Home / Zaman Kuno / Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam / Bab 1 : Dua Hal Tak Terduga Datang Serempak

Share

Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam
Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam
Author: Xiao Chuhe

Bab 1 : Dua Hal Tak Terduga Datang Serempak

Author: Xiao Chuhe
last update Last Updated: 2025-02-10 16:13:56

"Ayah, apakah aku harus benar-benar menikah dengan paksaan seperti ini?” Xue Ningyan menunduk dengan tangan mengepal.

Suasana suram dengan suara deras air hujan di luar mewarnai ketegangan di dalam Kediaman Xue yang sedang membahas pernikahan politik yang direncanakan sang Ayah untuk Ningyan.

Menteri Xue meletakkan cangkirnya dengan sedikit tenaga, "Kau tidak boleh menolaknya, Ningyan. Ayah butuh kekuasaan Menteri Keuangan untuk memperkuat posisi Ayah di rapat Istana, serta mempercepat proses Ayah dipromosikan ke tingkat pejabat yang lebih tinggi."

Memangnya benar, hanya karena itu? Semua pejabat di Ibu Kota Kekaisaran sudah tahu kalau Menteri Pekerjaan Umum terancam diturunkan jabatannya menjadi pejabat rendahan yang tidak punya tingkat.

Semua itu berawal dari ketidakseimbangan yang terjadi di faksi Pangeran Kedua setelah Baginda Kaisar mengganti menteri di Kementerian Perang yang sangat berpengaruh di faksi Pangeran Pertama.

Kementerian Pekerjaan Umum dikeluarkan dari faksinya setelah Menteri Perang berganti, dan mulai mencari cara agar jabatannya tetap aman dengan mencoba berpihak pada faksi lawan.

Cara seperti ini jarang terjadi dan hanya ada satu kesempatan. Kalau gagal, selain dianggap mengkhianati faksi sendiri, jika Baginda Kaisar tidak puas dengan kinerjanya setelah dicabut haknya dari faksi Pangeran Kedua, jabatan yang dipegang Xue Yuan bisa hancur kapan saja.

Menteri Keuangan bersedia menolongnya dengan syarat menikahkan salah satu dari kedua putri Xue Yuan dengan putra keempatnya.

Ningyan memang tak pernah keluar rumah karena kondisi tubuh yang kurang bagus, tapi bukan berarti dia tidak mengerti apa pun tentang pekerjaan ayahnya.

Kalau begitu, bukankah sama saja dengan ‘menjual’ Ningyan kepada seseorang demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar?

Meski tahu kehidupannya menyedihkan sepeninggal ibu kandungnya yang bahkan seorang istri sah, Ningyan tidak pernah menyangka sang Ayah bisa sampai hati memperlakukannya seburuk itu.

"Karena pernikahan ini penting, kenapa Ayah tidak meminta Adik Kedua saja? Dia lebih memahami tata krama dan etika di kediaman bangsawan, dan terkenal dengan reputasi yang baik." Xue Ningyan tertunduk dalam, sesekali, tidak ada salahnya melawan.

"Aku tidak terbiasa dan malah takut mempermalukan martabat Ayah. Keluarga Shen sangat ketat dan mendahulukan wanita beretika dan memiliki pendidikan yang baik."

Menteri Xue memukul meja, membuat Xue Ningyan dan Xue Fengzhi yang berada di ruangan itu terperanjat.

Menteri Xue menyorot Xue Ningyan dengan tajam. "Maksudmu, kau meragukan pilihanku? Aku bilang kau akan menikah dengan Tuan Muda Keempat Shen, maka kau harus berangkat menikah ke sana bagaimana pun caranya."

"Lagipula, kau tahu Kediaman Shen sangat ketat urusan wanita. Jadi, kenapa aku harus mengirim putri kesayanganku ke sana dan membahayakan dirinya? Bodoh, sebagai kakak, kau harus mengalah padanya dan melindunginya dengan nyawamu!"

Xue Ningyan menunduk, "Ayah, aku sudah menyukai seseorang."

Bahkan meski tidak menyukai siapa pun, Ningyan jelas tidak mau menikah dengan orang yang bahkan tak dikenalnya itu.

"Ah, apakah seseorang yang Kakak maksud adalah Tuan Muda Gu? Maaf, tapi aku baru saja menyuruh Ayah mengirimkan surat lamaran ke kediamannya secara khusus agar Tuan Muda Gu mau menikahiku." Xue Fengzhi tersenyum dengan mata menyipit. "Kakak, Keluarga Gu tidak memiliki kekuatan yang sebanding dengan Tuan Ke-empat Shen karena mereka hanya pengusaha, bukan pejabat Ibukota. Kau pasti lebih aman jika menikah dengannya."

