Short
Suka Duka Ibu Tunggal

Suka Duka Ibu Tunggal

By:  Clarine ArlinaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
3.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Setelah suamiku meninggal, aku hidup sendiri dengan kedua anakku. Demi mendapatkan promosi, aku memaksakan diri berendam dalam bak es, lalu menyerahkan diriku ke kantor manajer. Namun, di luar dugaan, meskipun aku sudah "menyerahkan diri", dia menolak menyentuhku di kantor. Saat aku mengira promosi itu sudah gagal, dia justru membawaku yang berpakaian minim ke jalan raya yang ramai dengan mobil lalu-lalang. "Kita lakukan saja di sini," ujarnya.

View More

Chapter 1

Bab 1

Namaku Eliyani. Usiaku tahun ini 36 tahun dan aku hidup bersama dua anakku.

Belakangan ini, ada kesempatan promosi di perusahaan. Semua orang berlomba-lomba mendekati manajer. Tentu saja, aku juga menginginkan promosi itu, jadi aku menyusun sebuah rencana.

Saat istirahat siang, aku pulang ke rumah dan berendam dalam bak es. Aku bisa merasakan kulitku perlahan-lahan menjadi lebih kencang. Tidak hanya kulit, tetapi bagian tubuh lainnya pun ikut mengencang.

Aku bahkan sengaja mengoleskan losion tubuh yang harum.

Setibanya di kantor, bukan hanya rekan kerja laki-laki yang memandangiku, bahkan mata manajer Orlando pun terpaku, memperhatikanku tanpa berkedip.

'Berhasil!' Aku tersenyum puas dalam hati.

"Pak Orlando, ada pekerjaan yang kurang saya pahami. Saya boleh tanya sama Anda nggak?" Dengan celana jeans ketat, aku berjalan mendekatinya perlahan.

"Kerjaan apa?" Orlando menatapku tanpa basa-basi, bahkan tatapannya semakin berani menyusuri seluruh tubuhku.

"Ayo kita bicara di kantor Anda saja." Saat aku berbicara, kunci di sakuku tiba-tiba terjatuh. Aku membungkuk untuk memungutnya, tetapi tanpa sengaja dua kancing bajuku terbuka.

"Ah!" Aku buru-buru menutupi dadaku dengan tangan.

Sebagai ibu dua anak, tubuhku memang masih terbilang berisi dan penuh, apalagi aku terbiasa berpakaian tanpa lapisan dalam. Seketika, tatapan semua orang di kantor tertuju padaku, penuh dengan rasa penasaran dan keinginan.

Namun saat itu, Orlando tiba-tiba melepaskan jaketnya dan menutupi tubuhku. Dia membawaku ke kantornya.

"Terima kasih, Pak Orlando," kataku pelan sambil menundukkan kepala dan menggigit bibir. Kupikir dia akan melepaskanku begitu saja. Namun, tangannya seakan-akan telah lengket dan tidak mau melepaskanku.

"Eliyani, kamu karyawan baru?"

"Iya ...," jawabku gugup. Aku memang baru sebulan bekerja di sini dan kebetulan ada kesempatan untuk promosi. Selain itu, aku dengar bahwa Orlando memang suka pada wanita. Aku tidak mungkin melewatkan kesempatan ini.

"Anakmu belum disapih, ya?" tanyanya tiba-tiba sambil tangannya terus meraba kulitku.

Aku langsung tersipu malu dan menjawab, "Nggak, anakku sudah sekolah dasar ...."

Orlando menyeringai, tatapannya yang membara seakan bisa menembus kulitku. "Lalu kenapa tubuhmu wangi sekali?" tanyanya lagi.

Aku tersentak dan langsung teringat losion tubuh yang kugunakan sebelumnya. Sepertinya itu berhasil menarik perhatiannya. Aku menundukkan kepala, berpura-pura malu sambil memelintir jemari. "Mungkin ... memang dari sananya begitu."

Detik berikutnya, Orlando tiba-tiba menarik pinggangku, napas panasnya menyapu leherku.

"Kamu sudah punya dua anak, kenapa masih bisa sekalem ini?" bisiknya dekat telingaku. "Gimana suamimu memperlakukanmu dulu? Ceritakan padaku."

Astaga! Kenapa dia bisa bertanya seperti itu?! Meskipun aku tahu Orlando memang laki-laki mata keranjang, aku tetap saja tidak terbiasa menghadapi ini.

"Pak Orlando, suamiku sudah lama meninggal. Sudah lama sekali aku nggak ...." Aku merasa wajahku sudah semerah tomat dan seolah-olah akan meledak.

Plak! Suara pukulan yang ringan di tubuhku membuatku kaget.

"Aduh!" Aku akhirnya tidak tahan dan mengeluh pelan.

Orlando tertawa puas. "Baru segini saja sudah mengeluh? Kamu memang menarik sekali." Dia menarikku lebih dekat ke meja kerjanya, jari-jarinya mulai menjelajahi kulitku. Tubuhku yang sebelumnya direndam dalam air es, kini terasa begitu sensitif.

"Pak Orlando, tolong ... kita bicara soal kerjaan saja," ujarku dengan suara bergetar.

Orlando hanya tertawa kecil, "Kamu sudah seperti ini, masih mau bicara soal kerjaan? Kenapa wanita suka sekali ngomong sebaliknya?"

Wajahku semakin panas dan aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Orlando benar-benar tahu cara membuat orang kehilangan kendali.

"Kulitmu benar-benar halus. Bagaimana bisa seputih ini?" bisiknya sambil mendekatkan wajahnya ke telingaku. Suara lembutnya, ditambah napas hangat yang menyapu telingaku, membuat tubuhku gemetar tak terkendali.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status