Share

21. Terlanjur Jadi Bangsat

Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi saat terdengar dering singkat dari ponselnya Nadya. Pandangannya yang semula tertuju pada laptop, kemudian teralih pada benda di atas meja. Nama Annisa muncul di bar notifikasi.

Nadya membukanya cepat lalu tampak kerutan dalam di dahi sesaat setelah membaca isinya.

Tak yakin, dibacanya sekali lagi pesan itu dengan setengah berbisik hanya demi memastikan apa yang dia baca tidak salah.

‘Mbak, kapan kita bisa ngobrol lagi? Aku mau bahas sesuatu sama Mbak Nadya,’ tulis Annisa membuat kerutan di dahi Nadya semakin dalam.

‘Tumben,’ pikirnya.

Setelah memastikan jawabannya, Nadya mulai mengetik, ‘Mbak menyesuaikan jadwal kamu,’ balasnya. ‘Mau bahas apa? Tumben?’ timpanya lagi.

‘Ada, deh ...’ balas Annisa.

Nadya mengulum senyum. Jemarinya kembali mengetik. Lalu meletakkannya kembali setelah mengetuk panah hijau.

‘Tumben ngajak ketemuan duluan? Bahas apa?’ Meski penasaran, Nadya memilih mengabaikan. Dia akan tahu setelah mereka bertemu nanti.

Pandang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status