Share

79. Bangkit

"Hai." Tiba-tiba Kenn memasuki ruangan dan menyapaku dengan suara seraknya.

Aku tersenyum menyambutnya. "Hai, Kenn."

Ketika aku mencoba duduk, dengan sigap Kenn membantuku dan mengatur bantal untuk sandaran punggungku.

Ia kemudian duduk di sebelahku, tanpa senyum sedikit pun. "Gimana perasaan lo sekarang, setelah lima hari berturut-turut menolak gue temui?"

Aku tersenyum getir. "Bukan hanya lo, Kenn, tapi semuanya."

"Selama lo koma, gue kayak orang gila. Setiap hari gue ketakutan lo nggak akan membuka mata lagi. Gue takut, lo bakal pergi ninggalin gue kayak Hendra," ucap Kenn. "Dan saat lo siuman, dengan seenaknya lo melarang gue masuk. Lo udah berhasil bikin gue nyaris gila beneran." Kenn tertawa hambar meskipun terdengar pelan.

Sementara aku sontak terdiam. Kugigit bibir bawahku. Semenjak aku siuman, memang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status