Inicio / Romansa / Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai! / 49.Aroma manis yang mematikan

Compartir

49.Aroma manis yang mematikan

Autor: Raisaa
last update Última actualización: 2025-10-12 18:07:12

Segala ingatan berkelebat di kepala Selene.
Sambil menggenggam botol kecil berwarna biru itu, ia teringat hari ulang tahunnya beberapa waktu lalu—saat Viviene datang memberi hadiah parfum, katanya parfum terkenal dari selatan. Dirian hanya diam waktu itu, wajahnya tampak tidak senang, tapi Selene menerimanya dengan gembira.

Dua hari setelahnya, usai mereka bercinta, Dirian tiba-tiba meminta agar parfum itu dibuang.
Selene sempat heran, sebab biasanya Dirian tak pernah keberatan dengan apa pun yang datang dari Viviene. Tapi malam itu, ia hanya berkata singkat, “Buang saja. Aku tak suka aromanya.”

Karena sayang, Selene tetap menyimpannya. Ia bahkan ingat—Viviene sudah dua kali sebelumnya memberinya parfum, selalu setelah kembali dari

Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   115. Apa yang kau lakukan?

    Tawa dan tepuk tangan pun memenuhi aula, membuat suasana pesta semakin gemuruh. Namun di antara semua tepuk tangan dan sorakan, Selene menatap Dirian dengan tatapan sulit dijelaskan. Entah marah, haru, atau justru sesuatu yang lain — sesuatu yang perlahan menghangat di dadanya.Dan di luar aula yang ramai, Viviene berdiri di balkon, sendiri, menggenggam surat yang tak sempat sampai… sementara angin malam membawa isak kecilnya menghilang di balik musik dan tawa.Setelah lagu usai, Selene sedikit menjauh dari Dirian. Pipinya masih bersemu karena dansa tadi. Ia mengambil napas dan melangkah menuju meja minuman.Tangannya terulur mengambil segelas wine merah di nampan perak, tapi sebelum sempat menyentuh bibir gelas itu, Dirian tiba-tiba

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   114. Klaim duke

    Musik dansa bergema lembut di aula megah istana kekaisaran. Dirian dan Selene tak henti disapa oleh para bangsawan, dari jenderal perang hingga putri keluarga agung. Senyum Selene tenang, langkahnya anggun di samping Dirian yang malam itu tampak sangat berwibawa dalam jubah resmi kebesarannya. Namun di sisi lain ruangan, di tengah kerumunan wanita bergaun indah, Viviene berdiri dengan wajah tegang. Sejak awal pesta dimulai, ia telah mengirim beberapa surat kecil lewat pelayan, memohon agar Dirian menemuinya di balkon barat. Namun, setiap surat itu tiba di tangan sang duke, Dirian hanya melirik sekilas lalu meremasnya hingga hancur sebelum membuangnya ke meja terdekat — bahkan tanpa ekspresi. Sementara itu, seolah ingin memastikan semua orang tahu siapa yang berada di sisinya, Dirian terus menggandeng Selene ke setiap sudut aula, memperkenalkannya, menemaninya bicara dengan para bangsawan, bahkan sesekali menatap siapapun yang ter

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   113. Menang

    Mereka akhirnya tiba di tempat pesta — terlambat, tentu saja. Musik dan tawa sudah memenuhi seluruh halaman istana kekaisaran, sementara cahaya dari ribuan lilin dan lentera membuat malam tampak berkilau.Begitu mobil berhenti, para prajurit dan rakyat yang berpesta di luar serentak menunduk memberi hormat kepada Dirian — sang Duke yang kehadirannya selalu menjadi pusat perhatian. Namun kali ini, pandangan mereka tidak hanya tertuju padanya.Semua mata perlahan beralih pada wanita di sisinya — Selene, sang Duchess Leventis. Ia turun dengan anggun, mengenakan gaun berwarna lembut yang membuat kulitnya tampak bercahaya di bawah cahaya malam. Rambutnya disanggul elegan, hanya menyisakan beberapa helai yang jatuh lembut di bahu. Ketika tangannya melingkar di lengan Dirian, dunia seolah berhenti sejenak.Bisik-bisik mul

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   112. Lubang semut

    Suasana di dalam mobil menjadi senyap. Hanya derap roda mobil yang terdengar dari luar, berpadu dengan embusan angin musim gugur yang dingin. Selene bersandar perlahan, menatap keluar jendela, sementara pikirannya berputar.Kata-kata Dirian barusan masih terngiang di kepalanya — tidak ada yang boleh melihatnya selain aku.Entah kenapa, kalimat itu terdengar seperti kepemilikan sekaligus penjara.“Kenapa diam?” tanya Dirian tiba-tiba tanpa menoleh.Selene menatapnya singkat. “Aku hanya tidak tahu harus bicara apa. Kau tidak suka semua yang kulakukan.”Dirian menarik napas, matanya menatap lurus ke jalan di depan. “Bagus, Aku tidak suka ketika orang lain memandangmu.”

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   111. Bahkan hanya kakimu

    Suara Dirian rendah, matanya menyalak. Tegas tanpa celah.Selene menatap Odet mencari jawaban, tetapi sang mertua hanya membalas dengan keraguan.“Apa maksudmu ganti gaun?” bisik Selene, dadanya naik-turun oleh ketegangan.Dirian kini berjalan mendekat, aura kuasanya menekan udara sekitar.“Ganti atau aku akan merobek gaunmu detik ini juga!” suaranya membelah keheningan kastil, membuat Odet tercekat, tak mampu berkata-kata.Selene masih diam, mencoba menimbang rasa malu dan marah.“Kau mau pakai gaun seperti ini untuk menggoda siapa?” nada Dirian sarat kecurigaan dan kecemburuan yang buas.Selene berusaha tenang. “Kupikir ini gaun yang cukup bagus.”Odet menimpali, suara lemah, “Benar, Selene sangat cantik dan juga dewasa…”“Aku bilang GANTI!” teriak Dirian, sabarnya habis. Suaranya menggema di seluruh aula.Selene menghela napas, sesaa

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   110. Gaun

    Nadanya lirih tapi menusuk, seperti racun manis meluncur di udara panas kamar. Tubuhnya gemetar di bawah himpitan Dirian, paha menegang melingkari pinggang pria itu, tangan masih mencengkeram keras punggungnya seolah menantang dan menyerah di waktu bersamaan.Ucapan itu membakar dada Dirian lebih dalam—tak ada ruang bagi keraguan atau ampun. Dengan brutal, Dirian membenamkan tubuh Selene lebih dalam ke ranjang, seolah ingin menghancurkan sisa perlawanan perempuan itu hingga tak bersisa. Bibirnya kembali melumat bibir Selene dengan nafsu penuh amarah; gigi dan lidah berpadu antara ciuman, gigitan, dan dengusan liar yang terdengar seperti desis hewan buas.Tangannya menjalar liar dari leher ke dada Selene, meremas keras hingga tubuh Selene terangkat. Suara napas keduanya bercampur, panas dan berat, aroma tubuh mereka memenuhi udara—pinus, peony, keringat, dan sisa cairan memekat di antara sprei kusut.Selene mengerang, matanya setengah terbuka sambil men

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status