanah.

"Mbak! Mbak tidak apa-apa?"

Wulan hanya bisa menggumam tidak jelas dengan bibir bergetar

"Badan Mbak panas!" Ucap pemuda itu khawatir.

"Dingin! Dingin!" Racau Wulan.

Karena pemuda itu merasa belum bisa membawanya ke tempat kesehatan, maka dia berinisiatif menghangatkan tubuh Wulan dengan pakaiannya. Satu persatu dia membukanya. Mulai dari jaket dan kaos. Belum sempat dipasangkan ke tubuh Wulan, terdengar pintu dibuka dengan kasar.

Brak!

"Kalian mesum!" Ayo keluar! Keluar dari warungku!" Teriaknya.

Kepala Wulan yang berdenyut parah tidak begitu menghiraukan.

 "Tolong! Tolong! Ada orang mesum!"

"Pak! Jangan Pak! Saya hanya ingin menolong cewek ini, Pak! Tolong dengarkan!" Ujar sang pemuda.

Beberapa orang ikut masuk dan menyeret pemuda itu keluar dengan bertelanjang dada.

"Bawa ke kantor kelurahan! Bawa saja!" Teriak mereka.

Masih dengan guyuran hujan hebat, mereka diarak menuju kantor kelurahan yang berjarak tidak begitu jauh.

"Lepaskan saya! Cewek itu sakit! Biar saya menggendongnya!" Ucap pemuda itu yang melihat Wulan tidak kuat berjalan dengan bergetar.

Di kantor kelurahan, pak lurah keluar ruangan ketika mendengar banyak orang yang mendatangi kantornya.

"Ada apa? Ada apa?"

"Pak lurah, ada yang berbuat mesum di warung saya. Nikahkan mereka sekarang juga! Sebelum mereka berbuat zinah lebih jauh! Untung saya pergoki!"

Pemuda yang mendengar pernyataan pemilik warung menjadi gusar dengan hukuman yang akan dia terima.

"Tenang dulu! Tenang dulu! Kita tanya mereka baik-baik!" Ucap pak lurah bijak.

"Nggak usah pak! Langsung saja, panggil penghulu! Seperti kejadian yang sudah-sudah! Biar wilayah kita terbebas dari zinah, biar mereka kapok!"

Pak lurah memang terkenal dengan ketegasannya dalam memberantas perzinahan, bukan hanya itu dia juga tegas dengan peraturan yang sudah ditetapkan. Tak heran banyak orang yang menghormati dan mengagumi.

"Ok! Baik! Tenang! Tenang! Mana mereka?"

Pemuda itu didorong dengan paksa oleh dua orang. Wulan masih menggigil di gendongannya.

"Pak? Tolong dengarkan saya! Saya hanya berniat menolong cewek ini karena sakit!"

"Hallah! Bohong pak! Mana ada menolong pakai lepas baju segala! Mana yang perempuan pasrah di bawah!"

"Maju sini!" Perintah pak lurah geram.

Pemuda itu dipandangi dari bawah hingga atas, sampai tatapan matanya berhenti di perempuan yang digendongnya. Pak lurah merasa mengenal postur tubuhnya, dia hapal dengan sepatu dan motif pakaian dan jilbabnya walau dalam keadaan basah. Dia mendekat dan melihat wajah perempuan itu. 

Pak lurah menjadi pias ternyata perempuan yang digendong pemuda itu adalah putrinya, Wulan. 

Dengan sangat berat hati, pak lurah mengambil keputusan yang dirasa sangat adil bagi mereka.

"Baik! Nikahkan mereka sekarang!"

"Pak! Pak! Dengarkan saya! Ini tidak benar!" Teriak pemuda itu membela diri.

"Persiapkan dirimu! Jangan melawan! Pertanggung jawabkan perbuatanmu! Nikahi anak saya sekarang juga!"

Deg!

Pemuda itu tidak bisa berkata-kata. Perempuan yang sedang ada di gendongannya adalah putri pak lurah yang ada di depannya. Dia luruh ke bawah dengan masih menggendong Wulan. Apa yang bisa diperbuatnya untuk menyangkal perbuatan yang tidak pernah dilakukannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status