Share

Bab 776

Penulis: Hazel
"Kak Aaris, bocah ini kelihatannya masih muda, kenapa kamu berlutut sama dia? Memangnya dia siapa ...?" Melihat Aaris berlutut dan memohon, hati Clara langsung mencelos dan muncul firasat buruk.

Bagaimanapun, Aaris adalah cucu Tabir. Kalaupun bertemu dengan kepala kepolisian, dia juga tidak perlu setakut itu! Jangan-jangan, pemuda ini adalah anak haram wali kota?

"Dasar bodoh, memangnya kamu ini buta ya? Yang berdiri di depanmu ini adalah Tirta sendiri! Kalau nggak, apa aku perlu berlutut sama dia? Tanya apanya lagi? Cepat berlutut dan minta maaf sama Tirta!"

Aaris marah besar, dia langsung berdiri untuk memaki Clara di hadapan Tirta. Clara menggunakan nama Tirta untuk mencoba mengintimidasi lawan, tanpa sadar bahwa dia telah menjatuhkan diri ke dalam jurang. Itu bukan cuma cari masalah sendiri, tapi juga penghinaan langsung terhadap Tirta.

Aaris yang menyadari hal ini, ingin sekali langsung mencekik Clara di tempat. "Apa-apaan ini? Jadi dia Tirta?!"

Mendengar ucapan Aaris, Clara benar
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1829

    Namun, ada juga penonton yang tidak yakin dengan kemampuan anggota pasukan khusus Negara Darsia. Mereka mengungkapkan pemikiran masing-masing."Mungkin saja, tapi kemungkinan mereka menang sangat kecil.""Bagaimanapun, Negara Darsia sudah kalah selama bertahun-tahun. Kalau mampu menang, mereka pasti sudah menang sejak awal. Nggak mungkin mereka kalah selama beberapa tahun berturut-turut.""Mungkin orang Negara Martim yang dipukul itu terlalu lemah."Hanya saja, sekarang mereka tidak pesimis seperti awalnya lagi. Mereka mulai merasa Negara Darsia mungkin bisa memenangkan kompetisi ini.Sementara itu, anggota pasukan khusus lain yang berwajah oriental berjalan ke arena dari pintu masuk. Mereka tertawa sinis dan berkomentar saat melihat anggota pasukan khusus Negara Darsia berendam."Tsk, tsk ... ternyata orang Negara Darsia makin terpuruk. Nyali mereka makin kecil!""Mereka bersembunyi di tong kayu dan cuma menunjukkan kepala mereka. Benar-benar mirip dengan kura-kura, penakut!""Selama

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1828

    Sekarang giliran anggota pasukan khusus Negara Darsia yang tertawa terbahak-bahak. Salah satu dari mereka menambahkan, "Benar, bersujud 10 kali dan panggil pelatih kami 'kakek' 3 kali! Mungkin pelatih kami akan keluar untuk bertemu dengan kalian!"....Di kursi penonton, Devika tiba-tiba tertawa hingga giginya yang putih terlihat. Dia menceletuk, "Cuma anggota yang kamu latih bisa bicara begini."Tirta yang penasaran memainkan rambut Devika sembari bertanya, "Bu Devika, kenapa kamu bicara begitu?"Devika melirik Tirta, lalu tertawa dan menjawab, "Karena omongan yang keluar dari mulut mereka sama hebatnya denganmu."Tirta tertawa licik dan menimpali, "Aku nggak tahu kemampuan mereka. Tapi, aku yakin mulutku memang hebat. Orang yang pernah merasakan kehebatan mulutku pasti puji aku.""Cih, bajingan mesum!" tegur Devika dengan wajah memerah. Dia tidak berani melihat Tirta.Sementara itu, Bella, Marila, dan Shinta yang mendengar perkataan Tirta kompak menunduk. Jantung mereka berdegup kenc

