Share

Dulu Aku Bodoh, Sekarang Tidak Lagi
Dulu Aku Bodoh, Sekarang Tidak Lagi
Penulis: Kunang

Bab 1

Penulis: Kunang
Suara ribut di luar ruang rawat terus terdengar, tapi aku hanya terpaku menatap isi chat di ponsel suamiku.

[Aku sudah bilang ke istriku, setelah dia gugurkan anaknya, aku bakal bawa anak kita pulang.]

[Tenang saja, Leo itu putraku, aku pasti bakal kasih yang terbaik untuk dia.]

Aku terus menggulir layar ke atas, seolah menyiksa diri sendiri perlahan. Membaca satu per satu cerita cinta mereka yang begitu indah.

Di luar ruangan, Benson sebagai kepala rumah sakit sedang berdiskusi dengan dokter-dokter lain soal kondisiku.

“Kondisi kesehatan istriku memang kurang baik. Kehamilan ektopik ini benar-benar di luar dugaan. Semakin lama dibiarkan, semakin berbahaya untuk dia.”

“Rumah sakit kita ada peraturan, sebagai dokter aku nggak boleh menangani operasi ini sendiri, tolong dibantu ya.”

Salah satu dokter terdengar agak sungkan menjawab,

“Jadwal operasi lagi sangat padat, paling cepat juga seminggu lagi. Kak Benson, coba kalian pikirkan lagi.”

“Nggak peduli berapa pun biayanya, yang penting istriku baik-baik saja.”

Kalau orang lain yang mendengar, pasti akan mengira dia suami yang sangat mencintai istrinya.

Namun, isi chat di ponselnya dengan jelas menunjukkan kalau dia sudah lama punya seorang anak.

Leo. Dulu waktu kami baru jadian, kami sempat bicarakan soal nama yang akan kami kasih ke anak nanti.

Waktu itu dia bilang mau kasih nama ‘Leo’, artinya hidup dengan damai dan bahagia.

Saat aku baru hamil, aku sering membayangkan anak kami memakai nama itu.

Namun ternyata, tanpa kuketahui, nama itu sudah lebih dulu dipakai untuk anak orang lain.

Aku mengusap air mataku, mengirim salinan chat itu ke diriku sendiri, lalu hapus semua riwayatnya.

Waktu Benson kembali, aku sudah menaruh ponselnya kembali ke tempat semula

Dia berjalan mendekatiku, memeluk dan menghiburku.

“Sayang, jangan sedih. Kita pasti bisa punya anak sendiri nanti.”

Pelukannya tetap hangat seperti biasanya, tapi entah kenapa, aku sama sekali tidak merasa tenang.

Isi chat itu masih terngiang-ngiang di kepalaku, kalimat demi kalimat membekas di hati.

Setiap akhir pekan dia nggak pulang untuk makan malam, katanya ada urusan kerja. Tapi isi chat itu tertulis jelas, dia pergi menemani wanita itu dan anak mereka.

Dia selalu sangat perhatian padaku, tapi pada wanita lain juga tak kalah lembutnya.

Aku benar-benar bingung, sebenarnya mana yang benar?

Melihat wajahku yang pucat, tiba-tiba Benson mengeluarkan selembar kertas.

Di atasnya ada foto seorang ibu dan anak yang sedang berdiri di tempat wisata, mereka tersenyum bahagia.

Itu adalah anak yang baru saja kulihat, dia adalah Leo.

Aku membeku, tanpa sadar menyentuh foto anak kecil itu.

Melihat reaksiku, Benson berkata, “Kamu juga suka anak ini, ‘kan?”

“Sayang, aku sudah cari tahu, ibunya sakit parah sekarang, dia ibu tunggal yang mengurus anak sendirian. Sekarang dia mau mencari keluarga yang baik untuk mengasuh anaknya.”

“Kamu hamil ektopik, nggak bisa mempertahankan anak ini, dokter juga bilang kamu bakal sulit untuk hamil lagi ke depannya. Bagaimana kalau kita adopsi anak ini saja? Biar kamu nggak terlalu sedih.”

Kepalaku langsung berdengung, benar-benar tidak percaya kata-kata itu bisa keluar dari mulut Benson.

