Share

BAB 59 : MENDESAK MINAH

Author: Langit Parama
last update Last Updated: 2025-07-01 16:04:28

Begitu tiba di depan penthouse milik Daryan, Ajeng berhenti lalu menatap panel sandi di samping pintu. Ia menatap tajam angka-angka digital itu lalu mendengus.

“Tante ga tahu passwordnya,” gumamnya kesal.

“Bukannya dulu tante tahu kodenya?” Tanya Bella dengan nada sedikit menyindir.

Ajeng tidak menjawab. Ia menggigit bibirnya, mencoba berfikir sebelum menjawab, “Apa perlu panggil manajemen apartemen saja untuk membuka pintu?”

“Boleh juga, tan. Tapi kalau semisalkan stafnya hubungin ke Daryan dulu gimana?” Tanya Bella sambil mengedikkan bahunya.

Belum sempat Ajeng membuka suara, lift terbuka dan keluarlah Minah dari sana. Senyumnya langsung mengembang, ia punya ide sekarang.

Melihat raut wajah Ajeng yang sepemikiran dengannya, Bella langsung tersenyum lebar.

“Nyonya Ajeng?” Sapa Minah dengan sikap ramah, “Nyonya ada keperluan apa datang ke sini? Tuan Daryan dan Non Savana lagi ga ada di penthouse, mereka sedang ke rumah sakit karena hari ini ibunya non Savana mau operasi.”

“Oh
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 132 : COUPLE-AN

    Savana duduk bersila di sofa, senyumnya sudah berbunga-bunga. Di meja, ada kue tart berukuran sedang dan bertuliskan 'Selamat Ulang Tahun Mama, dari anak kesayangan!' dengan lilin yang baru saja ditiup. Hana duduk di sebelahnya, masih memegangi buket bunga yang tadi diberikan Savana. Matanya masih merah karena haru, tapi senyumnya tak pudar. Daryan duduk bersandar di sandaran sofa, sambil memperhatikan sang istri yang tengah memotong kue tart di hadapannya. Savana memotong sepotong kecil cake dan menyuapkannya ke Hana. “Harus mama yang makan duluan. Yang ulang tahun kan mama, tapi yang paling heboh anak mama.” Ia terkikik geli setelahnya. Hana tertawa sambil menerima suapan. “Enak banget. Kamu yang buat sendiri?” Savana menggeleng. “Pesen di bakery langganan aku. Tapi hiasannya aku request khusus buat mama.” Hana mengusap lembut rambut Savana. “Terima kasih ya, Nak. Bukan cuma kuenya, tapi kehadiran kamu di hidup mama juga hadiah ulang tahun terbaik. Apalagi ada calon cucu.” Da

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 131 : MERAYAKAN ULTAH HANA

    Lampu kamar diredupkan. Savana sudah tertidur pulas di samping Daryan, wajahnya tenang, satu tangannya diletakkan di atas perutnya yang masih datar. Napasnya teratur. Daryan menyandarkan punggung ke kepala ranjang, masih terjaga. Ponsel di tangannya menampilkan halaman toko online—ia sedang serius memilih sesuatu sebagai hadiah. “Kalung berlian atau jam tangan klasik ya? Atau bunga segar ditambah surat tulisan tangan?” Ia bergumam pelan, lalu menyimpan salah satu gambar hadiah ke favorit. Matanya sempat melirik ke Savana. Ia tersenyum tipis. “Hadiah buat mama mertua karena udah melahirkan bidadari cantik dan sebaik kamu untuk aku.” Tiba-tiba, Savana menggeliat pelan. Ia memutar badan, masih setengah sadar, dan merangkul pinggang Daryan dari samping. “Engh ... Mas ....” lenguhnya samar, suara mengantuk. Daryan refleks mematikan layar ponsel dan menaruhnya di meja nakas. Ia cepat-cepat membalas pelukan Savana, tangannya membelai rambut panjangnya lembut. “Iya, Sayang. Aku di sin

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 130 : NGIDAM?

