Home / Romansa / ENAK, PAK DOSEN! / 59. Jangan Ikut Campur, Ma!

Share

59. Jangan Ikut Campur, Ma!

Author: OTHOR CENTIL
last update Huling Na-update: 2025-09-02 15:15:57

Hati ibu mana yang tak terluka jika anaknya akan dipoligami? Semua ibu akan marah jika di dalam posisi Helen.

Poligami itu hal yang berat dan tak akan pernah adil dalam hal apa pun. Ia yakin, Carol tak akan sanggup menjalaninya.

Damar ikut meninggikan intonasi. Tapi tetap dengan rasa hormat. “Tolong jangan mengatakan anakku sebagai anak haram, Ma! Lagian, kami udah sepakat dan setuju. Kami gak akan mundur!!”

“Kenapa tidak boleh? Bukannya gadis kecil itu tidak bernasab padamu? Kamu tidak wajib memberinya nafkah menurut aturan agama kita! Sudahlah, Mar! Ceraikan Carol kalau kamu emang mau nikah lagi! Gak usah bawa dalil kalau lelaki bebas nikah sebanyak empat kali! Gak, mama gak akan rela Carol dimadu sama kamu!” ujar Helen menerangkan.

“Ini bukan soal agama atau apa pun. Ini hanyalah sebuah bentuk tanggung jawab!” ujar Damar membela Shanum dan juga Diana.

“Tanggung jawab katamu? Tanggung jawab dengan kamu melukai hati putriku seperti ini? Apa kamu tidak pernah ber
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Triany Andiastuty
Damar buang Diana, sampe hidup terlunta2, ga taunya dpt mertua & istri penipu...itulah karma km trhadap penderitaan Diana, walaupun Diana & Damar dosa berzina, tp Dianalah orang yg plng tulus & baik
goodnovel comment avatar
Triany Andiastuty
helen sm carol sama2 munafik, hrsnya Damar & mayang yg marah, krn di bohongi, trnyt si helen nutupi kekurangan anknya, krn dah ga pny rahim, knp jd helen yg marah2?, carol jg, blng ikhlas2, tp maunya nguasain Damar seutuhnya.
goodnovel comment avatar
Mira
kenapa Helen akan lebih murka jika tahu itu Diana.bukannya dulu dia sangat peduli dgn diana.merasa kasian dan jg mendukung Diana dgn Maxim
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • ENAK, PAK DOSEN!   269. Iri Dengki

    “Om, aku mau diantar sama sopir pribadi kaya Shanum,” ucap Claudia saat ia dan keluarga barunya ini sarapan bersama di meja makan. Damar yang hendak menyuapkan sepotong roti ke dalam mulutnya, segera berhenti. Ia mendongak, menatap wajah Claudia yang agak masam itu.“Maaf, Om gak bisa lakuin itu, Clau.” Claudia yang sudah banyak berharap pun merasa begitu kecewa. Ia memberengut dan meletakkan sendok garpu di atas piringnya. “Kenapa? Gak punya uang buat bayarin sopir buat aku, ya?” tanya Claudia dengan nada merajuk. Sejak tinggal di sini, Claudia mempelajari banyak hal termasuk apa yang membuat Om-nya itu marah dan emosi. Menurut pengamatan Claudia, Om-nya akan naik darah saat direndahkan. Makanya, ia bilang begitu agar Om-nya itu mau menuruti permintaannya. Sayangnya, Damar tak terpengaruh. Ia melanjutkan sarapannya. “Gak juga. Lagian, sekolah kamu dekat loh. Hanya 1 km, bahkan kurang. Mungkin hanya 800 meter. Pakai sepeda l

  • ENAK, PAK DOSEN!   268. Jengkel Akut

    Keesokan harinya, Diana dan Damar mengantarkan Claudia, keponakan kesayangan mereka, ke sekolah barunya. “Om, aku akan sekolah di sekolah yang sama kaya Shanum, ya?” tanya Claudia penuh antusias. Ia membayangkan ruang kelas yang wangi, dingin karena ada AC, dan fasilitas yang bagus.Tapi, khayalan Claudia sirna sudah ketika damar menjawab pertanyaan nya.“Tidak. Kamu sekolah di sekolah dekat rumah saja.”“Ih, kenapa gak sama kaya sekolah Shanum sih, Om? Gak punya duit ya buat bayarin ke sekolah situ?” desak Claudia.Sayangnya, Damar dan Diana tak memberi respon. Mereka segera mengajak Claudia keluar dari mobil menuju halaman sekolah.“Ayo turun,” ajak Diana dengan sabar meski wajahnya menahan rasa kesal. Ia menarik tas yang dikenakan Claudia. Sayangnya, Claudia menanggapinya dengan tak enak. Gadis bandel itu berontak. “Iya, iya! Gak usah tarik tarik kali! Aku bisa turun sendiri.”Akhirnya, mereka bertiga berja

