Share

PENYAMARAN LUNA

Sepuluh menit kemudian Anya pun menyusul karena Heru belum juga keluar.

"Mas, katanya buru-buru kok lama?"

"Dompet Mas nggak ada Sayang." Heru terus mencarinya.

"Jatuh di mobil kali Mas," Anya juga ikut mencari.

"Nggak mungkin Sayang."

"Tapi iya juga ya, kemarin kan kita belanja dompetnya masih ada. Ya sudah, nanti akan aku carikan Mas, kamu pergi aja nanti telat loh."

'Anya nggak mungkin mengambil dompet itu, kalau iya sikap Anya nggak mungkin seperti ini. Duh, gawat kalau Anya sampai menemukan dompet itu.' batin Heru.

"Mungkin benar katamu, jatuh di mobil. Nggak usah dicari ya, pasti jatuh di mobil."

Anya mengerutkan keningnya

"Sayang, dompet mas nggak mungkin hilang, pasti jatuh di mobil. Mas pergi dulu, nggak usah dicari pasti ada kok." Heru mengelus lembut pipi istrinya, tak lupa juga ia mencabut kunci lemarinya lalu bergegas pergi.

Anya hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya yang terbilang konyol.

"Masih saja kamu tidak mau mengaku Mas, aku sudah tahu semuanya.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status