"Mas tunggu sebentar, aku mau ambil air dan sabun dulu, untuk bersihin badan mas." Zahira beranjak dari duduknya. Apakah karena Arion pasiennya sehingga ia selalu menuruti kemauan pria itu? Atau ada alasan lain. Selalu saja, ada rasa kasihan dan tidak tega setiap kali melihat wajah si pria. Dengan cepat Arion menganggukkan kepalanya. Hatinya sangat senang, akhirnya gadis itu tidak menolak keinginannya. Lagi-lagi dia selalu berpikir bagaimana untuk mendapatkan perhatian full dari dokter cantik yang sudah menyelamatkan nyawanya. Ia juga ingin memanfaatkan waktunya selama di sini, untuk bisa mendapatkan hati sang dokter. "Beby, jangan lupa sikat gigi dan juga odol aku tidak bisa bila tidak menyikat gigiku."Zahira hanya diam dan kemudian pergi meninggalkan kamar. Gadis itu kembali dengan membawa perlengkapan untuk membersihkan tubuh Arion dan juga sikap serta odol gigi. Arion tersenyum ketika Zahira mulai membersihkan tubuhnya yang terasa gerah. Dokter cantik itu hanya fokus membersi
"Dimana kamu, aku sudah mengambil ahli kekuasaan dari tangan David." Sebastian berkata sambil memandang layar komputer. Ditipu seperti ini sungguh membuat pria berusia 40 tahun itu murka. "Kondisiku masih belum stabil Paman, tolong handle perusahaan." Arion berkata dengan santainya. Keberadaan Sebastian di Indonesia dan mau membantu menghandle perusahaan, sungguh membuat Ario merasa lega. Begitu sangat sulit membujuk pamannya untuk mau kembali ke perusahaan. Ternyata kali ini pamannya menyerah dan mau membantunya. "Kirimkan alamatmu, aku akan datang ke sana." Mendengar perkataan keponakannya, membuat pria itu kesal."Tidak perlu paman, paman selesaikan saja masalah di kantor, paman tidak perlu mencemaskan aku." Arion tersenyum tipis. Berada di dekat Zahira, membuat suasana hatinya selalu senang. Pria itu bahkan tidak ingin terganggu oleh masalah apapun.Sebastian mengerutkan keningnya, apa alasan Arion tidak ingin memberi tahu keberadaannya. Pria itu tersenyum dengan memiringkan b
Wajah David semakin memucat saat mendengar ucapan wanita yang merupakan sekretaris Sebastian. "Ada apa?" tanyanya dengan terbata-bata."Saya juga tidak tahu pak," jawab si wanita.David berusaha menutupi rasa gugupnya. Pria itu menarik nafas panjang dan kemudian menghembuskannya secara perlahan-lahan. Setelah menetralkan detak jantungnya barulah dia beranjak dari duduknya dan mengikuti langkah wanita yang tadi memanggilnya. "Anda silakan masuk dan tunggu sebentar, pak Sebastian masih rapat," jelas si wanita.David menurut dan kemudian duduk di kursi yang ada di depan Sebastian. Dingin suhu udara di dalam ruangan, sudah tidak dirasakannya lagi. Keringat terus saja bercucuran di pelipis kening bahkan tubuhnya. Otaknya terus berfikir dengan apa yang harus dilakukannya. David duduk dengan gelisah sambil terus memijat keningnya. Ancaman yang diberikan oleh orang yang memerintahkannya, sangat mengerikan. Karena mereka mengancam keselamatan istri serta calon anaknya.Berulang kali David me
Zahira memeriksa luka di tubuh Arion. Dokter cantik itu tersenyum saat melihat luka yang sudah mengering dan tidak ada infeksi. "Mulai hari ini, mas sudah bisa mandi. Aku sudah menganti perban dengan perban anti air.""Tapi tangan ku masih sakit Baby." Pria itu meringis kesakitan saat telinganya di jewer Zahira dengan keras. "Auw Baby, ini sakit sekali." "Makanya, jangan kebanyakan modus dan mesum. Kapan mas pergi dari rumah aku. Aku gak mungkin selamanya menyimpan mas di sini." Zahira berkata dengan raut wajah serius. Gadis itu tidak bisa membayangkan jika seandainya ada yang mengetahui bahwa di rumahnya ada seorang laki-laki dan hal ini akan merusak reputasinya sebagai seorang dokter. Warga bisa saja langsung menikahkannya dengan Arion."Kondisiku masih belum stabil baby." Arion berkata seperti ini, karena memang memiliki alasan lain. Namun pria itu tidak mungkin mengatakan yang sesungguhnya, karena takut Aira akan ketakutan jika mengetahui hal tersebut. "Jangan banyak alasan Aku