  • ENAK, PAK DOSEN!   267. Rencana Jahat

    “Tante, ih … Tante kok diam? Ayo lah kasih tahu aku, caranya dapat duit yang banyak itu gimana? Aku harus jadi youtuber apa gitu? Aku buat konten apa?” desak Claudia sambil terus menggoyangkan lengan Diana.Diana sendiri tidak paham, sejauh mana minat Claudia pada hal itu. Kini, ia memberi nasehat pada keponakannya agar tak menjadikan uang sebagai obsesi.“Dengar, Clau. Kamu baru 10 tahun, harusnya kamu fokus sekolah dan tidak usah memikirkan caranya cari uang. Uang biar kami yang pikirkan, kamu hanya tinggal belajar, dan tingkatkan nilai kamu agar membanggakan kami. Lagi pula kalau kamu jadi konten kreator, hal itu akan mempengaruhi proses belajar kamu. Sudah, jangan pikirkan itu dulu. Kamu harus fokus belajar. Dan selama itu, Om dan Tante gak akan ngasih ponsel sebagai hukuman hari ini. Paham?”Sayangnya, nasehat itu tak ditanggapi serius oleh Claudia. Gadis kecil itu tetap kekeh ingin jadi konten kreator. “Aaah, gak, gak! Aku gak mau nganggur dong, Tant

  • ENAK, PAK DOSEN!   266. Dari Hati Ke Hati

    “Aku harus melakukan apa ya Tuhan?” gumam Diana lirih. Sejujurnya, ia merasa tidak berdaya menghadapi situasi ini.Sebagai orang tua, Diana memang harus menasehati. Tapi, nyatanya maasalah ini begitu kompleks, dan Diana tidak tahu harus memulai dari mana.Kini, Diana menimang-nimang apa yang harus ia lakukan terlebih dulu, berusaha mencari solusi terbaik untuk Claudia dan keluarganya.Diana ingin bicara begini, tapi takut Claudia tak mau menerima nasehat, dan makin tak terkendali. Tapi kalau didiamkan, jelas Claudia akan bertindak sesuka hati. Akhirnya, Diana memutuskan untuk mendekati Claudia. Ia duduk perlahan di samping keponakannya itu, memberikan jarak yang cukup agar tidak membuatnya semakin takut. Dengan lembut, jemari lentiknya segera memegangi dagu Claudia, mendongakkannya agar gadis kecil itu menatap wajahnya. “Lihat Tante,” ucap Diana dengan nada lembut dan penuh kasih sayang. Meski ia kesal, namun tak ada alasan un

  • ENAK, PAK DOSEN!   265. Ampun, Om! Ampun!

    Claudia meremas ujung kaos pres body yang ia kenakan. Dengan kepala tertunduk, ia menjelaskan apa yang ia lihat dan ia pelajari dari apa yang dilakukan Maminya. “A-aku .…” jawab Claudia dengan suara tercekat. Ia sangat ketakutan melihat kemarahan Damar. Bahkan, ia juga ikut menangis. “Jawab!” bentak Damar tanpa ampun hingga membuat Claudia tersentak kaget, dan akhirnya Claudia mau mengakui hal tersebut meski dengan air mata berderai. Claudia refleks menjatuhkan tubuhnya di lantai. Ia merangkak mendekati Damar, kemudian memeluk kaki Damar yang dibalut celana panjang bahan slim fit itu. Di bawah kaki Damar, Claudia menangis dan menjerit-jerit. “Ampun, Om! Ampun! Aku cuma niru apa yang dilakuin oleh Mami, Om!” “Apa yang Mami kamu lakukan?” Ki ini, Diana angkat bicara. Ia tarik Claudia dari kaki suaminya dan ia ingin tahu, apa alasan suaminya marah besar pada keponakannya yang satu ini. “Apa yang kamu lakukan cep

  • ENAK, PAK DOSEN!   264. Video Vulgar FYP

    “Ya Allah! Claudia, astagfirullah! Apa-apaan ini? Apa yang kamu lakukan, Claudiaaaaaa!” maki Damar dengan intonasi yang makin meninggi. Damar segera berpikir jernih, ia menghapus video tersebut meski Claudia menjerit-jerit. “Jangan hapus, Om! Jangan! Jangaaaan!” Refleks, Damar melepas pegangannya pada Claudia dan rasa respect-nya pada keponakannya seketika menghilang, diganti dengan kemarahan yang memuncak tiada berakhirnya. Jantungnya berdegup kencang, bagaikan genderang perang yang ditabuh bertalu-talu saat melihat video yang katanya baru diunggah Claudia 20 menit tadi. “Dasar anak tidak tahu diri! Ya Allah! Apa yang ada di otak kamu, Claudia? Kamu memposting video ini? Apa kamu gila?” Saking syoknya dengan kelakuan bo-cil kem-atian ini, Damar sampai menangis. Ia jatuh terduduk dan melempar tablet milik Shanum ke lantai, tak p

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status