Share

Dream come true
Dream come true
Penulis: Vivi Cynthia

Prolog awal perkenalan

Sepuluh tahun yang lalu di salah satu ruang kosong kampus.....

Gadis muda itu membiarkan saja saat tangan pemuda yang dia cintai menjamah tubuhnya secara kasar.

Gadis itu memilih untuk memejamkan matanya karena merasa enggan untuk melihat tingkah binal yang tengah dia lakukan bersama pemuda yang memiliki pesona luar biasa.

Tubuh gadis itu berbaring pasrah di atas lantai ubin dingin dengan tindihan tubuh pemuda yang tengah dilanda nafsu.

Pemuda itu dalam keadaan sadar saat melakukan hal bejat ini. Dia menyadari bahwa seharusnya dia tidak menjamah tubuh gadis ini. Gadis yang sudah menjadi teman baiknya.

Namun akal sehat pemuda itu sudah hilang entah ke mana saat melihat tubuh polos, tanpa memakai busana, milik gadis muda yang menyerahkan tubuh secara sukarela padanya.

"Pelan-pelan Drew," Pekik gadis muda itu dengan jemari mencengkeram erat bahu pemuda yang berada di atas tubuhnya.

Andrew semakin gelap mata saat sekelebat ingatan percakapan yang terjadi semalam kembali hinggap di pikirannya.

Ucapan terakhir yang diucapkan sang kekasih sebelum memutuskan hubungan mereka.

"Kakak tiriku ternyata menyukaimu. Kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini."

Ya, Andrew merasa frustrasi karena kekasih yang telah dia kencani selama setahun terakhir ternyata memilih untuk melepas dirinya demi kakak tiri sang kekasih. Perempuan yang Andrew kenal sebagai teman baiknya.

Andrew berteriak memanggil nama Anna saat mencapai puncak pelepasan padahal sosok Zefanya yang tengah dia gagahi. Bukan Anna.

Zefanya, nama gadis itu, meneteskan air mata setelah mendengar nama Anna yang Andrew teriakan.

Zefanya menahan dengan telapak tangannya saat tubuh Andrew hendak menyetubuhinya lagi.

"Stop it. Aku tidak mau melakukan ini lagi," Isak Zefanya mendorong tubuh kekar Andrew yang masih berada di atas tubuhnya.

Andrew mendengus jijik, mengangkat tubuhnya menjauhi tubuh Zefanya. 

Andrew bangkit berdiri lalu membelakangi Zefanya saat mengenakan pakaiannya kembali.

Zefanya berusaha untuk bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk namun dia merasa tidak sanggup melakukan hal sederhana seperti ini. Pangkal pahanya terasa kebas dan area kewanitaannya terasa perih. Mungkin telah sobek akibat hujaman demi hujaman tanpa henti yang Andrew berikan. Bahkan punggung Zefanya terasa remuk redam. Dia tengah terbaring tanpa alas di atas ubin keramik yang dingin dan keras. Tanpa bisa bergerak leluasa, Zefanya kembali berbaring dan menutup matanya dengan lengan.

&+&+&

Saat Andrew sudah selesai berpakaian, dia memilih menoleh sekilas ke balik punggungnya. Menatap tubuh telanjang Zefanya dengan tatapan hina dan untung saja Zefanya tidak melihat tatapan tersebut.

"Aku tidak menyangka bahwa kamu ternyata berhati licik. Rela melakukan segala cara untuk mendapatkan diriku," Cemooh Andrew membuang wajah ke arah lain. 

Zefanya mendengar ucapan sarkas yang keluar dari mulut Andrew namun dia memilih untuk diam. 

Dia lelah dan menyesal.

"Walaupun kamu sudah memberikan seluruh hati dan tubuh secara cuma-cuma untuk diriku tapi cintaku hanya untuk Anna. Gara-gara kamu, Anna memutuskan hubungan kami. Dasar tidak tahu malu. Tega merebut kekasih adikmu sendiri. Pantas saja tidak ada yang menyayangimu secara tulus. Jangan pernah coba-coba untuk muncul kembali di hadapanku jika tidak ingin kubuat menyesal," Jemari Andrew mengambil sebuah kamera video yang dia taruh di sudut ruangan dan telah menyala sebelum masuk ke ruang kelas kosong ini. 

Andrew melangkah pergi tanpa menoleh untuk melihat Zefanya.

&+&+&

Zefanya perlahan bangkit berdiri dengan tubuh gemetar setelah berhasil mengatasi rasa sedih dan malu. Air mata sudah tidak lagi keluar. 

