ホーム / Romansa / ENAK, PAK DOSEN! / 206. Sentuhan Memabukkan

共有

206. Sentuhan Memabukkan

作者: OTHOR CENTIL
last update 最終更新日: 2025-10-30 07:00:56

"Engh, ah. Aldo, stop it please. Aku ...." Desahan spontan itu lolos dari bibir Raline tak terhindarkan.

Di tengah kondisi mentalnya yang kacau dan pengaruh alkohol, sensasi dari sentuhan Aldo yang tepat sasaran itu tetap menusuk indranya. Membuatnya berdenyut, dan ingin lebih.

Bibirnya memang menolak keras, tapi reaksi tubuhnya yang didominasi oleh alkohol dan naluri nyatanya tak pernah ingkar.

Sedangkan Aldo tidak memberi Raline waktu untuk membalas ancaman terakhirnya. Ia bergerak cepat, menutup jarak.

Tanpa peringatan, Aldo meraih tengkuk Raline dan menciumnya dengan gairah yang buas, ciuman yang terasa menaklukkan, bukan memohon.

Raline sebenarnya mencoba melawan, tetapi pengaruh alkohol yang sudah lama bersarang di tubuhnya membuat perlawanan itu hanya berupa dorongan lemah.

“Uh … Aldo!”

Aldo menyeringai, ia makin beringas saat tubuh Raline ternyata menginginkan sentuhannya lebih dalam.

Kini, jari jemari kanannya tergerak menuju ke bawah sana, mulai meraba celah sempit yang …
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • ENAK, PAK DOSEN!   229. Lebih Penting Aku atau Dia?

    Damar mendekat ke arah Diana dengan langkah gamang. Ia ingin sekali langsung memanggil nama istrinya, menariknya ke pelukan, tetapi ... rasanya tidak nyaman. Ada sesak yang tak teruraikan di dadanya. Sebuah perpaduan antara rasa kekhawatiran yang luar biasa dan rasa cemburu yang kian menyakitkan. Kini, ia hanya membawa langkah kakinya ke sana, berdiri diam di samping istrinya, tanpa mengucap apa-apa. Setelah beberapa saat, Diana menoleh padanya. Melihat Damar, Diana langsung berdiri. Raut wajahnya yang tadi pucat dan lemas, kini menunjukkan kelegaan. "Mas? Kamu datang?" tanya Diana matanya sedikit berkaca-kaca. Sambil berjalan, Diana merentangkan tangan. Begitu suaminya hanya berjarak 50 cm, ia memeluknya. “Ya Allah, Mas. Kukira kamu gak lihat pesan aku! Aku hampir aja celaka, Mas.” Damar tak tahu harus bereaksi seperti apa. Ia membeku bak patung

  • ENAK, PAK DOSEN!   228. Mengapa Kamu Peduli Dengannya?

    "Sial! Apa yang terjadi?" raung Damar dengan suara tertahan. Berulang kali ia memukul roda kemudi saat meninggalkan kantornya.Tadi, ia sedang meeting penting dengan klien dari pukul 11 hingga pukul 12 siang. Ia dan kliennya baru saja hendak menuju makan siang bersama untuk merayakan kesepakatan yang tercapai.Saat ia melihat ponselnya, ia sangat tterkejut. Ada puluhan panggilan tak terjawab dari sang istri, Diana, dan enam kali panggilan dari Alex, sopirnya.Sadar ponsel dalam mode silent selama meeting, ia merasa kesal pada diri sendiri. Lantas, ia mengacak rambutnya frustrasi. Ia segera menghubungi Diana balik, tetapi tak diangkat.Setelah membatalkan makan siang dengan kliennya, berselang lima menit, Alex—sopirnya, menghubunginya. Saat panggilan tersambung, ia syok lantaran Alex membawa kabar yang sangat tidak ia inginkan. Aldo dan Diana berada di rumah sakit dan ia harus datang segera.

