Share

16 - Kopi dan Vanila

Pengamatanku tidak mungkin salah. Jalan menuju rumah Junko hanya akan sepi selama dua jam dalam sehari. Sejak pukul dua sampai empat pagi. Aku membayangkan kelelahan gedung beton dan aspal yang harus menyaksikan kegaduhan manusia. Tapi untuk apa repot-repot bersimpati pada gedung dan aspal? Manusia memang biang gaduh. Kalau manusia tidak gaduh, manusia bukanlah manusia.

Tapi tak kusangka aku—sebagai manusia—juga termasuk salah satu yang membuat kegaduhan. Di rumah Sandra, melompati atau melangkahi sandaran sofa untuk kemudian merebahkan diri di atas sofa ternyata merupakan hal ilegal. Tingkahku itu membuatku diburu. Junko dan Max berlomba-lomba menebas kepalaku, tapi aku melesat menuju kamar Max dan terus berkelit sampai akhirnya kalah di depan anak tangga pertama menuju lantai dua. Max mengunci tanganku di punggung lalu menggiringku bersama Junko ke ruang tengah lantai dua.

Tirai berat kamar Bree diturunkan. Artinya dia ada

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status