    Hujan turun tipis di luar jendela penthouse, membuat suasana malam terasa semakin hangat. Savana sedang duduk di sofa, membetulkan bantal-bantal sambil memainkan remote TV, meski pikirannya tak fokus ke layar. Daryan muncul dari dapur membawa segelas susu hangat. “Minum dulu, sayang,” ucapnya lembut seraya mengulurkannya pada sang istri. Savana tersenyum dan menerimanya. “Terima kasih.” Daryan duduk di sampingnya, satu tangan melingkari bahu Savana. Tatapannya tak lepas dari wajah sang istri. “Kamu udah mulai ngidam belum?” tanyanya serius. Savana mengerutkan dahi. “Ngidam?” “Iya. Mau makan apa? Yang aneh-aneh juga gak apa-apa, bilang aja. Kalau kamu mau buah jam dua pagi pun aku siap cari.” Savana terkekeh pelan. “Mana ada ngidam, mas. Baru juga ketahuan hamilnya tadi siang." "Ya gak harus gitu, sayang. Intinya kamu hamil, dan biasa perempuan hamil pasti ngidam. Aku serius, kamu lagi pengen apa?" Tangannya terangkat menyelipkan rambut sang istri ke belakang telinga "Belum s

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 129 : HAMIL

    Langkah Daryan bergema di koridor rumah sakit. Wajahnya tegang. Sesekali ia mengusap tengkuknya sendiri, napasnya terengah. Begitu melihat Minah berdiri di depan ruang periksa, ia langsung menghampiri. "Minah, istri saya di dalam?" Minah mengangguk cepat. "Iya, Tuan. Non Savana hanya ingin memastikan keadaannya. Maaf karena saya bawa Non Savana gak bilang-bilang dulu." Ia menunduk dalam, namun Daryan tak merespon. Tanpa menunggu lebih lama, Daryan membuka pintu dan mendapati Savana duduk di ranjang pasien, masih dengan pakaian saat terakhir dia lihat. Wajahnya terlihat sedikit pucat tapi tersenyum kecil saat melihat suaminya. "Mas …." ucap Savana pelan. "Kamu gila, ya?" suara Daryan nyaris gemetar, bukan karena marah, tapi karena takut. "Kenapa pergi tanpa bilang? Aku panik. Aku pikir kamu kenapa-kenapa!" Savana tidak menjawab. Ia hanya mengulurkan tangannya pelan. Daryan mendekat. Dengan lembut, Savana menarik tangannya, membiarkannya duduk di pinggir ranjang. "Maaf, aku gak b

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 128 : MASUK RS

    “Jadi ... Mama gak apa-apa?” suara Daryan pelan, tapi dingin. Pria itu diam sejenak, dadanya naik turun menahan emosi. Matanya menatap ibunya tanpa berkedip. Ajeng mengangkat alis, memasang raut tak bersalah. “Tentu tidak. Mama hanya butuh dicek sedikit, jaga-jaga usia. Lagipula, kamu kan sudah terlalu sibuk menjaga istrimu sampai lupa siapa yang melahirkan kamu.” Bella tertawa kecil, menambahkan, “Daryan jadi lebih romantis sekarang, Tante. Aku lihat sendiri waktu di mall. Kayak anak kecil yang punya mainan baru.” Daryan menatap tajam ke arah Bella, membuat wanita itu langsung mengarahkan tatapan ke arah lain, menghindari mata Daryan. “Mama sengaja manggil dokter ke sini buat mancing aku datang?” tanya Daryan datar, menahan kekesalan yang mulai menusuk di dada. Ajeng tak menjawab langsung. Ia hanya menyeruput tehnya, lalu menaruh cangkirnya kembali ke meja kaca. “Aku ibumu, Daryan. Wajar dong kalau ingin diperhatikan.” Daryan mengepalkan tangannya. “Mama tahu, istri aku lagi

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 127 : SAVANA MUAL

    Begitu pintu penthouse tertutup di belakang mereka, Savana langsung melangkah pelan menuju ruang tengah. Tangannya menekan perut, ekspresinya berubah. Daryan yang baru saja menggantung kunci mobil langsung memperhatikan gerak-gerik istrinya. “Kenapa?” tanyanya cepat, berjalan mendekat. Savana menelan ludah, lalu mengusap tenggorokannya. “Perut aku rasanya nggak enak, Mas. Tenggorokan juga kayak … aneh gitu.” “Gak enak kenapa?” Daryan menggenggam lengannya pelan, mencoba menenangkan. “Gak tahu. Kayak mual dan … perih dikit,” ujar Savana dengan nada tak nyaman. “Kamu udah makan siang belum di sana tadi?” tanya Daryan serius. “Udah, mas.” Daryan baru saja hendak menyentuh bahu Savana, tapi wanita itu buru-buru menyerahkan totebag ke tangan suaminya. “Aku ke kamar dulu,” gumamnya cepat, lalu berlari ke arah kamar. “Sayang?” panggil Daryan, tapi Savana tak menjawab. Beberapa detik kemudian terdengar suara keras dari dalam kamar mandi. Daryan langsung menyusul, membuka pintu dan me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status