Share

Dunia Halu

Eri melepas jaketnya lalu melemparkan tubuh ke atas kasur tanpa berganti pakaian. Sembari terpejam, tangannya meraba-raba ke sekeliling mencari remote AC yang ia lempar begitu saja saat hendak berangkat sekolah. Klik, suara tombol ON dinyalakan. Suhu udara kamar Eri kini berubah sedikit lebih sejuk.

Teringat sesuatu, Eri segera bangkit dari malas-malasan beberapa detik tadi. Ia buka majalah yang ditumpuk di bagian paling bawah. Memang bagian halamannya sedikit tertekuk. Eri mengelus-elus bagian kover majalah lalu mengambil beberapa buku tebal untuk ditumpuk di bagian atas majalah.

Makan malam nanti kamu pesen Street Food aja. Pesen aja ke ojek online. Bunda mungkin pulang malam soalnya ada meeting buat pemilihan GM baru.

“Bunda kan juga jarang pulang sebelum jam 7 malam. Nggak perlu bikin catatan begini juga aku tahu,” gumam Eri meremas kertas pesan bundanya lalu bulatan kertas itu dilempar ke tong sampah kamar.

Kepala Eri mengendus ketiak. Kebiasaan sejak kecil jika merasa keringatnya membanjir hingga membuat tidak nyaman. Matanya memicing setelah mencium aroma kecut di ketiak. AC boleh saja sudah menyala, namun keringatnya tidak akan serta-merta lenyap. Eri pun segera berlari ke dalam kamar mandi. Ia bersihkan kaki dan bagian tubuhnya yang dialiri keringat. Berganti pakaian hanya membuat Eri makin bersemangat karena jika sudah tersetting dengan baik, badan bersih, tidak ada siapapun di rumah, maka inilah waktu terbaik untuk membuka akun Instagramnya.

“Pesan baru! Kenapa kok penuh emot nangis?” Eri suka sekali berbicara sendiri terutama jika sedang berhadapan dengan gawainya.

Fanstagram Eri hanya berisi 10 foto. Jumlah follower Eri hanya 30 orang padahal ketika ia beralih akun, jumlah follower kini menjadi mengejarnya. Lalu alih akun dilakukan. Senyum manis Eri kembali terkembang. Ketika beralih akun ke Jaemin_star, banyak sekali para pegggemar Kim Jae Min yang ingin idolanya punya kekasih. Di sisi lain, para fans juga ingin Kim Jae Min memiliki waktu khusus untuk fan meeting [1]dengan penggemarnya.

“Para sesaeng[2] ini memang terlalu dekat kalau membuntuti Jae Min-oppa ke mana-mana. Apa mereka nggak ada kerjaan lain?” Eri mengomel ketika ada DM masuk dari akun fans Kim Jae Min yang mengirimkan bukti betapa seramnya akun sesaeng yang bernama Love_K.

Jaemin_Star, this person is so horrible. Why did they can take a photo when our oppa dining with his close friend? Oppa also had a tired face we have known he has atended a film festival two days ago. I have reported it to SK Agency. I hope they will sue her/him.[3]

Eri menggunakan bahasa Inggris selama mengunggah foto dan video tentang Kim Jae Min di akunnya. Ia jago mengedit foto apalagi membuat caption menggelitik. Kini akun fangirling yang setahun dibuat itu sudah mencapai 5000 follower. Sebuah pencapaian pribadi yang tidak akan bisa ia gapai jika menggunakan nama aslinya Erika Chandra. Tangannya kini sibuk membalas DM dari JaeminLove di Fanstagramnya.

Gomawo[4], sis. You did a right action. We protect our oppa from the stalker. SK Agency will do the best for him.[5]

 Alarm Eri berbunyi. Itu adalah alarm belajar. Ia harus mengerjakan tugas rumah sebelum melakukan kegiatan lainnya. Tiap jam tiga sore, Eri akan mengerjakan pe-er lalu lanjut membaca buku sampai jam setengah lima. Di sela istirahatnya baru kegiatan fangirling itu dilanjutkan.

 “Soal Fisika yang ini susah banget. Besok aku baru les lagi, gimana mau nanya ke Bu Silvi kalau misalnya aku nggak tahu maksud rumus ini? Hmm, coba deh aku kerjain dulu yang ini.” Sebentar saja Eri tenggelam dalam tugas yang memeras otaknya sambil sesekali membenarkan kacamata yang melorot. Ia terus berkutat dengan buku sampai bel rumahnya berbunyi.

Awalnya Eri tidak mendengar karena telinganya disumpal headphone sambil mendengarkan lagu-lagu korea kesukaannya. Bunyi bel keempat baru ia sadar jika ada seseorang yang sedang bertamu di rumahnya. Eri segera mengganti akun Instagramnya ke profil personal. Ia bergegas meneliti apakah ada majalah atau poster Kim Jae Min yang mudah terlihat mata. Sebuah kotak penyimpanan berisi harta karun berharganya ia masukkan ke lorong kasur yang paling dalam.

“Ah, Ayah. Kupikir siapa. Kok tumben sore-sore begini bisa mampir ke rumah? Ayah nggak kerja?” kata Eri setelah tahu jika ayahnya yang bertamu ke rumah.

Erwin Chandra masuk ke dalam rumah dengan senyum lebar. Kini tinggi Eri hampir menyamai ayahnya. Mereka berpelukan singkat.

“Tadi ayah lagi ada meeting di luar sama klien. Kebetulan lewat jalan dekat perumahan, jadi ayah putusin mampir. Bener kan, hari ini kamu nggak ada jadwal les jadi pasti sudah di rumah dan ngerjain pe-er. Atau kamu lagi mantengin idolamu?”

