Short
Dulu Aku Bodoh, Sekarang Tidak Lagi

Dulu Aku Bodoh, Sekarang Tidak Lagi

Oleh:  KunangTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
7Bab
4Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Saat usia kehamilan tiga bulan, aku didiagnosis mengalami kehamilan ektopik. Sebagai dokter, suamiku panik bukan main. Dia sibuk mencari koneksi agar aku bisa segera dioperasi untuk menggugurkan kandungan. “Yang penting kamu baik-baik saja. Kalau memang nggak bisa punya anak kandung, kita bisa adopsi saja.” “Solene, aku nggak bisa kehilangan kamu!” Aku sangat hancur dan sedih, merasa tidak berguna. Aku merasa telah mengecewakan suamiku karena tak bisa mempertahankan anak kami. Namun kemudian, aku malah tak sengaja mendengar percakapannya dengan seorang wanita. “Tenang saja, aku sudah bilang ke dia kalau kehamilannya itu ektopik, jadi nggak bisa dilahirkan.” “Dia bakal tanda tangan surat adopsi nanti dan setelah itu aku bakal cari cara buat bawa kamu masuk ke rumah.” “Leo itu putraku satu-satunya, aku pasti akan wariskan seluruh hartaku untuknya!” Saat itulah aku sadar, ternyata pria yang selama ini kucintai sudah lama membangun keluarga lain di belakangku.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Suara ribut di luar ruang rawat terus terdengar, tapi aku hanya terpaku menatap isi chat di ponsel suamiku.

[Aku sudah bilang ke istriku, setelah dia gugurkan anaknya, aku bakal bawa anak kita pulang.]

[Tenang saja, Leo itu putraku, aku pasti bakal kasih yang terbaik untuk dia.]

Aku terus menggulir layar ke atas, seolah menyiksa diri sendiri perlahan. Membaca satu per satu cerita cinta mereka yang begitu indah.

Di luar ruangan, Benson sebagai kepala rumah sakit sedang berdiskusi dengan dokter-dokter lain soal kondisiku.

“Kondisi kesehatan istriku memang kurang baik. Kehamilan ektopik ini benar-benar di luar dugaan. Semakin lama dibiarkan, semakin berbahaya untuk dia.”

“Rumah sakit kita ada peraturan, sebagai dokter aku nggak boleh menangani operasi ini sendiri, tolong dibantu ya.”

Salah satu dokter terdengar agak sungkan menjawab,

“Jadwal operasi lagi sangat padat, paling cepat juga seminggu lagi. Kak Benson, coba kalian pikirkan lagi.”

“Nggak peduli berapa pun biayanya, yang penting istriku baik-baik saja.”

Kalau orang lain yang mendengar, pasti akan mengira dia suami yang sangat mencintai istrinya.

Namun, isi chat di ponselnya dengan jelas menunjukkan kalau dia sudah lama punya seorang anak.

Leo. Dulu waktu kami baru jadian, kami sempat bicarakan soal nama yang akan kami kasih ke anak nanti.

Waktu itu dia bilang mau kasih nama ‘Leo’, artinya hidup dengan damai dan bahagia.

Saat aku baru hamil, aku sering membayangkan anak kami memakai nama itu.

Namun ternyata, tanpa kuketahui, nama itu sudah lebih dulu dipakai untuk anak orang lain.

Aku mengusap air mataku, mengirim salinan chat itu ke diriku sendiri, lalu hapus semua riwayatnya.

Waktu Benson kembali, aku sudah menaruh ponselnya kembali ke tempat semula

Dia berjalan mendekatiku, memeluk dan menghiburku.

“Sayang, jangan sedih. Kita pasti bisa punya anak sendiri nanti.”

Pelukannya tetap hangat seperti biasanya, tapi entah kenapa, aku sama sekali tidak merasa tenang.

Isi chat itu masih terngiang-ngiang di kepalaku, kalimat demi kalimat membekas di hati.

Setiap akhir pekan dia nggak pulang untuk makan malam, katanya ada urusan kerja. Tapi isi chat itu tertulis jelas, dia pergi menemani wanita itu dan anak mereka.

Dia selalu sangat perhatian padaku, tapi pada wanita lain juga tak kalah lembutnya.

Aku benar-benar bingung, sebenarnya mana yang benar?

Melihat wajahku yang pucat, tiba-tiba Benson mengeluarkan selembar kertas.

Di atasnya ada foto seorang ibu dan anak yang sedang berdiri di tempat wisata, mereka tersenyum bahagia.

Itu adalah anak yang baru saja kulihat, dia adalah Leo.

Aku membeku, tanpa sadar menyentuh foto anak kecil itu.

Melihat reaksiku, Benson berkata, “Kamu juga suka anak ini, ‘kan?”

“Sayang, aku sudah cari tahu, ibunya sakit parah sekarang, dia ibu tunggal yang mengurus anak sendirian. Sekarang dia mau mencari keluarga yang baik untuk mengasuh anaknya.”

“Kamu hamil ektopik, nggak bisa mempertahankan anak ini, dokter juga bilang kamu bakal sulit untuk hamil lagi ke depannya. Bagaimana kalau kita adopsi anak ini saja? Biar kamu nggak terlalu sedih.”

Kepalaku langsung berdengung, benar-benar tidak percaya kata-kata itu bisa keluar dari mulut Benson.

Padahal aku sudah baca semua isi chat mereka, tapi aku sama sekali tak menyangka, dia benar-benar bisa bilang hal seperti itu.

Aku sangat ingin bertanya, kalau dia memutuskan mau bawa anak itu ke rumah, lalu apa artinya hubungan kami selama ini?
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
7 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status