Beranda / Romansa / Dituduh Mandul / Wanita Penggoda Suami Orang

Share

Dituduh Mandul
Dituduh Mandul
Penulis: Aleena Marsainta Sunting

Wanita Penggoda Suami Orang

last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-02 16:47:03

Sore ini aku berdandan nggak seperti biasanya. Ada hal yang harus aku lakukan untuk merayakan dua tahun pernikahanku.

“Ahh, Mas hmm enak Mas ahh terus Mas … disitu enak banget, Mas!”

Suara desahan dari seorang wanita, dia sedang menikmati luapan emosi saat seorang laki-laki membuka kakinya lebar dan kepalanya sedang mengaduk-aduk belahan bibir bawahnya yang sudah merekah, basah, ber len dir juga licin.

“Ah Rania, kenapa ini begitu enak, kamu benar-benar yang paling hot dan terbaik,” puja puji laki-laki itu diberikan agar gelora mereka semakin tinggi dan membara.

“Umm Ah Mas juga sangat pintar memanjakan aku, ah Mas … aku udah nggak tahan, masukin sekarang aja Mas,” suara wanita itu semakin manja— benar-benar membuat buluk kuduk meremang, siapapun yang mendengarnya.

“Dasar wanita penggoda suami orang, kamu benar-benar nakal,” si laki-laki juga sepertinya sudah terlena dan sudah nggak akan mundur lagi dengan tindakannya.

“Emm ahh ahh siapa suruh pedang kamu begitu enak Mas, aku sekali coba malah ketagihan pengen berkali-kali, ahh umm, Mbak Amel pasti sangat seneng banget setiap hari mendapatkan ini dari kamu ya Mas, ah umm, Mas lebih kencang Mas ahh aku pengen lebih kencang dan dalam lagi, Mas …,” suara wanita itu makin serak dengan semua gelora berbahaya, dia benar-benar menikmati pedang pusaka milik suami orang.

“Itu kamu juga enak banget Rania aagh si Amel mana bisa kasih service seperti kamu, dia mah lewat nggak ada apa-apa nya. Pokoknya, aku lebih berselera bersama dengan kamu ketimbang dia. Apalagi setelah aku tahu kenyataan itu, huh ahh sia-sia saja selama ini aku usaha, ternyata dia wanita yang nggak ada isinya,” keluh laki-laki itu sambil dia membalikkan tubuh wanita itu lalu memompanya makin kencang dari belakang.

“Ah ah Mas bisa aja ngerayu aku ump Maaas Ah terus Mas ahh aku mau keluar Mas UMM ahhh!” wanita tadi makin menggeliat saat pedang pusaka laki-laki itu dipercepat dan sama–sama ingin mengeluarkan cairan mereka.

“Ahh Rania kamu memang sangat hebat ah umm kamu benar benar bisa memuaskan aku aah aku juga mau keluar, Ran,” laki-laki itu makin memompa lebih dalam hingga mereka benar benar sudah berada pada titik langit ke tujuh.

Surga dunia yang nggak mungkin ditolak siapapun. Titik kenikmatan yang nggak mungkin mereka ragukan dan hindari. Mereka benar benar mengeluarkan suara-suara yang bergelora. Kamar itu seolah menjadi saksi kenikmatan gairah mereka.

Tanpa mereka sadari, sepasang mata membeku menatap adegan panas tersebut. Bukan hanya wajahnya yang panas, hatinya pun ikutan terbakar.

Aku baru saja pulang dari membeli kue. Aku ingat, hari ini adalah hari perayaan pernikahan kami yang kedua. Mas Yuda memintaku keluar rumah dan jangan pulang ke rumah sebelum jam 9 malam.

Aku nggak tahu apa yang Mas Yuda rencanakan, tapi pastinya aku memang mengharapkan sesuatu yang bahagia juga spesial untuk perayaan pernikahan kami.

Di Luar cuaca sedang tak bersahabat. Bahkan sejak sore tadi langit sudah mulai gelap dan rintikan air hujan mulai membasahi bumi. Aku tetap keluar rumah sejak sore karena Mas Yuda yang meminta dan berpesan seperti itu.