Xue Ningyan tertegun. 'Jadi, inikah alasan sebenarnya Ayah menjodohkanku dengan Tuan Muda Keempat Shen? Karena Fengzhi menyukai Gu Shiyi?'

Xue Fengzhi menuangkan teh ke dalam cangkir Ningyan, lalu menyodorkannya dengan lembut ke hadapan Ningyan. "Kakak, sebagai seorang Kakak, tidak ada salahnya kau sesekali mengalah kepada adikmu."

'Aku tidak masalah jika berkali-kali mengalah, Fengzhi. Tapi yang kau rebut kali ini, adalah kekasihku.' Ningyan menunduk, dia tidak seberani itu untuk mengatakannya secara terang-terangan.

Di tengah hujan deras malam ini, Ningyan berdiam diri di kuil leluhur. Mengeluh kepada ibunya tentang ayahnya yang tidak pernah peduli padanya.

Dia sudah menjalin hubungan dekat dan saling berbalas perasaan dengan Gu Shiyi sejak satu tahun lalu. Dia sama sekali tidak menyadari bahwa Xue Fengzhi akan bertindak sejauh ini untuk merebut Gu Shiyi darinya.

Pernikahan Xue Ningyan dengan Tuan Muda Ke-empat Shen bukan sekadar urusan politik antara Tuan Besar Shen dan ayahnya saja, tapi juga konspirasi dari Xue Fengzhi yang selalu saja ingin merebut apapun dan siapa pun yang dekat dengan Ningyan.

"Ibu …, haruskah aku melepaskannya dan menikah dengan tidak rela?" Ningyan bergumam dengan suasana hati kacau.

"Ningyan …," suara berat seorang pria membuat lamunannya terpecah.

Ningyan menoleh ke belakang, pintu Aula Leluhur terbuka. Menampilkan sosok pemuda bertubuh tinggi yang sangat dikenalnya.

Ningyan berdiri dan menghampirinya. "Gu Shiyi …," gumamnya.

Gu Shiyi tersenyum, "Kudengar kau akan segera menikah dengan Shen Qi, aku datang untuk memastikannya sendiri."

Ningyan menunduk. "Sebelum itu, Gu Shiyi …, apakah kau benar-benar menerima surat lamaran dari ayahku untuk Xue Fengzhi?"

Gu Shiyi terdiam, "Bagaimana kau tahu soal itu?"

"Bagaimana lagi selain Xue Fengzhi sendiri yang memberitahuku." Ningyan tersenyum getir. "Lalu, apakah kau sudah menerima surat lamaran itu dan memutuskan untuk menikahinya?"

"Bagaimana denganmu?"

"Eh?" Ningyan tertegun, menatap Gu Shiyi yang menampilkan senyum polos ke arahnya.

"Apakah kau juga akan menikah dengan Shen Qi?"

Ningyan terdiam kala pikirannya berkecamuk sendiri. 'Apakah aku harus berbohong padanya? Atau kukatakan yang sebenarnya? Dia mungkin tidak menyukai Fengzhi, tapi Fengzhi tampaknya sangat menyukainya. Jika begitu, bukankah aku semakin harus yakin?'

"Ningyan, apakah pertanyaanku begitu sulit untukmu?" Gu Shiyi mendekatkan wajahnya dengan menunjukkan denting khawatir.

Ningyan menatapnya dengan serius, "Aku akan segera menikah, Gu Shiyi. Dengan Tuan Muda Ke-empat Shen yang sudah lama aku kagumi."

Gu Shiyi menyeringai tipis, matanya menatap dengan sorot penuh iba. “Benarkah?”

Jantung Ningyan berdegup kencang. ‘Apa ini? Kenapa ekspresinya tiba-tiba berubah jadi mengerikan begitu?’

“Gu …, Shiyi?” Ningyan bergumam pelan.

Gu Shiyi menyeringai lebar, “Kalau begitu, aku tidak perlu merasa bersalah, kan?”

“Apa?” Manik Ningyan membulat, tidak percaya dengan perkataan Gu Shiyi yang tak terduga itu.

“Yah …, aku pikir aku harus melihatmu menangis terisak saat menerima nasibmu yang sangat kasihan itu.”

“Gu Shiyi, apa maksudmu?” Ningyan mencengkeram lengan Gu Shiyi, meminta penjelasan.

“Ah, tadi kau bertanya apa aku menerima lamaran Xue Fengzhi atau tidak, kan? Jawabannya, tentu saja aku menerimanya.”

“Gu Shiyi?” Ningyan menatap intens, sungguh berharap telinganya bermasalah dan salah mendengar perkataan Gu Shiyi.