Padahal aku sudah baca semua isi chat mereka, tapi aku sama sekali tak menyangka, dia benar-benar bisa bilang hal seperti itu.

Aku sangat ingin bertanya, kalau dia memutuskan mau bawa anak itu ke rumah, lalu apa artinya hubungan kami selama ini?
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dulu Aku Bodoh, Sekarang Tidak Lagi   Bab 7

    “Kamu sangat menyedihkan.”Aku berjongkok, menatap Benson dan mengucapkan fakta itu dengan datar.Ada sedikit cahaya yang melintas di tatapan Benson, tapi langsung padam.Dia mencengkeram tanganku erat-erat dan memohon, “Solene, kok kamu jadi seperti ini? Kamu benar-benar sudah nggak ada perasaan sedikit pun padaku?”“Atau siapa yang membohongimu? Apa mereka lihat kamu sudah punya uang sekarang, jadi mau manfaatin kamu?”Aku menatapnya dingin, lalu tiba-tiba tertawa.Tawa yang penuh sindiran. Iya, aku memang meremehkan Benson.“Kamu cinta denganku? Kamu pikir itu cinta? Kamu hanya merasa pesona dirimu kuat dan merasa ada yang bisa mencintaimu dengan tulus.”“Bahkan soal Leo pun, kamu pikir kamu benar-benar sayang padanya? Padahal kamu hanya terharu karena ada perempuan yang mau melahirkan anak demi kamu.”“Kenyataannya, kamu itu egois dan nggak pernah mencintai siapapun. Begitu mengingat pernah bersamamu dulu, aku merasa jijik!”Benson hampir pingsan karena emosi. Dia menunjukku denga

  • Dulu Aku Bodoh, Sekarang Tidak Lagi   Bab 6

    Sepanjang hidupnya, hal yang paling dipedulikan Benson bukanlah aku, melainkan perusahaannya yang sudah dia bangun dengan susah payah.Aku sudah berkali-kali berpikir, kenapa dia begitu keras kepala terus mengejarku?Jawabannya jelas, karena dia tak mau kehilangan aku, si asisten andal yang bisa menghasilkan banyak uang.Sekarang, setelah Kalyana melakukan hal seperti itu, jelas saja Benson tak akan bersikap baik padanya.Tanpa pikir panjang, dia langsung mengemasi semua barang milik Kalyana dan mengusirnya keluar dari rumah.Hari itu hujan dan udara terasa dingin.Benson melempar barang-barang Kalyana keluar rumah tanpa ragu sedikit pun.Namun, yang paling tak terima Kalyana diusir itu bukan orang lain, melainkan Leo.“Ibu, aku mau ibu! Jangan usir ibu!”“Kamu ayah jahat! Aku benci denganmu! Aku benci denganmu!”“Nanti kalau kamu sudah tua, aku nggak akan peduli denganmu!”Begitu tahu kalau ibunya bakal diusir, emosi Leo langsung meledak.Aku tak tahu bagaimana perasaan Benson saat it

  • Dulu Aku Bodoh, Sekarang Tidak Lagi   Bab 5

    Untungnya, musuh bebuyutan Benson sangat senang membelaku.“Waktu selingkuh, sikap Pak Benson nggak seperti ini. Kok sekarang malah jadi semakin tak tahu malu?”“Jangan-jangan demi saham perusahaan, Pak Benson rela jual tampang, ya?”“Kalau begitu, aku bisa bantu carikan lebih banyak orang untuk kasih dukungan pada Pak Benson.”Benson memang orang yang mementingkan citra.Begitu dengar omongan itu, dia langsung pergi tanpa ragu dengan wajah muram.Kalyana melotot ke arahku dan buru-buru mengejarnya.Aku menyentuh wajahku, merasa sedikit lega.Di dunia ini, hal paling menakutkan bukan bertemu orang gila, tapi saat kamu sadar bahwa dari awal sampai akhir, kamu mencintai orang yang benar-benar brengsek.Setelah tanda tangan kontrak, Benson pun tak lagi menggangguku.Bagaimanapun, dia bukan orang jenius, tak bisa mengurus karir dan cinta sekaligus.Namun, aku tak menyangka, tak lama kemudian, Benson malah datang menggangguku lagi.Setelah menjual saham perusahaanku, aku mulai belajar menja