Aku yakin, Mas Yuda sedang mempersiapkan kejutan untukku. Kejutan yang benar-benar aku harapkan, nggak lain dan bukan adalah hari dimana yang selalu aku tunggu ketika Mas Yuda lebih memanjakan diriku.

Mas Yuda belakang ini sering sekali sibuk dan keluar rumah padahal itu hari liburnya bekerja. Aku nggak punya alasan menahan Mas Yuda karena setiap kali aku tanya dia selalu bilang ada urusan kantor yang mendesak. Tentu saja aku percaya, karena dia adalah suamiku yang nggak pernah berbohong.

Meski dingin menyapu seluruh kulitku dan rintikan hujan sampai membuat bajuku basah, aku tetap nggak peduli karena aku membayangkan saat pulang nanti Mas Yuda akan memeluk tubuhku dengan erat. Harapan itu adalah pemicu agar aku bisa menghilangkan rasa dingin yang menjalar di seluruh tubuhku.

Aku nggak percaya dengan apa yang aku lihat. Mas Yuda sepertinya baru saja selesai dengan adegan panas mereka dan tubuhnya masih terlihat penuh dengan keringat. Wajahnya bahkan biasa saja saat melihatku di hadapannya.

Hingga kue yang ada di kedua tanganku, yang sudah dibuka dari boxnya begitu saja terjatuh di lantai.

“Oh, rupanya kamu sudah pulang, Amel!” kata Mas Yuda, wajahnya bahkan nggak menunjukkan rasa bersalah padaku. Sepertinya, itu memang benar-benar sudah direncanakan.

“Apa maksudnya ini, Mas? Ke-–Kenapa kamu dengan Rania ada di ranjang kita?” tentu saja aku mengenal siapa wanita yang sedang bertelanjang bulat di samping tubuh suamiku dan duduk di tepi ranjang sambil membenahi rambutnya yang masih basah karena keringat pertempuran nya tadi.

Mungkin itu adalah pertanyaan bodoh, jelas sekali aku tahu kalau suamiku sedang ena ena dengan anak dari teman ibu mertuaku. Aku mengenal Rania, dia pernah datang pada arisan keluarga beberapa bulan lalu. Aku nggak pernah menyangka kalau hari seperti ini akan terjadi pada diriku.

Layaknya seperti sinetron unggulan televisi yang tayang istri yang teraniaya oleh anak arisan teman ibu mertuaku.

Mas Yuda tiba-tiba saja mendekat dan satu tamparan keras langsung menyapa pipiku. Aku nggak tahu kenapa Mas Yuda menamparku.

“A–ada apa Mas? Apa salahku?” suaraku bergetar dan leherku tercekik saking kagetnya. Harusnya aku yang marah, kenapa ini malah Mas Yuda.

Apa yang sebenarnya terjadi? Apa ini kejutan yang mas Yuda rencanakan untukku?

“Pikir saja pakai otakmu, Amel? Apa yang kamu lakukan? Hah! Kamu benar-benar menikmati waktu yang aku berikan dengan laki-laki itu kan?” tudung mas Yuda membuat tubuhku bergetar.

Aku bingung dengan apa yang diucapkan Mas Yuda. Kenapa dia mengatakan hal seperti itu?

“Aku? Aku kenapa, Mas? Memangnya aku kenapa?” Mas Yuda nggak menjawab, dia hanya berjalan ke dekat ranjang kami dan kembali dia melemparkan sesuatu ke wajahku.

Aku semakin bingung? Aku merasa nggak melakukan satu kesalahan dan aku yakin pagi tadi kami masih baik baik saja. Apa yang sebenarnya terjadi?

Aku melihat beberapa lembar foto yang berserakan dekat kakiku. Aku berjongkok dan memungutnya. Melihat apa yang berada dalam foto tersebut.

Mataku membulat nggak percaya dengan apa yang ada di dalam foto tersebut. Aku berada di dalam foto tersebut dalam kondisi nggak mengenakan pakaian dan dalam dekapan seorang laki-laki. Aku sendiri bahkan nggak sadar kalau pernah ada kejadian seperti itu.

