Share

16. Masih Saudara

Tessa mempercepat langkahnya, saat melihat tirai yang menutup ranjang pasien yang ditempati Cita terbuka, hampir separuhnya. Saat tiba di tempat, napas Tessa terbuang frustrasi. Seharusnya, ia tidak meninggalkan menantunya itu seorang diri. Seharusnya, Tessa membawa Erina atau orang lain bersamanya. Paling tidak, Tessa membawa masuk sopir pribadinya untuk mengawasi Cita.

Tessa yakin sekali Cita kembali pergi, karena tas ransel gadis itu juga ikut menghilang dari tempatnya.

“Sus!” Tessa menoleh ke sekitar, tetapi tidak ada satu pun perawat yang sedang berada di sana. Lantas, Tessa menghampiri ranjang pasien yang letakkan berdekatan dengan pintu, karena ada seseorang juga yang tengah dirawat di sana.

“Maaf, apa ada lihat anak saya pergi dari sini, ya?” tanya Tessa setelah membuka sedikit tirainya. Semua kemungkinan bisa saja terjadi, karena itu Tessa harus bertanya lebih dahulu. “Perempuan, pakai ransel pink, sama jaket warna merah? Ada topinya?”

“Maaf, Bu. Saya nggak tahu.”

Tessa mengh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
habis ini baca cerita lainnya deh biar tau setiap karakternya
goodnovel comment avatar
herka ratri
wah jadi reuni novelnya mbak beb disini..
goodnovel comment avatar
Siti Juli
bikin laporan cit. biar pandu bisa di bui
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status