Share

2. Mengasuh Bayi

Aku dihukum untuk mengasuh bayi laki-laki dari dosen baru, karena ketahuan tidur dan belum mengerjakan tugas yang diberikan olehnya kemarin. Mau tidak mau, ikhlas tidak ikhlas, aku akhirnya menggendong bayi Arjun. Begitu Pak Dosen memanggil bayinya. Lama kupandangi wajah bayi enam bulan ini, yang sama sekali tidak ada wajah Arab ataupun India. Lalu kenapa namanya Arjun? Apakah bayi ini ponakannya Tuan Ladusing? Ataukah dosenku pecinta dunia Bollywood?

"Pak, sepertinya Inspektur Arjun mau susu," bisikku pada Pak Dev, saat lelaki itu baru saja selesai memberikan materi di papan tulis. Sontak ia menoleh dengan wajah horor tanpa bicara.

"Tunggu!" katanya singkat, padat, jelas, dan begitu minimalis. Aku hanya bisa mengulum senyum, lalu memperhatikan gerak-geriknya menuangkan susu formula ke dalam botol susu yang sudah ia siapkan.

Tak lupa air panas yang juga ia simpan di dalam tumbler berwarna hitam. Keningku berkerut, setahuku bayi tidak boleh dikasih susu formula, tapi Pak Dev malah memberikan susu tersebut untuk bayinya.

Aku berjalan mendekat, maksud hati hendak memprotes perbuatannya. Kenapa tidak asi istrinya saja yang dibawa ke kampus?

"Pak, emang bayi boleh minum sufor? Kenapa tidak asi istri Bapak yang dibawa ke kampus?" tanyaku lagi dengan keponya.

"Saya tidak punya istri," jawabnya singkat sambil mengocok botol susu yang sudah terisi sufor.

"Pulang kampung? Apa cere, Pak?" tanyaku lagi dengan tingkat kekepoan tertinggi. Ia memberikan botol itu padaku. Lalu dengan gerakan kepala memberi kode agar susu itu aku berikan pada Inspektur Arjun.

Pertanyaanku tadi tak ia jawab. Kali ini kakinya berjalan perlahan mengitari meja teman-temanku, untuk mengecek tugas mereka. Inspektur Arjun menghabiskan susu di botol dalam sekejap. Pinggangku yang sakit, membuatku memutuskan untuk duduk di kursinya.

"Tidur ya, bayi inspektur. Kalau kamu gak tidur, nanti digigit gunderuwo loh," bisikku lagi pada bayi menggemaskan itu. Matanya mulai terpejam, lalu membuka lagi. Melihatnya seperti itu malah membuat mataku ingin terpejam lagi, seakan terhipnotis dengan mata bayi kedap-kedip di dalam gendonganku.

"Baiklah, kalau kamu gak mau tidur juga, Kak  Andin nyanyiin ya."

Arjun bobok

Oh Arjun bobok

Kalau tidak bobok

Digigit kebo

Arjun bobok

Oh Arjun bobok

Kalau tidak bobok

Digigit pocong.

"Oke, kita ganti lagu ya," kataku lagi sambil terus menepuk-nepuk pantat gemoy bayi inspektur.

Aku yang asik bernyanyi untuk Arjun dengan irama lagu Ayu Ting Ting yang berjudul alamat palsu, tak menyadari kalau dosenku itu sudah berdiri di hadapanku.

"Andini, lagu apa itu?!" pekiknya tertahan, membuatku terlonjak kaget.

"M-maaafkan saya Pak Devano."

"T-tadi nyanyi lagu nina bobok, inspektur Arjun gak mau tidur. Pas saya nyayi lagu alamat palsu, malah tidur," jelasku lagi sambil menyeringai.

~Bersambung~

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Eneng Dliyyuen
inspektur arjun suka lagu dangdut
goodnovel comment avatar
Ayun Retno
wkkkwkkk ngakak sama ladusing......
goodnovel comment avatar
Yunita Anisyah
kayaknya inspektur arjun fans na ayu ting ting tuh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status