Dengan langkah tertatih, dia mengenakan pakaiannya kembali. Setelah yakin akan penampilannya, dia melangkah keluar dari ruangan yang terbengkalai ini.

Dia berjalan menuju toilet yang letaknya masih di dekat area sini.

"Kak Zeya, dari mana saja Kak? sedari tadi aku cariin. Aku sudah memberitahu Andrew mengenai perasaan yang Kak Zeya simpan selama ini," Ucap Anna dengan nada senang. 

Zefanya enggan bertemu dengan adik tirinya. Namun siapa yang duga bahwa Anna mengikutinya masuk ke dalam pintu toilet.

"Astaga, wajah Kak Zeya kenapa? Kakak habis menangis ya. Andrew menolak Kak Zeya?" Cerocos Anna yang menatap terperangah ke pantulan cermin yang memiliki ukuran raksasa di hadapan mereka.

Zefanya menguatkan hatinya untuk menghadapi Anna. Zefanya selama ini iri dengan kehidupan Anna. Bahkan Andrew saja lebih memilih Anna dibandingkan Zefanya.

"Andrew menolak cintaku. Dia hanya menyukaimu. Bisa kamu tinggalkan Kak Zeya sendirian?" Zefanya menolehkan kepala ke sisi kirinya. 

Anna pun ikut menoleh menatap penuh iba mendengar kisah percintaan Zefanya yang gagal.

"Pria di dunia ini bukan hanya Andrew seorang, Kak. Masih banyak pria lain yang jauh lebih baik dari Andrew. Bahkan bila Andrew merangkak kembali pada Anna, Anna akan menolaknya. Demi solidaritas antara saudara," Anna memberikan senyum pengertian melihat wajah pucat Zefanya.

Anna mengikuti keinginan Zefanya dengan melangkah pergi dari toilet.

&+&+&

Zefanya menatap pantulan wajahnya di kaca cermin berukuran besar di depan matanya.

Tidak terlihat lagi wajah merona yang tadi sempat Zefanya lihat melalui cermin mini didalam kotak bedaknya sebelum menemui Andrew. Kini wajah Zefanya terlihat mengenaskan. Bibirnya mengalami luka sobek, hidungnya merah akibat menangis, lalu matanya juga tampak kosong. 

Zefanya tidak merasa puas setelah bercinta dengan pemuda idamannya. Yang dia rasakan saat ini hanyalah perasaan hina karena sudah menjadi perusak hubungan antara Anna dengan Andrew.

Sekalipun Zefanya tahu tabiat Anna yang suka gonta ganti teman kencan, namun Zefanya tahu bahwa Andrew tulus menyayangi Anna.

Zefanya membasuh wajahnya dengan air dari keran di wastafel toilet. Mengambil kotak bedak yang berada di dalam tasnya. Merias ulang wajahnya dengan peralatan make up sederhana yang dia bawa kemanapun. Hanya sekotak bedak.

Setelah melihat kembali pantulan diri dari cermin, Zefanya merasa lebih baik. Dia memutuskan untuk segera pulang ke apartemen orangtuanya. Zefanya berjalan dengan tertatih menuju parkiran kampus. 

Memasuki mobilnya dengan gerakan gusar lalu mengendarai mobilnya melintasi jalanan dengan kecepatan penuh.

&+&+&

Anna pergi menemui Andrew di ruang kelasnya, namun dia tidak dapat menemukan sosok Andrew di sana. 

Anna memutuskan untuk kembali ke area parkir. Menemui kekasih barunya. Seorang asisten dosen yang cukup tampan. Asisten dosen yang tadi sempat dia tinggal sebentar untuk ke toilet ternyata masih berada di dalam mobilnya saat Anna kembali.

Pria muda itu tersenyum hangat saat tatapan matanya dan Anna bertemu. Anna merupakan mahasiswa junior yang cukup cantik dan nakal. Pria muda itu cukup puas saat berhasil menaklukkan Anna dalam waktu singkat. Anna terlihat tergila-gila padanya. 

"Maaf ya sayang, kamu sudah menunggu lama," Anna berpindah tempat duduk dengan mengangkat pantatnya.

Kini tubuh Anna sudah berada di atas pangkuan pria muda itu. Wajah mereka saling berhadapan dan aura hasrat terlihat jelas dari pantulan mata masing-masing.

Pria muda itu menyukai gadis muda seperti Anna yang agresif dan menggoda. Dia tidak peduli bila saat ini mereka sedang berada di area parkir gedung kampus.

Mereka memutuskan untuk saling memuaskan di atas jok mobil milik Anna. 

&+&+&

Komen (1)
goodnovel comment avatar
ViCy
penasaran banget
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status