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1827

    Sudah jelas ini adalah kesempatan yang sangat bagus. Tirta menyuruh anggota pasukan khusus melakukan hal yang konyol di depan semua orang. Dia adalah pelaku yang mempermalukan Negara Darsia.Jika anggota pasukan khusus kalah dalam kompetisi, Gaurav pasti naik pitam dan memberi Tirta hukuman berat. Sementara itu, Bahera bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk bertindak sesuai rencananya.Tirta bisa menebak pemikiran Bahera. Dia mencebik dan menanggapi dengan sinis, "Tubuh mereka pasti panas setelah berendam. Bukannya itu sama saja dengan pemanasan? Apa anggota pasukan khusus kita harus meninju robot besi seperti orang Negara Martim? Bukannya itu tindakan orang bodoh?"Bahera menyipitkan matanya dan membalas, "Oke. Aku nggak ingin berdebat denganmu lagi. Lebih baik kita taruhan saja."Tirta melirik Bahera dan bertanya, "Taruhan apa?"Bahera menjawab dengan yakin, "Kita taruhan ... hasil kompetisi. Kalau anggota pasukan khusus Negara Darsia memenangkan posisi 3 besar dengan mengikuti caram

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1826

    Devika yang duduk di samping bertanya dengan ekspresi bingung, "Pria berengsek, tadi kamu bilang apa ... darah dari Leluhur Darah?"Shinta mengernyit. Dia teringat pernah melihat sebuah buku sewaktu bosan. Shinta menimpali, "Leluhur Darah ... aku pernah lihat di buku. Bukannya itu tokoh dari mitos Negara Martim? Kak Tirta, bagaimana kamu bisa tahu tubuh mereka disuntikkan darah dari Leluhur Darah?"Banyak orang di tempat ini. Tirta tidak ingin menjelaskan panjang lebar. Dia hanya menanggapi, "Ini ... aku juga dengar dari omongan orang lain. Mungkin juga nggak begitu akurat."Devika berkata, "Kamu tahu dari wanita Negara Martim yang meneleponmu malam itu ya? Nggak peduli akurat atau nggak. Aku harus suruh orang melakukan pemeriksaan darah ulang! Kalau ketahuan curang, mereka harus segera didepak dari kompetisi!"Devika berdiri dan hendak meninggalkan tempat duduknya. Tirta langsung menarik Devika kembali ke tempat duduk, lalu menenangkan, "Nggak usah, Bu Devika. Kalaupun curang, mereka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1825

    Tirta yang memperhatikan gerak-gerik Devika tertawa dan menjelaskan, "Bu Devika, kamu nggak tahu kekuatan mereka sangat luar biasa setelah berendam dengan air spiritual yang kubuat. Mereka sama sekali nggak perlu melakukan pemanasan."Tirta melanjutkan, "Hal yang perlu diperhatikan cuma satu, jangan sampai membunuh lawan. Yang lain nggak perlu diarahkan olehku. Aku cuma perlu temani kamu menyaksikan pertunjukan bagus."Devika yang penasaran bertanya, "Air spiritual yang kamu bilang itu apa? Apa memang begitu hebat?""Tentu saja. Kalau nggak percaya, kamu coba saja," sahut Tirta. Tiba-tiba, sebuah batu giok yang mengilap muncul di telapak tangannya. Dia seperti melakukan sulap.Batu giok itu sudah dipasang Formasi Integrasi Spiritual kecil. Di bagian tengahnya juga terdapat lubang."Bu Devika, apa kamu lihat air di dalam lubang ini? Ini air spiritual. Coba kamu jilat, nanti kamu tahu ada efeknya atau nggak," ucap Tirta.Saat bicara, Tirta juga tidak punya maksud lain. Namun, entah kenap

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1824

    Untung saja, Genta hanya marah sebentar. Namun, ini pemikiran Tirta. Tak lama lagi, Tirta hampir menanggung konsekuensi yang menyakitkan karena ucapannya ini.Satu jam kemudian, mereka masuk ke arena kompetisi. Arenanya sangat luas. Dilihat sekilas, sepertinya arena ini bisa muat 50 ribu orang.Terdapat tempat kosong yang luas di bagian tengah. Tampak sebuah platform yang tinggi di tengah tempat kosong. Itu adalah tempat para peserta kompetisi dari berbagai negara bertanding.Selain itu, terdapat sederet meja dan kursi yang terpisah di dekat platform. Delapan orang duduk di depan meja itu. Negara Darsia, Negara Martim, Negara Khalo, dan Negara Kawria mengutus masing-masing 2 orang. Semuanya adalah wasit yang dipilih khusus oleh berbagai negara.Namun, tidak ada wasit dari Negara Raigorou .... Kala ini, selain anggota pasukan khusus Negara Darsia yang sampai lebih awal dan sedang melakukan pemanasan, anggota pasukan khusus dari negara lain belum datang.Bahkan penonton yang datang menya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status