Beranda / Romansa / GADIS AMNESIA MILIK SANG PEWARIS / PART 7 : LEBIH DARI TEMAN?

Share

PART 7 : LEBIH DARI TEMAN?

Penulis: Yuna lisa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-04 13:50:02

Safira segera keluar setelah memberikan kopi pada Dexter, dan itu membuat Angelina menatap tak percaya padanya. Entah apa yang terjadi barusan, tapi wanita itu seperti tidak mengenali keduanya.

“Dexter, apa itu Safira?”

Dexter yang hendak meminum kopinya terhenti, udara panas membuat dia meniup air hitam dalam gelas itu. “Seperti yang kamu lihat!”

“Tapi kenapa dia tidak mengenaliku? Sombong sekali dia.”

“Dia tidak sombong—hanya tidak ingat pada kita.”

“Memang apa yang terjadi padanya?” tanya Angelina penasaran.

“Amnesia.” Dexter menaruh minuman dan menyalakan laptop guna kembali bekerja, hari ini terlihat dari jadwal banyak pertemuan yang harus ia hadiri, termasuk nanti malam.

Angelina terdiam lalu berjalan pergi.

“Jangan ganggu dia! Jika kamu melakukan sesuatu yang tidak-tidak, aku tidak akan membiarkanmu berada di sampingku lagi!’ ujar Dexter pada Angelina sebelum wanita itu benar-benar pergi dari ruangannya.

Brak! Pintu di tutup dengan keras, membuat Dexter hanya dapat menghembuskan nafas kasar, hal itu sudah biasa terjadi jika Angelina marah padanya. Dan entah berapa kali juga ia harus memperbaiki pintu karena ulah wanita itu.

Saat sedang bersabar, sebuah telepon membuat Dexter menatap ponselnya, ketika tau siapa yang menelpon dia segera mengangkatnya. “Hallo!”

.

Sedangkan di sisi lain Angelina turun ke bawah menuju lantai dimana, Safira turun. Ia tak mendengarkan ancaman Dexter, karena sifat keras kepalanya yang sudah mendarah daging.

Safira yang sekarang membawa kain pel juga ember, terkejut dengan tarikan tangan yang tiba-tiba ia dapatkan. Saat ia tau siapa yang berbuat hal itu, Safira hanya menatap diam bingung.

“Lo pura-pura atau gimana sih?” tanya Angelina yang tak sabar, membuat kerutan di dahi wanita itu semakin bertambah banyak saja.

“Ma-maksudnya apa ya, saya gak paham!”

“Lo Safira kan?”

“Iya nama saya Safira, lalu mbaknya yang ada di ruangan Tuan muda bukan?” tanya Safira dengan tatapan polos, sehingga membuat Angelina mendorong tangannya dan berakhir Safira yang jatuh bersama ember yang dirinya bawa.

Sekarang kaki Safira basah karena air pelan yang ia bawa, wanita itu menatap Angelina dengan mimik heran. Kesalahan apa yang dia buat hingga wanita berbaju seksi itu mendorongnya hingga seperti ini.

“Gue benci sikap lo yang gak tau diri itu!”

Resepsionis memperhatikan itu dan segera merekamnya, ada yang cuma memperhatikan dari jauh karena tak mau terkena masalah dengan sekertaris bos mereka itu.

“Mbak, salah saya apa?”

“Halah pura-pura lupa kan Lo? Bilang aja Lo mau ngedeketin Dexter lagi biar dapet hartanya, Lo denger ya Lo gak bakal dapet sepeserpun dari dia! Lo denger itu!”

Safira semakin tak paham dengan arah pembicaraan ini, apa mungkin dia dulu berteman dengan Dexter dan wanita ini menganggap dia hanya mengincar hartanya.

“Mbak, saya bukan orang seperti itu! Apapun saya di masa lalu, saya yakin saya gak pernah mengincar uang Tuan muda.”

“Halah omong kosong, maling mana ada yang ngaku sih? Kalau ngaku penjara penuh tau gak?”

Safira menggeleng, dia berusaha bangkit hingga sebuah tangan, membuat wanita itu melihat ke atas kembali. Angelina yang tau kalau pria itu akan kemarin tak terkejut sama sekali namun Safira iya.

“Mas Dexter!?”

Angelina melipat tangannya kesal. “Terus aja belain cewek busuk itu!”

