Saat usia kehamilan tiga bulan, aku didiagnosis mengalami kehamilan ektopik. Sebagai dokter, suamiku panik bukan main. Dia sibuk mencari koneksi agar aku bisa segera dioperasi untuk menggugurkan kandungan. “Yang penting kamu baik-baik saja. Kalau memang nggak bisa punya anak kandung, kita bisa adopsi saja.” “Solene, aku nggak bisa kehilangan kamu!” Aku sangat hancur dan sedih, merasa tidak berguna. Aku merasa telah mengecewakan suamiku karena tak bisa mempertahankan anak kami. Namun kemudian, aku malah tak sengaja mendengar percakapannya dengan seorang wanita. “Tenang saja, aku sudah bilang ke dia kalau kehamilannya itu ektopik, jadi nggak bisa dilahirkan.” “Dia bakal tanda tangan surat adopsi nanti dan setelah itu aku bakal cari cara buat bawa kamu masuk ke rumah.” “Leo itu putraku satu-satunya, aku pasti akan wariskan seluruh hartaku untuknya!” Saat itulah aku sadar, ternyata pria yang selama ini kucintai sudah lama membangun keluarga lain di belakangku.
Lihat lebih banyak“Kamu sangat menyedihkan.”Aku berjongkok, menatap Benson dan mengucapkan fakta itu dengan datar.Ada sedikit cahaya yang melintas di tatapan Benson, tapi langsung padam.Dia mencengkeram tanganku erat-erat dan memohon, “Solene, kok kamu jadi seperti ini? Kamu benar-benar sudah nggak ada perasaan sedikit pun padaku?”“Atau siapa yang membohongimu? Apa mereka lihat kamu sudah punya uang sekarang, jadi mau manfaatin kamu?”Aku menatapnya dingin, lalu tiba-tiba tertawa.Tawa yang penuh sindiran. Iya, aku memang meremehkan Benson.“Kamu cinta denganku? Kamu pikir itu cinta? Kamu hanya merasa pesona dirimu kuat dan merasa ada yang bisa mencintaimu dengan tulus.”“Bahkan soal Leo pun, kamu pikir kamu benar-benar sayang padanya? Padahal kamu hanya terharu karena ada perempuan yang mau melahirkan anak demi kamu.”“Kenyataannya, kamu itu egois dan nggak pernah mencintai siapapun. Begitu mengingat pernah bersamamu dulu, aku merasa jijik!”Benson hampir pingsan karena emosi. Dia menunjukku denga
Sepanjang hidupnya, hal yang paling dipedulikan Benson bukanlah aku, melainkan perusahaannya yang sudah dia bangun dengan susah payah.Aku sudah berkali-kali berpikir, kenapa dia begitu keras kepala terus mengejarku?Jawabannya jelas, karena dia tak mau kehilangan aku, si asisten andal yang bisa menghasilkan banyak uang.Sekarang, setelah Kalyana melakukan hal seperti itu, jelas saja Benson tak akan bersikap baik padanya.Tanpa pikir panjang, dia langsung mengemasi semua barang milik Kalyana dan mengusirnya keluar dari rumah.Hari itu hujan dan udara terasa dingin.Benson melempar barang-barang Kalyana keluar rumah tanpa ragu sedikit pun.Namun, yang paling tak terima Kalyana diusir itu bukan orang lain, melainkan Leo.“Ibu, aku mau ibu! Jangan usir ibu!”“Kamu ayah jahat! Aku benci denganmu! Aku benci denganmu!”“Nanti kalau kamu sudah tua, aku nggak akan peduli denganmu!”Begitu tahu kalau ibunya bakal diusir, emosi Leo langsung meledak.Aku tak tahu bagaimana perasaan Benson saat it
Untungnya, musuh bebuyutan Benson sangat senang membelaku.“Waktu selingkuh, sikap Pak Benson nggak seperti ini. Kok sekarang malah jadi semakin tak tahu malu?”“Jangan-jangan demi saham perusahaan, Pak Benson rela jual tampang, ya?”“Kalau begitu, aku bisa bantu carikan lebih banyak orang untuk kasih dukungan pada Pak Benson.”Benson memang orang yang mementingkan citra.Begitu dengar omongan itu, dia langsung pergi tanpa ragu dengan wajah muram.Kalyana melotot ke arahku dan buru-buru mengejarnya.Aku menyentuh wajahku, merasa sedikit lega.Di dunia ini, hal paling menakutkan bukan bertemu orang gila, tapi saat kamu sadar bahwa dari awal sampai akhir, kamu mencintai orang yang benar-benar brengsek.Setelah tanda tangan kontrak, Benson pun tak lagi menggangguku.Bagaimanapun, dia bukan orang jenius, tak bisa mengurus karir dan cinta sekaligus.Namun, aku tak menyangka, tak lama kemudian, Benson malah datang menggangguku lagi.Setelah menjual saham perusahaanku, aku mulai belajar menja