  • ENAK, PAK DOSEN!   227. Kejanggalan

    Sedangkan dari kejauhan, Diana menyaksikan itu. Ia menoleh ke belakang, matanya melebar tak percaya. Sejak tadi, perasaannya tidak enak, dan apa yang ia khawatirkan terjadi juga. Ia melihat Aldo jatuh tersungkur di aspal setelah serangan tikaman yang cepat dan keji."Pak Alex, berhenti! Berhenti!" teriak Diana dengan suara panik.Mendengar itu, Alex segera menginjak pedal rem perlahan. Ia menepi sejenak, dan ia memperhatikan wajah Nyonya-nya yang panik.Sambil ikut menoleh ke belakang dan melihat Aldo dari kejauhan, Alex berkata, "Ada apa, Nyonya? Kita sudah jauh dari mereka."Diana dengan panik berkata, "Kita kembali! Aldo ditusuk! Kita harus menolongnya! Cepat, Pak! Kalau terjadi sesuatu pada Aldo, ….”“Ba-baik, Nyonya. Ta-tapi, ….” Alex terkejut. Meskipun ia tidak melihat dengan jelas, jeritan Diana cukup meyakinkan. "Apa Anda kenal dengan dia, Nyonya?""Ya ampun, Alex! Apa itu penting sekarang? Cepat ke sana, tolong

  • ENAK, PAK DOSEN!   226. Tertu-suk

    "Aku tidak punya cash!" kata Aldo, suaranya putus asa, napasnya tersengal menahan sakit. Dia menatap mata mata bengis para penjahat itu.Penjahat pertama semakin tidak sabar, ia menyeringai kejam sembari terus mendesak. "Kalau begitu, kau bisa men-transfer!""Aku juga tidak bisa!" tolak Aldo dengan mata terpejam seolah mengakui kekalahan. Aldo tahu transfer akan membuang waktu, tetapi ia harus membuat mereka yakin dia tidak punya pilihan lain."Jangan alasan!" Penjahat itu mendengus marah, dan dalam gerakan cepat, ia mengayunkan kaki kirinya dan menghantam rusuk Aldo sekali lagi.BRAK!“Argh!”Tubuh Aldo bergetar hebat di aspal. Ia mengerang tertahan, rasa sakitnya terasa seperti tulang rusuknya retak. Darah segar membasahi jaketnya.Dari dalam mobil, Diana menahan pekikan, mencengkeram erat setir. Rasa takutnya kini dibayangi oleh rasa panik melihat betapa parahnya luka Aldo.Aldo tahu ia harus mengak

  • ENAK, PAK DOSEN!   225. Pahlawan Kesiangan

    "Astaga! Jangan!" Diana memekik, kedua tangannya menutup mulut karena terkejut. Saat misterius yang baru datang tadi memukuli pria jahat pertama yang sudah tumbang, mata Diana melihat ancaman yang lebih besar. Pria jahat lainnya kini membawa patahan kayu yang cukup besar entah datangnya dari mana. Pria itu mengangkat kayu itu tinggi-tinggi, siap menghantam kepala sang penolong. "Awaaaas!" teriak Diana dengan suara parau karena panik. Akan tetapi, ia tak bisa keluar, Diana terkunci di dalam mobil. Ia hendak memperingatkan pria yang kemungkinan akan menyelamatkannya itu. Teriakannya hanya memantul di dalam mobil dan pria di luar sana tak mendengar. Pria yang menolong Diana tadi menoleh ke belakang saat mendengar suara langkah kaki dan teriakan ancaman dari belakang tubuh, "Hiyaaaak!" Saat pria itu menoleh penuh kewaspadaan untuk menghalau serangan kayu, pandangan Diana tertuju pada wajahnya. Ia terkejut hingga napa

  • ENAK, PAK DOSEN!   224. Sosok Penolong

    “Jangan sentuh Nyonyaku!”“Bajingan! Sudah menunggak tapi tidak mau menyerahkan barang! Rasakan ini!”Teriakan dan tekanan dari pria yang mengaku petugas leasing itu membuat Alex geram. Ia tidak peduli jika harus melawan tiga orang sekaligus, karena prioritasnya adalah keselamatan Nyonya-nya.Alex yang baru saja ditarik dan digelandang keluar segera bangkit dari tersungkur. Ia harus cepat karena kondisinya sangat genting dan tempat ini cukup sepi.Sebelum melayangkan serangan, perhatian Alex fokus pada Diana, majikannya. Ia menendang pintu mobil dengan kakinya, memastikan pintu itu tertutup rapat dan Diana di dalamnya aman."Nyonya, hubungi Tuan Damar cepat!" teriak Alex dengan kata-kata penuh emergency. Alex tidak ingin terjadi sesuatu pada nyonya nya. Karena kalau sampai nyonya nya itu terluka, maka dialah yang akan habis di tangan Damar.Setelah memastikan Diana aman, Alex segera mengambil kuda-kuda. Pria itu sudah m

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status