Share

Episode 6

Jason Marshall?! Orang yang paling ingin kucekik seharian ini, sedang duduk dengan santai di sana sambil memandangiku dengan senyum memuakkan yang menghiasi wajahnya. Aku tidak tahan melihatnya dan langsung membuang muka.

Setelah berpamitan pada Tim dengan alasan bahwa aku harus mengerjakan tugas penting dari kampus untuk besok, aku bergegas pergi ke loker-ku untuk mengambil jaket dan tas lalu keluar lewat pintu samping

Sebenarnya aku benci selalu kabur seperti kucing ketakutan setiap kali melihatnya, tapi aku benar-benar tak ingin bertemu dengan dia, terutama sekarang. Kenapa juga dia bisa muncul di sini?

Udara malam yang dingin langsung menyambutku begitu menginjakkan kaki di luar. Aku berjalan sambil merapatkan jaket dan menggosok-gosokkan kedua telapak tanganku, meniupnya sesekali untuk mengusir hawa dingin.

Namun saat hendak berbelok ke 126th street tanganku tiba-tiba dicekal dari belakang kemudian tubuhku diputar di luar kehendakku. "Kita perlu bicara Mia."

Aku mendelik padanya, "Jangan ganggu aku Jason!" aku berusaha menyentakkan lenganku tapi ia malah mempererat cengkeramannya pada lenganku. Kemudian Jason menarikku berjalan bersamanya kembali ke arah restoran.

"Lepaskan atau aku teriak!" ancamku. Jason mengangkat sebelah alisnya menatapku dengan ekspresi mengejek, "Silakan saja, dan kau akan muncul kembali di semua kolom berita gosip besok, dan besoknya lagi dan besoknya lagi." ia berkata seraya tersenyum angkuh.

Aku bersumpah setengah mati menahan diriku untuk tidak meninju wajahnya dan merontokkan giginya yang sempurna itu. "Apa sih maumu?!" aku berseru marah. Dia baru berhenti setelah sampai di samping sebuah mobil mercedes berwarna hitam mengkilap.

Jason membuka pintu di samping kursi penumpang dan memberi isyarat dengan kepalanya agar aku masuk ke dalam. "Aku tidak mau bicara, apalagi ikut denganmu kemanapun!" ujarku sengit.

Jason menghembuskan napas lewat mulutnya sambil memejamkan mata seolah sedang menahan kesabarannya, sebelum ia kembali menatapku. "Baiklah. Kuakui tindakan impulsifku semalam sedikit berlebihan," ujarnya.

"Tapi kombinasi alkohol dan hingar-bingar klub tak mampu membuatku tetap sadar setiap saat atas apa yang kulakukan, Mia."

"Sedikit?!" sergahku tak percaya. "Dengar, aku janji kita akan meluruskan masalah ini tapi kau harus mendengarkan aku dulu,"ujarnya. Aku menyipitkan mata memandangnya dengan curiga. Ocehannya sama sekali tak masuk akal.

"Mia, ayolah. Berhenti menatapku seolah kau ingin membunuhku.”

"Aku memang ingin melakukannya." aku memelototinya. Jason tertawa pelan, ada sinar geli di matanya.

"Kau masih bisa tertawa?! Setelah semua yang kau lakukan?!" aku membelalak marah. Dia berhenti tertawa kemudian mengangkat sebelah alis menatapku. "Oh, yang benar saja, Mia. Berhentilah bersikap dramatis. Lagipula aku yakin yang kemarin itu bukanlah ciuman pertamamu."

Tangan kananku yang bebas otomatis terayun mengarah ke wajahnya sebelum aku menyadarinya. Namun Jason segera menangkap tanganku dengan kecepatan yang membuatku heran. "Hati-hati Mia, kau tak boleh sampai melukai aset penting si pembuat uang."

"Lepaskan tanganku!" aku meronta. Tapi dia malah mendesakku hingga punggungku menekan bodi mobilnya. Ia membungkuk padaku hingga wajah kami berdekatan, kedua mata birunya berkilat-kilat menatapku tajam.

Aku spontan menarik kepalaku ke belakang. "Kau mau apa!" kataku panik ketika dia semakin mendekat. Aku melihatnya tersenyum licik, “Sepertinya itu memang ciuman pertamamu." Itu bukan pertanyaan.

"Well, kalau begitu aku menyesal, karena telah melakukannya dalam situasi yang tidak kondusif seperti kemarin, sorry Mia." ujarnya kalem, ada nada senang dalam suaranya.

"Dasar sinting!" aku kembali berusaha membebaskan kedua tanganku, tapi dia malah makin mempererat cengkeramannya. "Baiklah, sekarang masuk ke mobil dan kita akan bicara serius mengenai hal ini." 

"Tidak mau!"

Jason menyipitkan mata memandangku. "Kau masuk sekarang, atau aku benar-benar akan membuatmu muncul kembali jadi trending topik beserta tempat kerjamu sekalian. Kita lihat saja nanti apa yang akan dilakukan para reporter yang haus berita itu kalau sampai mereka menemukanmu di sini!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status