Usai aku bicara, wajah Benson langsung pucat. Dia mundur dua langkah dengan tatapan tak percaya.“Apa kamu bilang? Anaknya sudah nggak ada?”“Nggak mungkin. Bukannya dokter bilang jadwal operasi lagi padat sekarang? Bukannya harus menunggu dulu?”Benson mencoba menenangkan diri, seolah menemukan secercah harapan.“Sayang, kamu bohong, ‘kan? Kamu marah gara-gara aku pergi, ‘kan?”“Aku bisa jelasin semuanya. Leo itu masih kecil dan lagi sakit parah.”“Waktu aku bawa dia ke rumah sakit, dokter bahkan bilang kalau telat sedikit saja, demam tingginya bisa membuatnya cacat.”“Aku lihat ibunya Leo repot mengurus anaknya sendirian, jadi aku memutuskan tinggal sebentar untuk bantu jagain.”Sambil bicara, Benson berusaha meraihku, tapi aku langsung menepisnya.Waktu aku keguguran, suamiku malah sibuk menemani anak dan wanita lain. Bagaimana bisa aku menerima itu?Apalagi itu adalah selingkuhan dan anak haramnya.Awalnya aku tak mau ribut soal ini karena sudah benar-benar mati rasa. Aku hanya ing
Sambil bicara, dia memeluk dan menghiburku dengan lembut, “Asal kamu senang, apapun akan kulakukan.”Akhirnya, perasaanku mulai tenang.Namun, sepulangnya ke rumah, aku tak bisa tidur sama sekali.Mungkin karena kemunculan anak itu telah mengguncang hubungan kami yang sudah berjalan bertahun-tahun ini.Malam itu, aku terus-menerus mimpi buruk. Saat terbangun di tengah malam, perutku terasa sangat sakit.Aku buru-buru membangunkan Benson.“Perutku sakit sekali.”Benson terbangun dan langsung panik.“Tahan sebentar, aku antar kamu ke rumah sakit sekarang juga.”Sambil bicara, dia bersiap mengenakan baju dan menggendongku.Namun tiba-tiba, ponselnya berdering. Dia langsung berhenti dan mengangkat teleponnya.“Halo, apa yang terjadi?”Aku langsung merasa ada yang tidak beres.Panggilan dari siapa yang membuatnya begitu panik?Beberapa detik kemudian, aku mendengar suara yang paling tidak ingin kudengar.“Benson, Leo demam tinggi.”Mendengar itu, Benson yang tadinya masih menggendongku, wa
Benson mengira aku mulai goyah. Dengan senyuman di wajahnya, dia membantuku membereskan barang-barang, katanya mau pergi melihat anak itu.Aku sempat ragu, tapi akhirnya juga tidak menolak.Aku harus tahu, apa yang sebenarnya terjadi.Benson begitu baik padaku selama ini, bagaimana mungkin dia tega mengkhianatiku?Benson mengemudikan mobil dan tak memakan waktu lama, kami pun sampai di sebuah komplek perumahan.Komplek ini adalah perumahan baru di kota kami dan orang-orang yang tinggal di sini semuanya jelas bukan orang sembarangan.Pintu pun dibuka oleh seorang wanita.Wajahnya persis seperti di foto, terlihat sangat menawan. Tatapannya saat melihat Benson tak bisa dipalsukan.Sama seperti tatapanku saat menatap Benson, tatapan penuh cinta.Leo memang anak yang manis, matanya langsung berbinar saat melihat Benson, jelas sekali dia senang.Belum sempat Leo bicara, Benson langsung berbatuk dua kali.“Leo, om datang melihatmu lagi. Kamu ada jadi anak baik nggak akhir-akhir ini?”Dengan e
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen