Share

Part 5

[Ah lupakan saja, oh iya, kamu sering ketemu suamiku nggak? Aku penasaran bagaimana keadaannya di sana.] Aku sengaja memancingnya. Dan aku tidak mendapatkan balasan Tasya. Hingga aku memutuskan untuk bersiap-siap karena ingin cepat cepat kembali.

"Tunggu aku, Tasya, Mama dan Mas Riski, aku akan kembali."

Aku datang kemari sebagai TKW, jadi sebenarnya akan banyak hal yang harus dilakukan di diurus sebelum aku bisa kembali ke ke Indonesia. Mulai dari pengecekan paspor, visa dan beberapa hal lainnya.

Akan tetapi aku sudah mempersiapkan hal itu jauh-jauh hari. Itu sebabnya aku bisa kembali ke Indonesia sekarang juga.

Ya, satu bulan lagi adalah acara anniversary pernikahanku dan Mas Riski yang ke 5 tahun, aku sudah berniat memberikan pria itu kejutan istimewa, dengan pulang, akan tetapi terpaksa aku harus membatalkan semua itu dikarenakan aku sudah mengetahui semua kebusukan Mas Riski dan Tasya.

Rencana kepulanganku untuk hal kebahagiaan sirna seketika, sekarang aku akan pulang dengan alasan luka. Akan kubuat mereka menderita dan merasakan semua kepedihan atas penghianatan ini.

Suara ketukan pintu apartemenku membuat lamunanku terbuyarkan. Aku berjalan hendak mendekati pintu kemudian memutar gagang pintu dengan pelan.

Terlihat seorang wanita cantik berdiri di depan pintu dengan wajah kebingungan. Tidak ada sedikitpun senyuman di wajahnya membuat aku heran.

"Lo serius mau pulang sekarang? Memangnya Lo udah mempersiapkan segala hal? Susah lho kita balik ke tanah air," kata wanita itu sambil memegangi tanganku lembut.

Ya, orang itu adalah Dewi, sahabat yang selalu menemani aku dalam situasi apa pun, sebenarnya aku, Dewi dan Tasya sudah bersahabat sejak bangku SMA.

Kami sudah menganggap satu sama lain sebagai sudara. Ya, memang di Antara kami, aku lah yang lebih dulu menikah.

"Aku sudah menyiapkannya jauh-jauh hari Dewi," sahutku.

"Kok lo nggak pernah cerita sama gue?" tanya wanita itu kesal.

Aku tersenyum lantas menarik tangan wanita itu dan membawanya masuk ke dalam, dan ia hanya menurut saja tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Kamu toko kue kita, di sini," kataku.

Kami dulu merantau ke sini tidak membawa apa pun, hanya membawa keberanian dan doa, berawal dari menjadi art hingga kami mampu menyewa toko kue di sini.

Sebenarnya semua berkat bantuan majikanku dulu yang baik hati dan mau membantu setiap hal yang aku lakukan.

Ya, toko kue itu milik majikanku, aku menyewanya dan mengelola toko itu bersama dengan Dewi. Siapa sangka toko kami terkenal dan mendapatkan tempat di hati para pelanggan.

Semenjak itu, aku sudah tidak bekerja sebagai art, majikanku tidak pernah marah atau menyesal membantuku, keluarga itu nampak senang karena aku sudah mampu mendapatkan apa yang aku inginkan.

"Emangnya Lo pulang karena apa? Kok mendadak begini?"

"Sebelumnya aku udah Rencana mau pulang dua Minggu kedepan, semua hal sudah aku persiapkan dengan matang, Karena satu bulan lagi aku berencana membuat kejuta untuk suamiku Mas Riski, Karena satu bulan lagi adalah hari di mana pernikahan kami genap 5 tahun," jelasku membuat Dewi manggut-manggut, seolah siap mendengarkan penjelasanku berikutnya.

Aku diam beberapa saat sambil menghela napas pelan.

"Lah! terus? Kalau mau pulang 2 Minggu kedepan? Kenapa Lo pulang sekarang?" tanya Dewi.

"Kamu tau Dew alasan aku? Aku dikhianati oleh orang-orang yang aku percayai. Terpaksa aku harus membatalkan semua kejutan kebahagiaan itu, aku berniat untuk memberikan kejutan paling mengerikan bagi mereka," sahutku lagi.

Dewi mengernyitkan keningnya bingung. Kedua bola matanya menyipit seolah-olah sedang menyelidik.

"Siapa yang udah ngehianati Lo?" tanya Dewi penasaran.

Mendengar pertanyaan wanita itu dengan nada suaranya yang terdengar dingin membuat aku tersenyum pelan.

"Kalau aku bilang, kamu nggak akan percaya."

"Siapa? Bilang sama gue siapa?" Jika tadi nada bicaranya terdengar dingin, namun kali ini berbeda, Dewi terlihat tidak sabaran sambil menggoyangkan tubuhku.

"Mas Riski selingkuh Dew, dia selingkuh sama sahabatku sendiri yaitu Tasya." Pengakuanku membuat Dewi terduduk lesu di atas tempat tidur. Ia mengacak-acak rambutnya gusar.

"Udah gue duga, Tasya itu penghianat!" tegas Dewi.

"Maksud kamu?" Aku bertanya karena heran, mengapa Dewi percaya begitu saja, padahal dia begitu akrab dengan Tasya dulu.

"Beberapa Minggu yang lalu gue pernah vc sama Tasya."

"Tiba-tiba Riski datang dan memanggil sayang. Saat itu gue ngerasa aneh, walaupun Tasya terus saja memberikan alasan bahwa Riski sebenarnya tidak memanggilnya, tapi gue yakin kalau Tasya bohong."

Lagi-lagi hatiku nyeri kala mendengarkan pengakuan Dewi. Sebenarnya aku terlambat menyadari.

"Tasya sekarang lagi hamil anaknya Mas Riski," sahutku lagi.

"Kenapa Lo tau kalau di hamil sama suami Lo?" tanya Dewi.

Aku kembali menghidupkan layar ponselku dan memperlihatkan sebuah foto hasil screenshot status Tasya tadi.

"Bangs*t. Gue nggak punya sahabat kayak dia. Sekarang gue dukung lo. Lo balik ke sana dan balas dendam sama Tasya."

"Ah, gue juga punya rencana biar balas dendam Lo terlihat lebih elegan dan mahal," timpal Dewi lagi sambil tersenyum licik.

"Rencana apa?"

Bersambung!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status