“Seharusnya kamu sudah tahu dong kenapa aku bersikap seperti ini. Ibarat kata, mata dibayar dengan mata dan kamu selingkuh dengan laki-laki lain, aku nggak salah dong kalau aku juga bersama dengan wanita lain. Toh, kamu itu juga nggak bisa memberikan yang aku mau,” suara Mas Yuda lantang penuh dengan kemarahan. Sepertinya, dia benar-benar serius dengan ucapannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dituduh Mandul   Aku Hamil

    Mas Yuda juga terkejut saat mendengar aku hamil. Dia yakin 100% kalau laporan yang diberikan Rania itu asli, tapi sekarang sepertinya itu kebalikan. Dan Mas Yuda sudah berpikir pasti ada sesuatu hal yang dia nggak tahu. Jadi dia tetap akan melakukan tes ulang tentang kesuburan tubuhnya. Setelah dia yakin dan tahu lalu semua perbuatan Rania itu terbukti, mas Yuda pasti nggak akan memaafkan juga melepaskan Rania seumur hidupnya.“Apa kau bilang? Jangan main-main, Jimmy. Kau jangan membohongiku!” Zack mencengkraman lagi kerah jas putih milik Jimmy.“CK, CK, kapan memangnya aku pernah berbohong padamu. Aku katakan karena sudah sesuai dengan pemeriksaan!” tegas Jimmy.Zack berbalik dan menatap ku yang masih terbaring belum sadarkan diri. Namun, beberapa detik kemudian aku membuka mataku perlahan. Melihat sekeliling dipenuhi orang sedikit membuatku terkejut. Bagaimana tidak, dulu saat aku menikah dengan mas Yuda ketika aku sakit pun sudah kadang nggak peduli. Dia hanya menyuruhku meminu

  • Dituduh Mandul   Pacar Asli

    “Apa lagi sih, Mas? Kamu lagi ngomong apaan sih? Aku gak ngerti!” benar-benar sudah muka tembok super si Rania itu.Dia bahkan gak pernah mengira kalau mama Erlita dan mas Yuda sudah menyaksikan pertunjukkannya tadi.“Sudah gak usah berbohong lagi, Rania. Kamu benar-benar membuatku kecewa!” decak mas Yuda bekacak pinggang dan menepis tangannya yang ingin mendekat.“Mama gak nyangka. Kamu benar-benar tega melakukan itu, Rania. Selama ini Mama percaya sama kamu. Lalu apa ini balasannya?” Mama Erlita menimpali dan gak ingin kalah. Dia benar-benar muak dengan sandiwara yang sudah dilakukan Rania.“Mama, Mas Yuda, kalian kenapa? Kalian jangan sampai terjebak dan tertipu omongan. Rania sayang banget sama Mama, Mas Yuda, mana mungkin Rania membohongi kalian?” ucap Rania lagi, dia maju mendekati Mama Erlita.Berharap masih ada sedikit cara untuk memperbaiki situasi.“Diam Rania, kamu benar-benar ya, Mama gak pernah sangka ternyata ini sifat asli kamu. Kamu wanita munafik yang pernah Mama kena

  • Dituduh Mandul   Seru dan Menantang

    Leticia segera menghubungi tuannya. Dia gak ingin menjadi sasaran. Karena kemarin kena tumpah air saja sudah membuatnya patah tulang apalagi ini aku pingsan dan mengeluarkan darah.“Tuan, Nyonya Amel dibawa ke rumah sakit oleh …,” belum sempat Leticia menjelaskan, “kau bawa dia ke tempat Jimmy?” mendengar pertanyaan tuannya Leticia terdiam sesaat.“Sepertinya … saya akan segera menghubungi tuan,” Leticia segera menutup telepon dan berlari mengejar Kenzo juga Lexi yang sudah keluar.“Bagaimana ini, Yuda? Wanita sial itu gak apa-apa kan? Mama sedikit takut, sepertinya ancaman laki-laki itu gak main-main. Dasar wanita murahan, dia benar-benar wanita penggoda. Setelah bercerai denganmu, berapa banyak laki-laki yang berhubungan dengannya!” Mama Erlita masih saja mengumpatku. Dia benar-benar gak merasa bersalah sama sekali.Mas Yuda terlihat berpikir. Dia gak menggubris ucapannya mamanya.“Ma, apa mungkin apa yang dia ucapkan benar? Mungkinkah Rania?” hati mas Yuda sekarang sedang merayu.