“Aku turut senang jika kau menerima Shen Qi dengan lapang dada, Ningyan. Jadi aku tidak merasa bersalah ketika aku menikah dengan Fengzhi nanti. Aku pergi sekarang, semoga pernikahanmu sukses, ya.” Gu Shiyi tersenyum tipis, melepas paksa cengkeraman tangan Ningyan di lengannya.

Tubuh Ningyan luruh ke bawah. ‘Apa itu? Aku tidak mengerti. Tapi Gu Shiyi terlihat sangat menantikan hari ini. Dia sudah merencanakannya?’

Ningyan meremas rambut di kepalanya, matanya terpejam kuat, air mata terus memasahi wajahnya, “Kenapa aku harus mengalami semua ini …?”

Dia menghela napas panjang, berusaha untuk melupakan Gu Shiyi dan kalimatnya yang menyakitkan itu. Sementara pernikahannya dengan Shen Qi jelas akan dilakukan dalam waktu dekat. Dia harus memikirkan cara untuk keluar dari situasi ini jika tidak ingin masa depannya hancur.

Pernikahan seperti ini, Ningyan tidak bisa menghindarinya meski dia berusaha sekali pun. Dari yang orang lain lihat, Ningyan seperti menerimanya dengan terpaksa.

Tapi, apakah dia sungguh berpikir seperti itu? Ningyan memejamkan mata dan bergumam dalam hati, ‘Tuan Muda Keempat, Shen Qi, ya?’

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
flower
bahasanya kenapa nggak ada feel-nya . nggak rasa sedihnya.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Special Chapter 3

    Musim panas tahun ini terasa berbeda di Istana Timur. Cahaya matahari jatuh lembut menembus dedaunan, membuat taman istana tampak seperti dilapisi emas. Aroma bunga teratai dari kolam memenuhi udara, bercampur dengan tawa riang yang seolah tak berkesudahan.Di tengah taman, empat anak bermain bersama. Shen Yan, yang kini berusia enam tahun, tampak gagah meski masih kecil. Di sampingnya, Putri Agung Anhe dengan wajah cantiknya berseri-seri, rambutnya diikat pita merah muda. Sementara dua bayi kembar, putra-putri Shen Qi dan Xue Ningyan yang diberi nama Shen Yu dan Shen Zhiyi, sedang belajar berdiri dengan bantuan dayang.“Kakak Anhe! Lihat, adikku bisa berdiri sendiri!” seru Shen Yan penuh semangat, menunjuk adik laki-lakinya yang berusaha menyeimbangkan tubuh kecilnya.Anhe menepuk tangan, tertawa riang. “Bagus sekali! Aku juga mau mengajari adikmu berjalan.”Shen Zhiyi, dengan pipi bulat merah merona, tiba-tiba menjatuhkan diri duduk. Shen Yan buru-buru menghampiri. “Aduh, jangan jat

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Special Chapter 2

    Lima tahun kemudian.Musim semi datang dengan warna-warna baru di Istana Timur. Di taman Paviliun Teratai, bunga-bunga peoni bermekaran, menebar harum lembut yang terbawa angin. Paviliun kecil dengan pilar merah dan ukiran naga tampak ramai oleh tawa dua anak kecil yang sedang duduk bersama di atas tikar sutra.“A-Ying, baca bagian ini, cepat! Guru bilang kita tidak boleh lupa,” suara jernih Putri Agung Anhe terdengar, penuh semangat.Di sampingnya, seorang bocah lelaki berwajah tenang dengan alis tebal seperti ayahnya, Pangeran Ying, Shen Yan, yang kini berusia lima tahun, menghela napas panjang, lalu menatap papan kayu kecil di tangannya. “Baik, aku baca …, ‘Ren zhe ai ren, you zhe jing ren …’”Anhe terkikik, menepuk tangannya. “Bagus! Tapi nadamu salah. Ulangi, ulangi!”“Kakak Anhe, aku sudah membacanya dengan benar!” protes Shen Yan, wajahnya cemberut namun pipinya merah.Mereka berdua kemudian saling pandang, lalu meledak dalam tawa polos. Di sekitar mereka, dayang-dayang tersen

