Share

Bab 712

Author: Hazel
Tirta dan Irene kembali berkeliling di sekitar pusat perbelanjaan. Mereka memilih beberapa hadiah untuk Naura. Tirta juga memilihkan beberapa aksesori indah untuk Irene.

Setelah menerima hadiah, Irene baru merasa puas. Dia tidak lagi mengomel karena Tirta yang "tidak setia".

"Kak Irene, temani aku ke Farmasi Santika sebentar. Setelah itu, kita baru berangkat ke tempat Naura," ucap Tirta.

Tirta baru mengingat janjinya pada Shinta kemarin. Dia harus memberikan beberapa Pil Kecantikan untuknya hari ini. Tirta lantas membawa Irene ke Farmasi Santika.

"Oke, tapi tolong kasih tahu aku. Apa kamu ingin menggunakan Pil Kecantikan untuk merayu gadis cantik itu?" tanya Irene.

Irene duduk di kursi penumpang dan mengencangkan sabuk pengaman. Dia mengamati reaksi Tirta dengan mata menyipit.

"Kak Irene ada-ada saja. Mana mungkin begitu? Dia teman yang baru kukenal, masih anak kecil. Kamu akan tahu waktu melihatnya sendiri," ucap Tirta.

Tirta diam-diam menghela napas. Sepertinya sudah kodrat wanita un
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
hans
***** Lanjut
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1749

    "Apa?" tanya Prita. Dia merasa ada yang tidak beres. Namun, sebelum Prita tersadar, Tirta sudah membawa Shazana masuk ke kamar. Bahkan, Tirta juga mengunci pintu.Mendengar suara pintu kamar dibuka, Orion yang memandang ke luar jendela berbalik. Dia berseru dengan ekspresi terkejut, "Siapa? Kamu ... Shazana! Waktu 18 tahun sudah berlalu ... Shazana, kenapa kamu nggak berubah sedikit pun?""Orion, aku ... ini karena aku rajin melakukan perawatan. Kenapa? Kamu nggak suka ya? Apa kamu berharap aku menjadi wanita paruh baya yang wajahnya dipenuhi kerutan?" balas Shazana.Tentu saja Shazana tahu ini karena dia berkultivasi. Jadi, parasnya tidak berubah. Akan tetapi, dia lebih emosional dari Orion saat melihat Orion sangat kurus dan jauh berbeda dengan dulu. Shazana merasa sedih dan juga kasihan.Orion sangat senang. Dia buru-buru menghampiri mereka, lalu tertawa dan menimpali, "Tentu saja nggak. Shazana, Tirta, sini. Kebetulan beberapa hari ini aku memikirkan rencana bagus untuk membuat geb

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1748

    Alis Prita yang tipis berkerut. Dia berujar, "Keponakanku, kamu belum menjawab pertanyaanku tadi. Selain itu, dari mana kamu tahu formasi yang misterius itu?"Tirta sengaja membiarkan Prita penasaran. Dia menyahut, "Kalau ke depannya ada kesempatan, aku baru beri tahu kamu. Sekarang suasana hatiku buruk, aku nggak ingin bilang."Sebenarnya, Tirta berniat menukarnya dengan informasi yang berguna dari Prita. Sementara itu, Prita mencebik dan mengomentari, "Huh, ke depannya aku juga nggak ingin tanya lagi setelah suasana hatimu menjadi bagus."Selanjutnya, Tirta dan Shazana lanjut berbincang di sepanjang perjalanan. Prita juga nimbrung saat mendengar topik yang menarik. Namun, setiap kali Prita selalu disemprot Tirta hingga Prita memutar bola matanya.Hanya Marila yang menyembunyikan diri tidak berani bersuara. Bahkan dia bernapas dengan hati-hati. Sesungguhnya dia juga sangat tersiksa di sepanjang perjalanan. Setiap mobil melaju, berhenti, dan melewati polisi tidur, kemaluan Tirta yang b