  • Dituduh Mandul   Tak Sadarkan Diri

    Aku berbalik badan dan gak ingin mendengar. Itu memang bukan urusanku. Aku gak mau tahu dan ikut campur.“Dengarkan aku dulu!” Kenzo ingin memegang tanganku, tapi aku menghindar.Lexi sampai geleng-geleng kepala. Dia merasa temannya sudah benar-benar gila karena seorang wanita. Bahkan yang gak pernah dilakukan sekarang sepertinya dia sudah seperti laki-laki pebinor yang mengejar seorang wanita bersuami.Aku menggeleng.“Kali ini saja, sungguh. Aku mohon. Aku tidak berniat jahat denganmu. Aku hanya ingin kenal dan dekat denganmu!” ucapan yang gak masuk akal buatku. Dia tahu, aku sudah menikah, tapi masih nekat melakukannya.“Aku hanya ingin kamu tahu kebenarannya. Dia, wanita yang kemarin itu, dia hamil, tapi bukan anak dari mantan suamimu itu!” cetusnya. “Oww!” reaksiku mungkin membuatnya bingung.“Aku melihatnya sendiri, tadi, dia sedang bersama laki-laki lain di bar …,” Kenzo menyebutkan nama bar itu, tapi aku hanya manggut-manggut. Benar-benar gak mau peduli apapun yang terjadi de

  • Dituduh Mandul   Bukan Gosip

    “Kenapa melamun?”Siang ini Lexi berada di kantor Kenzo. Dia melihatnya hanya berdiri di jendela seolah memikirkan sesuatu. Sejak pertemuannya semalam denganku, Kenzo jadi lebih pendiam.“Kau sudah menghubungi papamu?” Kenzo masih diam, “atau dia sudah menyetujui kesepakatan?” Kenzo hanya memutar tubuhnya dan kembali ke dalam.“Apa kau benar—benar menyukainya? Hah! Ini membuatku gila. Kau ditanya tidak menjawabku dan berekspresi yang benar? Ada apa sebenarnya!” rasanya sekarang Lexi ingin meninju wajahnya karena kesal.“Kita pergi kesana!” Kenzo berbicara dan bersiap keluar pintu ruangannya.“Tunggu, kemana? Maksudmu, ke restorannya lagi? Kau gila! Dia itu sudah bersuami dan kau tahu siapa dia. Jangan buat masalah. Aku yakin, dia tidak akan mungkin tinggal diam!” Lexi menarik tangannya mencegahku dia berbuat yang gak-gak.Kenzo menepis tangannya dan tetap melangkah keluar dari ruangan kerjanya.“Tidak masuk akal. Dia gila karena satu wanita yang sudah bersuami. Aku tidak habis pikir

  • Dituduh Mandul   Gak Boleh Masuk Kamar

    Zack terlihat puas dengan kejadian tadi. Dia bahkan gak menyangka kalau aku bersikap manja seperti tadi.“Kamu masih marah, Zack?” aku meliriknya karena ekspresi sekarang sedikit berbeda.“Kau ingin aku marah?” aku menggeleng, “kamu benar-benar mengenal orang tadi?” aku malah bertanya balik.“Kau tertarik padanya?” picingan kuat sudah terlihat Dimata Zack.“Aku sudah punya suami, untuk apa memikirkan atau melirik laki-laki lain. Memangnya kamu bersedi– aw! Zack sakit!” aku kembali protes, dia mencubit pinggangku.“Aku benar-benar gak mengenalnya, sungguh, Zack. Meskipun dia tadi berbicara seperti itu, aku hanya baru bertemu dengannya tiga kali,” kataku jujur, Zack malah menautkan keningnya.“Jangan marah dulu, pertama saat aku mau ikut ke tempat pertemuan dan menunggumu. Kedua tadi di toko dan ketiga tadi!” aku hanya bisa bilang itu saja, gak ingin mengatakan hal yang lebih.Yang terpenting Zack tahu dan aku memang gak berbohong.“Kenapa kamu diam? Kamu gak percaya denganku? Sungguh,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status