Wajah David semakin memuncak saat melihat rekaman video istrinya. "Bagaimana, apa kau sudah melihat istri dan calon anak mu, sangat baikkan?" Pria itu tertawa puas.David semakin kesal saat pria itu tertawa. Jika tidak karena haus harta dan kekuasaan, hal buruk ini tidak akan pernah terjadi. "Jangan lukai istri dan calon anak ku." David memohon kepada pria tersebut.Bisa di katakan, inilah kelemahan terbesarnya sebagai laki-laki. Suami mana yang mampu melihat istri dan calon bayinya terluka bahkan harus meregang nyawa. "Aku akan lakukan seperti apa yang sudah aku katakan, jika kau buka mulut. Namun jika kau tutup mulut, hidup istrimu akan tetap terjaga. Dia akan tetap bisa menikmati hidup mewah dengan berbagai fasilitas mewah, meskipun Sebastian sudah menyita semua harta dan membekukan semua rekening mu dan rekening istrimu. Aku akan membiayai semua kebutuhannya bersama dengan calon anak mu. Ha... Ha... Ha.., "David diam dengan hati yang hancur. Bagaimana mungkin dia akan menyera
"Halo tuan," ucap pria di sebrang sana. "Lakukan seperti yang aku perintahkan," perintah Sebastian. "Baik tuan Bas," jawab pria itu. "Aku tidak ingin kau gagal dan dia lolos." "Saya jamin semuanya akan berjalan seperti yang tuan minta. Saya ingin memberitahu bahwa istri David sudah tidak ada di rumahnya.""Tidak apa, aku tidak butuh istrinya yang aku butuhkan dia," kata Sebastian. David akan sangat menyesal karena bermain-main dengan seorang Sebastian. "Baik tuan."Sebastian memutuskan sambungan telepon setelah memberikan perintah kepada orang suruhannya. Setelah itu Sebastian langsung menghubungi sekretaris pribadinya. Pria itu sangat kesal karena keponakannya memberikan pekerjaan yang begitu banyak untuknya. "Zia tolong datang ke ruanganku sekarang.""Baik pak." Sebastian memutuskan sambungan telepon dan menunggu sekretarisnya masuk ke dalam ruangan. "Ada apa pak?" tanya sekretaris Pram yang bernama Zianla. "Apa saya masih memiliki agenda yang penting?" tanya Sebastian."U
"Kamu mengejekku baby?" Arion bersikap seakan dirinya kesal. Namun pada kenyataannya, hatinya sangat senang melihat Zahira tertawa seperti ini. Entah seperti apa nanti hari-hari yang akan dijalanin ketika jauh dari gadis tersebut. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Arion takut kehilangan seorang gadis."Siapa yang mentertawakan mas," jawab Zahira dengan wajah tanpa dosa."Kalau tidak menertawakan, apa namanya?" Arion melipat tangannya dengan gaya marah.Zahira sangat gemas ketika melihat tingkah pria tersebut. "Itu bukan mengejek atau menertawakan, Aku hanya berbicara sesuai fakta," Kata Zahira yang kembali tertawa ngakak.Arion hanya diam memandang Zahira. Menatap wajah cantik sang dokter seperti ini membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Suasana hatinya sangat senang setiap kali berada di dekat gadis cantik tersebut."Baby apa aku boleh minta diperiksa?" tanya Arion dengan wajah serius."Apa yang sakit?" Zahira mendekat dan memangkas jarak antara mereka."Dadaku baby." Arion m
"Adik kecil jangan ngambek dong." Si pria kembali menahan pintu."Dokter Zahira nggak ada Om, jadi omnya pulang aja," usir Zahira."Om akan tunggu di dalam." Pria itu langsung menerobos masuk ke dalam rumah.Melihat apa yang dilakukan oleh pria itu membuat Zahira bingung dan juga marah. "Om mau apa?" "Om akan tunggu dokter Zahira di sini." Pria itu duduk di sofa ruang tamu, tanpa di suruh. "Untuk apa?" Zahira sudah kesal luar biasa. "Ada hal penting yang ingin Om bicarakan." Sebastian tersenyum. Dia tahu bahwa keponakannya sedang bersembunyi di belakang pintu. Namun memanggil dan berteriak-teriak ketika si tuan rumah tidak ada, itu tidak sopan namanya. Zahira diam dan membiarkan pintu rumahnya terbuka. Wajahnya memucat saat melihat Arion keluar dari dalam kamar. "Paman." Meskipun sedikit kesal melihat kedatangan pamannya, namun Arion tetap memilih untuk keluar karena tidak mungkin dia terus bersembunyi."Aku lihat kondisi mu tidak parah dan bahkan sangat baik, kenapa tidak mau pu