Share

Bab 648

Penulis: Hazel
"Ya, Pak Bima. Bukannya dia muridmu? Kenapa kamu malah bilang gurumu?" Para pemuda yang mengikuti Aaris pun bertanya dengan kebingungan, apalagi saat melihat Bima marah besar.

"Tirta memang guruku! Berani sekali kalian ingin mematahkan kakinya di hadapanku! Keterlaluan!" Bima mendengus dan melayangkan tamparan ke wajah Aaris beberapa kali lagi. Aaris tidak bisa melawan sedikit pun.

Kemudian, Bima menarik beberapa pemuda yang mengikuti Aaris. Mereka dihujani pukulan bertubi-tubi.

Sebelum Aaris dan lainnya tersadar dari keterkejutan, Bima menatap Aaris dan membentak, "Kamu bilang mau panggil kakekmu kemari, 'kan? Panggil saja! Aku bukan siapa-siapa, tapi aku nggak bakal membiarkan orang menghina guruku! Aku mau lihat gimana kakekmu bakal menyikapi masalah ini!"

Ketika melihat sikap Bima yang angkuh, Aaris sangat murka. Dia memegang wajahnya yang bengkak sambil menunjuk Tirta dan Bima. "Oke, kalian tunggu saja! Kalian tunggu di sini!"

Saat ini, ada banyak tamu yang berdatangan. Keributan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1543

    "Bu Henny, aku sudah tahu kondisimu. Aku yang suruh 2 orang berengsek ini datang untuk meminta maaf padamu. Tapi, kamu sendiri yang putuskan mau maafkan mereka atau nggak," ujar Tirta.Dilihat dari kondisi Henny, sudah jelas selama ini dia hidup menderita. Anaknya juga tampak kurus. Tirta merasa khawatir melihat kondisi Henny. Dia segera maju untuk memasukkan energi spiritual ke dalam tubuh Henny dan anaknya, jadi tubuh mereka bisa pulih."Minta maaf padaku ...," gumam Henny. Setelah mendengar ucapan Tirta, dia sangat emosional. Henny meluapkan semua penderitaan yang dialaminya selama ini. Dia juga hidup susah karena luntang-lantung di jalanan.Air mata Henny mengalir. Dia melihat Filda dan Ghiman yang pingsan di dekat sana. Henny terus menggeleng dan berkata dengan suara serak, "Pak Tirta ... nggak ... aku nggak mau maafkan mereka. Waktu itu ... mereka berdua ... ancam aku dengan nyawa anakku ... demi paksa aku cerai dan ... pergi tanpa membawa uang sepeser pun ...."Henny menambahkan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1542

    Filda lebih penakut. Melihat Ghiman merangkak, dia langsung menyetujuinya, "Jangan .... Tirta, jangan bunuh aku. Aku merangkak sekarang ...."Filda meniru gerakan Ghiman saat merangkak. Dia mengikuti Ghiman. Darah dari kedua kakinya yang putus menggenang di tanah.Namun, Tirta tidak merasa Filda kasihan. Filda pantas merasakan akibatnya. Tirta melihat Farida dan Arum yang berada di mobil, lalu berpesan, "Kak Farida, Kak Arum, kalian tidur dulu. Tunggu aku kembali."Tirta melafalkan mantra untuk memasang formasi perlindungan. Setelah selesai, dia baru mengikuti Filda dan Ghiman dengan tenang.Dalam waktu 10 menit, Ghiman dan Filda baru merangkak sejauh ratusan meter. Akan tetapi, telapak tangan mereka sudah berlumuran darah karena terus bergesekan dengan tanah. Mereka juga terus mengerang kesakitan.Dua puluh menit berlalu lagi, akhirnya Ghiman dan Filda merangkak sekitar 1.000 meter. Dari tempat ini, bisa terlihat pasar yang jaraknya ratusan meter.Hanya saja, sekarang lengan, dada, pe