  • Dulu Aku Bodoh, Sekarang Tidak Lagi   Bab 4

    Usai aku bicara, wajah Benson langsung pucat. Dia mundur dua langkah dengan tatapan tak percaya.“Apa kamu bilang? Anaknya sudah nggak ada?”“Nggak mungkin. Bukannya dokter bilang jadwal operasi lagi padat sekarang? Bukannya harus menunggu dulu?”Benson mencoba menenangkan diri, seolah menemukan secercah harapan.“Sayang, kamu bohong, ‘kan? Kamu marah gara-gara aku pergi, ‘kan?”“Aku bisa jelasin semuanya. Leo itu masih kecil dan lagi sakit parah.”“Waktu aku bawa dia ke rumah sakit, dokter bahkan bilang kalau telat sedikit saja, demam tingginya bisa membuatnya cacat.”“Aku lihat ibunya Leo repot mengurus anaknya sendirian, jadi aku memutuskan tinggal sebentar untuk bantu jagain.”Sambil bicara, Benson berusaha meraihku, tapi aku langsung menepisnya.Waktu aku keguguran, suamiku malah sibuk menemani anak dan wanita lain. Bagaimana bisa aku menerima itu?Apalagi itu adalah selingkuhan dan anak haramnya.Awalnya aku tak mau ribut soal ini karena sudah benar-benar mati rasa. Aku hanya ing

  • Dulu Aku Bodoh, Sekarang Tidak Lagi   Bab 3

    Sambil bicara, dia memeluk dan menghiburku dengan lembut, “Asal kamu senang, apapun akan kulakukan.”Akhirnya, perasaanku mulai tenang.Namun, sepulangnya ke rumah, aku tak bisa tidur sama sekali.Mungkin karena kemunculan anak itu telah mengguncang hubungan kami yang sudah berjalan bertahun-tahun ini.Malam itu, aku terus-menerus mimpi buruk. Saat terbangun di tengah malam, perutku terasa sangat sakit.Aku buru-buru membangunkan Benson.“Perutku sakit sekali.”Benson terbangun dan langsung panik.“Tahan sebentar, aku antar kamu ke rumah sakit sekarang juga.”Sambil bicara, dia bersiap mengenakan baju dan menggendongku.Namun tiba-tiba, ponselnya berdering. Dia langsung berhenti dan mengangkat teleponnya.“Halo, apa yang terjadi?”Aku langsung merasa ada yang tidak beres.Panggilan dari siapa yang membuatnya begitu panik?Beberapa detik kemudian, aku mendengar suara yang paling tidak ingin kudengar.“Benson, Leo demam tinggi.”Mendengar itu, Benson yang tadinya masih menggendongku, wa

  • Dulu Aku Bodoh, Sekarang Tidak Lagi   Bab 2

    Benson mengira aku mulai goyah. Dengan senyuman di wajahnya, dia membantuku membereskan barang-barang, katanya mau pergi melihat anak itu.Aku sempat ragu, tapi akhirnya juga tidak menolak.Aku harus tahu, apa yang sebenarnya terjadi.Benson begitu baik padaku selama ini, bagaimana mungkin dia tega mengkhianatiku?Benson mengemudikan mobil dan tak memakan waktu lama, kami pun sampai di sebuah komplek perumahan.Komplek ini adalah perumahan baru di kota kami dan orang-orang yang tinggal di sini semuanya jelas bukan orang sembarangan.Pintu pun dibuka oleh seorang wanita.Wajahnya persis seperti di foto, terlihat sangat menawan. Tatapannya saat melihat Benson tak bisa dipalsukan.Sama seperti tatapanku saat menatap Benson, tatapan penuh cinta.Leo memang anak yang manis, matanya langsung berbinar saat melihat Benson, jelas sekali dia senang.Belum sempat Leo bicara, Benson langsung berbatuk dua kali.“Leo, om datang melihatmu lagi. Kamu ada jadi anak baik nggak akhir-akhir ini?”Dengan e

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status