Share

120b. Hukuman Untuk Nadya

“Kau pikir aku sekejam itu?” tanya Pramono sembari menarik sebuah kursi tak jauh dari Nadya.

“Duduklah,” ucapnya dengan seulas senyum manis pada Nadya. Senyum yang dipaksanya untuk tampak. Hanya sekejap. Sebab tepat setelah Nadya menjatuhkan pantatnya, senyum itu lenyap.

Pramono mengedar pandang ke penjuru ruangan dengan tatapan tajam pada orang-orang yang memandang penasaran. Seolah dari tatapan itu ingin mengatakan, ‘Kalian akan mati jika mengganggu istriku.’

Laki-laki itu kembali duduk.

Nadya meletakkan buku di kursi lain tak jauh darinya. “Bapak tidak kejam,” ucap Nadya tanpa memandang Pramono. “Bapak hanya bos yang berhak melarang atau memberi perintah apa pun,” lanjutnya.

Pramono mengangkat wajah. “Apa?”

***

Pesanan tiba. Steik dengan kematangan sempurna tersaji di depan mata. Alih-alih segera mengambil garpu dan pisau, Nadya justru memandangi makanan itu.

“Apa untuk memakan isi piringmu, juga harus ada perintah?” Pramono menatap wanita itu.

Nadya membuang muka. Sejauh i
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status