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Special Chapter 1

    Berbulan-bulan tinggal di Istana Timur, nyatanya, Xue Ningyan dengan cepat terbiasa dengan kesehariannya. Shen Yan hampir setiap hari bersamanya, Xiao Ci adalah pengasuh Shen Yan secara resmi yang ditunjuk oleh Baginda Kaisar sendiri. Tampaknya, pria nomor satu di Dinasti Xia itu sudah benar-benar mengakui Shen Yan sebagai cucunya. Tapi, dia sama sekali tidak pernah mengunjungi Shen Qi atau memanggilnya ke istananya sejak hari penobatan itu. Dari kabar yang didengar Xue Ningyan dari Permaisuri Yitian, tampaknya Baginda Kaisar sedang tidak sehat. Dan semua pekerjaan istana sudah dilimpahkan pada Putra Mahkota dan Kanselir sebagai pembimbing utama. Setiap hari selama beberapa bulan belakangan, Shen Qi memang sering mengurung diri di ruang baca, dan hanya keluar saat waktu makan saja. Xue Ningyan merasa lega, Shen Qi benar-benar melakukan tugasnya dengan baik sebagai Putra Mahkota. Dan kerinduannya setiap harinya, semakin menumpuk karena waktu untuk bertemu, tentu saja menjadi sa

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 273 : Akhir yang Bahagia ~TAMAT~

    Hari itu, matahari bersinar cerah di atas Ibukota. Angin musim semi berembus lembut, seakan ikut merayakan dimulainya kehidupan baru bagi keluarga kecil Shen Qi.Setelah penobatan resmi, Baginda Kaisar menganugerahkan sebuah istana khusus untuknya, Istana Timur, kediaman yang sejak lama hanya diperuntukkan bagi Putra Mahkota. Bangunannya megah, berdiri di antara taman-taman penuh bunga yang ditata rapi, dengan kolam jernih di sisi barat, dan aula besar berlapis ukiran emas.Xue Ningyan terpaku ketika pertama kali memasuki gerbang utama bersama Shen Qi dan putra kecil mereka. “Astaga …,” lirihnya, matanya membesar menatap pilar-pilar tinggi yang dicat merah menyala. “Ini …, lebih besar dari seluruh kediaman kita dulu.”Shen Qi hanya tersenyum tipis. “Kau akan terbiasa.”“Terbiasa?!” Xue Ningyan hampir tersedak. “Butuh berapa tahun untuk terbiasa hidup di tempat sebesar ini? Kalau aku berjalan dari kamar ke taman, bisa-bisa Shen Yan sudah besar sebelum aku sampai!”Xiao Ci, pelayan pri

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 272 ; Eksekusi

    Tiga hari kemudian.Langit ibu kota diselimuti awan kelabu. Udara dingin menusuk, tapi di alun-alun utama, ribuan rakyat sudah berkumpul. Mereka berdiri rapat, menunggu peristiwa besar yang hanya sekali dalam seumur hidup bisa mereka saksikan.Bukan pesta.Bukan perayaan.Tapi eksekusi seorang Pangeran Kekaisaran.Wang Yuxuan, yang masih menyandang gelar Pangeran Pertama, akan dihukum penggal karena berani menodai nama keluarga kekaisaran dengan pemberontakan di malam tahun baru. Baginda Kaisar tidak mencabut gelarnya, justru sengaja membiarkannya terbawa sampai tiang eksekusi, sebagai pelajaran pahit bagi semua pihak, bahwa seorang Pangeran pun tak akan lolos dari titah mutlak jika bersalah.***Di panggung eksekusi, para pengawal kekaisaran berbaris rapi, tombak mereka tegak lurus. Genderang bertalu perlahan, menambah ketegangan yang menggantung di udara. Rakyat berdesakan, beberapa menutup mulut, sebagian lagi berbisik tanpa henti.“Seorang pangeran …, dihukum di depan umum.”“Ini

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 271 : Keheningan

    Istana Dinasti Xia akhirnya jatuh dalam keheningan. Setelah malam penuh darah dan teriakan, yang tersisa hanyalah jejak abu di udara. Para pejabat telah kembali ke kediaman masing-masing, membawa wajah pucat dan pikiran kacau. Semua orang tahu, sejarah baru saja bergeser, dan tidak ada seorang pun yang bisa menutupinya lagi. Wang Yuxuan sudah tidak lebih dari tawanan. Para pengawalnya dibubarkan, pasukannya dihancurkan. Yang tersisa hanyalah titah Baginda Kaisar sebelum pingsan, hukuman penggal tiga hari lagi, dan pengangkatan resmi Wang Ye sebagai Putra Mahkota. Meski sempat menolak, Shen Qi menerima nama itu dan gelar yang akan dianugerahkan padanya. Suasana yang mencekam itu kini berbalik menjadi keheningan yang asing. Para pelayan berjalan dengan langkah hati-hati, seolah takut suara langkah mereka membangunkan naga yang tidur. Angin malam mengusap dinding istana, membawa dingin yang menusuk tulang, namun di dalam kediaman Shen Qi di Kediaman Keluarga Shen, hangat ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status