Sst, Ayah nggak boleh sering ngomong itu, aku nggak mau kalau temenku sampai tahu aku suka drakor atau artis korea. Mereka tahunya aku suka Hollywood,” tukas Eri mengingatkan ayahnya.

Sebuah tas plastik besar dibawa ayah Eri dari salah satu supermarket. Isinya camilan cokelat dan es krim kesukaan Eri. Ayahnya duduk lalu mengamati ruang tamu yang tidak banyak berubah meski sudah lama ia tinggalkan.

“Bundamu nggak ganti warna cat ruang tamu? Sudah kelihatan kusam nih. Nanti dia pulang on time?”

Eri membuka tutup es krimnya. Rasa cokelat pisang membuat matanya berbinar lebar karena enak. “Iya, Bunda meeting lagi. Biasa kan mau akhir bulan biasanya banyak laporan yang diurus. Auditor kan gitu, kerja bagai kuda.”

“Kenapa dia masih ngeyel nggak mau pakai asisten rumah tangga sih? Ayah bisa bantu nyariin yang terbaik. Kejadian lalu itu harusnya nggak bikin dia trauma. Bundamu itu masih aja keras kepala,” keluh Erwin.

“Yah, bukan hanya Bunda yang nggak mau ada asisten rumah tangga. Ayah lupa kalau aku hampir celaka gara-gara asisten rumah tangga penjahat itu? Ibu hanya teringat terus.”

“Ya, Ayah nggak akan lupa. Waktu itu Ayah asal terima aja orang yang kelihatannya butuh banget. Itu kesalahan Ayah, tapi kan semuanya udah ditangkap. Ayah bisa cariin orang lain dari agen yang lebih profesional...”

Eri meletakkan wadah es ksrimnya. Wajahnya cemberut. “Wajar kalau Bunda minta pisah sama Ayah waktu itu. Ayah terlalu memaksakan kehendak. Bunda sering cerita soal itu.” Lalu Eri berkata lagi. “Sebenernya aku lebih senang kalau Bunda yang bisa pulang lebih cepat dan ada Ayah di rumah yang jarang lembur.”

Erwin tak jadi melanjutkan omongannya. Kata-kata Eri memukul telak dirinya. Dua tahun lalu rumah Eri disatroni penjahat yang bekerjasama dengan asisten rumah tangga lama. Erwin sedang ada tugas di luar kota sedangkan bundanya berencana pulang larut malam karena lembur. Eri terluka ketika berusaha berteriak ke tetangganya. Suci, asisten rumah tangga yang direkrut ayahnya adalah istri seorang OB yang bekerja di kantor. Erwin tidak menggubris keberatan Arumi—Bunda Eri—karena hanya berdasarkan intuisinyalah Suci diterima bekerja.

“Yah, saranku kalau masih ingin rujuk sama Bunda, jangan lagi menyarankan hal ini itu ke dia. Bunda itu orangnya sangat detail dan dia nggak pernah kan maksain kehendak ke Ayah. Setahunan ini aku tahu kok kalau Ayah pengin balikan sama Bunda. Tapi please, ubah sikap Ayah yang suka maksa itu. Bujuk Bunda pelan-pelan aja. Misal mau nyaranin asisten rumah yang baru, mending cari yang Ayah sama Bunda kenal lama aja.” Tubuh Eri merinding dan mual tiap kali mengingat kejadian naas malam itu.

Rumah tangga adalah dunia yang tidak dipahami Eri. Dia sendiri melihat kedua orang tuanya memang tidak cocok sejak lama. Ibunya yang sebenarnya keras kepala tetapi selalu berusaha mengalah lalu ayahnya yang pekerja keras namun suka sekali memaksakan pendapat, apapun itu harus berjalan sesuai aturannya. Puncaknya ketika Eri terluka dan harus menerima beberapa jahitan di tangan dan dahi, bunda Eri lalu meminta cerai. Keputusan menerima Suci selalu ia tentang dan terbukti perempuan itu memiliki niat jahat.

“Ya, Ayah nggak akan lupa gimana stresnya bundamu waktu lihat kamu dibawa ambulans. Ayah emang pantes dapat semuanya. Tapi ayah masih sayang bundamu. Mungkin butuh waktu sedikit lagi supaya hatinya mau luluh.”

Eri juga ingin melihat orang tuanya kembali bersama. Setahun ini Eri harus membagi waktu antara bunda dan ayahnya. Hubungan cinta orang dewasa tidak ia pahami. Kalau cinta serumit ini, mengapa dua orang memutuskan bersama sampai akhirnya menikah? Lebih baik kalau Eri menyukai seseorang yang jelas-jelas tidak akan bisa ia gapai seperti Kim Jae Min. Menjadi fangirl tidak akan membuatnya patah hati.

Footnote:

[1] Fan meeting: jumpa fans

[2] Sasaeng: fans yang juga menjadi stalker sehingga membuntuti idolanya ke mana saja, sangat menggaggu privacy

[3] Jaemin_Star, orang ini sangat mengerikan. Kenapa mereka mengambil foto Oppa ketika dia makan malam dengan temannya? Muka Oppa kelihatan capek, kita tahu dia baru saja menghadiri festival film dua hari lalu. Aku sudah melaporkan penguntit itu ke SK Agency. Aku harap mereka akan menuntutnya.

[4] Terima kasih (korea)

[5] Kamu melakukan tindakan benar. Kita lindungi oppa dari penguntit. SK Agency akan melakukan hal yang terbaik untuk Oppa.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status