Share

26. Dua Pilar Cinta

“Rania.” Raihan mengguncang tubuh Rania beberapa kali. Tatapannya tertuju pada jendela yang menampilkan keriuhan di luar. Terdengar teriakan ustazah yang meminta para santriwati untuk segera berkumpul di titik evakuasi.

Rania mengerjap tak lama kemudian. Ia sontak menarik selimutnya lebih tinggi. “Gue gak mau minum obat,” ucapnya sambil mengubah posisi tidur menjadi menyamping.

“Dasar kebo,” ledek Raihan di tengah kepanikan.

Rania sontak memelotot begitu mendengar suara Raihan. Ia segera menghempas selimut, kemudian mengubah posisi menjadi duduk. “Apa yang lu bilang?” tanyanya dengan tatapan nyalang.

“Lu ngapain masih di sini?” Raihan menyimpan selimut kembali ke atas kasur. “Lu harus segera ke titik evakuasi.”

Rania seketika menekuk wajah, lantas berbaring seraya menyelimuti tubuhnya lagi. Melihat Raihan berada di sini benar-benar membuatnya muak. “Jangan ganggu gue.&rdq

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status