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1747

    "Sekteku? Tirta, aku nggak bisa beri tahu kamu hal ini. Jangan tanya lagi ya?" sahut Shazana dengan ekspresi bimbang. Dia takut nanti Tirta akan mencari sektenya setelah tahu dirinya diam-diam pergi."Oke, aku nggak tanya lagi," balas Tirta. Dia mempunyai firasat masalah yang ditutupi Shazana pasti berhubungan dengan sekte ini.Tirta melirik Prita yang duduk di samping Shazana. Dia berencana mencari kesempatan untuk mengorek informasi dari Prita.Tiba-tiba, Tirta teringat masih ada 2 butir Pil Pembentukan Fondasi di dalam Cincin Penyimpanan. Dia bertanya, "Oh iya. Bu, sekarang kekuatanmu sudah mencapai tingkat pembentukan energi tahap kesembilan puncak, 'kan?"Shazana yang baru mengembuskan napas lega menjawab dengan ekspresi bingung, "Iya, Tirta. Kenapa kamu menanyakan hal ini?"Tirta membalas, "Nggak apa-apa, aku punya sebutir pil. Setelah menemui Ayah, kamu cari tempat yang tenang untuk memakan pil ini. Nanti kamu bisa memasuki tingkat pembentukan fondasi."Sambil bicara, Tirta meng

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1746

    Shazana yang bingung terus bertanya, "Ada apa dengan ayahmu? Kenapa dia dirawat di rumah sakit?"Sebenarnya Shazana tidak tahu dulu Altair yang mengutus orang untuk membunuh mereka. Dia juga tidak tahu ternyata Orion berbaring di rumah sakit selama 18 tahun."Bu, naik ke mobil dulu. Aku akan pelan-pelan jelaskan padamu di perjalanan," ucap Tirta. Dia menghela napas, lalu menggendong Marila yang menyembunyikan diri ke mobil.....Di sepanjang perjalanan, Tirta merasa tersiksa. Hal ini karena tempat duduk di bagian belakang hanya bisa muat 3 orang. Tirta menggendong Marila. Ditambah dengan Shazana, tentu saja tempat duduk di bagian belakang sudah penuh.Namun, Prita tidak tahu keberadaan Marila. Dia bersikeras ingin duduk bersama Shazana. Prita juga menolak saat Tirta memintanya duduk di kursi penumpang depan.Alhasil, Tirta hanya bisa meletakkan Marila di atas kakinya seperti sebelumnya. Setiap mobil sedikit berguncang, bokong Marila yang elastis akan bergerak. Tirta sangat menikmatinya

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1745

    Tirta melihat 2 wanita cantik perlahan menghampirinya. Wanita yang berbicara memang memakai penutup wajah, tetapi bagian matanya sedikit mirip dengan Tirta.Hati Tirta bergetar. Firasatnya mengatakan wanita ini adalah ibu kandungnya, Shazana. Tirta yang tidak bisa mengendalikan perasaannya berlinang air mata.Perhatian Marila juga teralih. Dia memelotot dan bergumam, "Seharusnya wanita ini ibunya Pak Tirta. Dia terlihat sangat menawan, seperti dewi dalam lukisan ...."Shazana tiba-tiba merasa sangat dekat dengan Tirta yang berdiri di hadapannya. Dia menahan perasaan kalutnya sembari bertanya, "Nak, kenapa ... kamu menangis? Siapa ... namamu?"Tirta menjawab dengan suara bergetar, "Bu, ini kediaman Keluarga Hadiraja. Bu, aku anakmu ... Tirta. Akhirnya kamu datang ...."Tirta meletakkan Marila yang menyembunyikan diri di sofa, lalu dia tidak bisa menahan kerinduannya lagi. Tirta menghambur ke pelukan Shazana.Shazana memelotot seraya menimpali, "Kamu ... Tirta? Benaran? Anakku ... kamu s

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1744

    Kedua bawahan Keluarga Hadiraja saling bertatapan, lalu salah satu dari mereka berbicara jujur, "Tapi, ada artis-artis wanita terkenal yang sering datang untuk menanyakan informasi tentang Pak Tirta. Sepertinya mereka tertarik pada Pak Tirta."Bahkan, kedua bawahan tampak iri pada Tirta. Sementara itu, Tirta tidak peduli dengan artis wanita terkenal yang tertarik padanya. Hanya saja, dia bingung setelah mendengar Shazana belum datang. Sebenarnya Shazana menaiki alat transportasi apa untuk datang ke ibu kota?Melihat Tirta mengernyit, Marila yang menyembunyikan tubuhnya berbisik di telinga Tirta, "Pak Tirta, jangan cemas. Aku temani kamu tunggu di sini. Mungkin ibumu baru sampai waktu pagi.""Oke, kita tunggu saja," timpal Tirta. Sekarang dia juga tidak menemukan cara lain lagi. Dia hanya bisa lanjut menunggu sambil menggendong Marila.Kedua bawahan Keluarga Hadiraja kebingungan melihat tindakan Tirta. Namun, Tirta tidak mengatakan apa pun. Jadi, mereka juga tidak berani bertanya karena

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status