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1541

    Mendengar ucapan Tirta, Filda merasa dia bagaikan penjahat yang divonis hukuman mati. Dia buru-buru memohon sembari menangis, "Nggak, aku bisa menemukannya. Aku tahu lokasi kakakku, aku pasti bisa menemukannya dan kakakku pasti akan memaafkanku."Filda meneruskan, "Tapi ... ponsel kakakku sudah kuhancurkan .... Aku nggak bisa menghubunginya .... Aku juga sudah kehilangan kakiku. Kamu harus bawa aku ke sana ....""Di mana kakakmu? Bilang saja, aku bisa bawa dia kemari. Selain itu, sekarang masih terlalu cepat untuk memastikan kakakmu akan memaafkanmu," lanjut Tirta.Tirta menegaskan, "Pokoknya ingat ucapanku. Kalau kakakmu memaafkanmu, kamu akan hidup. Kalau nggak, kamu pasti mati!"Saat bicara, Tirta melirik Ghiman sekilas dan berucap dengan dingin, "Kamu juga sama."Ghiman ketakutan setengah mati. Dia meminta ampun dengan ekspresi sedih, "Pak ... ampun. Aku tahu lokasi istriku. Setelah bercerai denganku, dia yang membawa anak nggak berani pulang ke rumah keluarganya.""Istriku bertaha

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1540

    Namun, saat Filda sedang kegirangan, tiba-tiba terdengar suara yang memekakkan telinga di belakang. Tirta menjentik jarinya, lalu pisau angin yang terbentuk dari 2 energi spiritual langsung memotong kedua kaki Filda dengan kekuatan dahsyat.Darah menyembur dan kaki Filda yang patah terpental. Kemudian, Filda yang kehilangan kedua kakinya jatuh ke tanah dan menjerit histeris."Sialan, apa pandanganku kabur?" gumam Ghiman. Dia melihat apa yang terjadi pada Filda. Ghiman yang ketakutan memelotot. Dia benar-benar kaget.Jantung Ghiman berdegup kencang, seolah-olah hampir copot. Tirta tidak ingin membunuh Ghiman. Sudah sepantasnya orang berengsek seperti ini hidup menderita. Itu adalah hukuman paling setimpal untuk Ghiman.Akan tetapi, Tirta tidak ingin masalah ini terekspos. Dia melirik Ghiman dengan dingin dan memperingatkan, "Apa yang kamu lihat? Kalau kamu berani membocorkannya, aku habisi kamu!"Saat ini, Ghiman merasakan ketakutan yang luar biasa saat bertatapan dengan Tirta lagi. Dia

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1539

    Di dalam kamar, Filda ketakutan setengah mati. Dia menutup telinganya dan menggeleng sambil menjerit, "Nggak mau ... aku nggak mau keluar! Tirta ... jangan kira kamu bisa berbuat semena-mena karena punya uang dan pandai bertarung. Kalau kamu berani menyakitiku, aku akan lapor polisi untuk menangkapmu!"Filda menambahkan, "Kakakku sendiri yang mau cerai, nggak ada hubungannya denganku! Sekarang aku ini bos toko bibit pohon buah. Cepat keluar dari toko kami! Pergi!"Dari tadi Filda sudah mengenali suara Tirta. Hanya saja, dia tidak berani keluar karena merasa bersalah. Filda terus bersembunyi di dalam kamar.Selain itu, Filda juga mendengar teriakan histeris Ghiman. Dia yang ketakutan pun tidak berani keluar. Filda takut Tirta melumpuhkannya.Tirta yang tahu jelas situasinya mencibir dan menanggapi, "Kamu kira aku percaya omonganmu? Biarpun kakakmu sendiri yang mau cerai, apa maksudmu merebut uang yang kuberikan pada kakakmu dan sengaja mengirim bibit pohon buah yang rusak kepadaku? Seha

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1538

    Buah zakar Ghiman yang hancur mengeluarkan cairan. Saat Tirta melancarkan serangan, dia juga menjentik jarinya. Dua berkas cahaya putih masuk ke dalam mobil sehingga membuat Farida dan Arum tertidur. Tirta tidak ingin mereka berdua ketakutan melihat tindakannya yang brutal selanjutnya.Ghiman berteriak, "Sialan ... buah zakarku .... Dasar berengsek! Kamu cari mati ya?"Setelah ditendang, Ghiman termenung sejenak. Dia tidak menyadari apa yang terjadi. Namun, saat rasa sakit yang menusuk menyebar dari bagian kemaluannya sampai ke sekujur tubuh, ekspresi Ghiman menjadi muram. Dia menahan rasa sakitnya dan hendak menyerang Tirta.Melihat tindakan Ghiman, Tirta mengangkat kaki dan menendang lutut Ghiman hingga hancur. Ghiman yang kesakitan tidak bisa berdiri. Dia langsung tumbang sambil memegang lututnya. Ghiman berkeringat dingin.Kemudian, Tirta baru bertanya kepada Ghiman, "Ghiman, kamu tahu alasan aku memukulmu?"Ghiman merasa malu dan juga kesal. Dia memegang kemaluan dan lututnya. Mat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status