Orang yang melihat pertengkaran ini, seperti melihat istri sah melabrak pelakor yang tersakiti. Sedang Dexter hanya bisa menghembuskan nafas kasar, wanita di depannya ini tak pernah tau apa itu ancaman.

“Angelina, kamu udah buat saya muak. Mulai sekarang, saya pindahkan kamu tugas di luar kota.”

“Gak mau.”

“Pindah atau dipecat?” tanya Dexter dengan penekanan penuh di bagian akhir, dia sudah cukup sabar selama ini.

Angelina yang kesal, segera mendorong lagi Safira yang sudah berdiri, membuat Dexter menatapnya marah. “ANGELINA.”

“Kemana aja Lo Safira selama ini? Gue tau Lo itu cuma pura-pura lupa, masih suka kan Lo sama Dexter? Ngaku deh?” tanya Angelina yang membuat pria berumur 26 tahun itu segera menarik tubuhnya menjauh dari Safira yang berusaha mencerna apa yang dia dengar.

Setelah keluar dari kantor, Dexter melepaskan cengkraman tangannya yang membuat Angelina tampak meringis tapi mimiknya masih sama kesal.

“Ngapain sih kamu bawa aku keluar? Dan ngapain juga kamu bela si jalang itu? Selama ini yang ada untuk kamu, aku Dexter, cuma aku!”

Mata Angelina sedikit berkaca-kaca, karena Dexter selalu menganggapnya sebelah mata.

“Memang kamu mendekati aku karena apa? Karena kepopuleran juga uang bukan?” Angelina terdiam karena ucapan itu, sejak dulu Dexter memang amat populer, itupun tak luput dari wajah tampan juga harta yang berlimpah.

Hanya saja tak ada yang berhasil mendekati Dexter, karena pria itu cenderung pribadi yang tertutup, namun Angelina berhasil karena kerap membantunya, yang membuat Dexter akhirnya menjadikan wanita itu teman.

Walau Angelina mengaku pada semua orang bahwa dia adalah kekasihnya, tapi Dexter tak pernah menanggapi hal itu. Hingga sekarang, asal wanita itu masih berguna maka dia tak masalah, namun sikap cemburunya yang membuat Dexter selalu geram.

Terlihat saat ini.

“Lalu apa bedanya dengan jalang itu?” tanya Angelina yang tak terima dengan keterpojokan ini.

“Bagaimanapun kamu tidak akan pernah sama dengan Safira, dia jauh lebih baik dari kamu!”

Dexter segera pergi dari hadapan Angelina, dan terlihat di balik pintu kaca itu banyak orang yang mengerubungi Safira yang pingsan.

Dengan cepat pria itu berlari ke arahnya, dan segera membawa Safira menuju rumah sakit, Angelina mengepalkan tangannya kesal. Kenapa harus Safira, kenapa harus gadis itu?

Lihat saja apa yang ia lakukan nanti.

.

.

Mata Safira terbuka perlahan, bau obat cukup menyengat membuat wanita itu sadar dia dimana, kepalanya terasa sakit.

Berpikir keras selalu membuatnya berakhir seperti ini, namun ia tak pernah menyangka kalau Dexter akan selalu membawanya ke rumah sakit seperti sekarang.

Cklek! Terdengar pintu terbuka, membuat Safira menoleh. Terlihat Dexter yang mantap gusar kearahnya, lalu segera berjalan mendekati wanita itu.

“Sudah mendingan?”

Safira berusaha bangkit, di bantu Dexter yang membuat detak jantung wanita itu tak beraturan, apa selama ini kebaikan pria itu ada hubungan dengan masa lalunya, bahkan mereka bukan sekedar teman lama?

Pletak! Sebuah sentilan di kening, berhasil menyadarkan lamunan Safira. “Jangan berpikir terlalu keras!”

Sekarang wanita itu menatap atas dengan mimik polos. Hal itu membuat Dexter hanya bisa menghembuskan nafas. “Jika kamu tidak banyak mengingat, pasti ingatan itu akan muncul dengan sendirinya! Maka nanti kamu akan tau aku siapa.”

Dexter mengeluarkan kantung plastik yang berisikan obat dari sakunya, lalu dia meletakkan di meja samping ranjang rumah sakit.

“Apa hubungan kita lebih dari teman?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • GADIS AMNESIA MILIK SANG PEWARIS    PART 32 : SENYUMAN HANGAT

    "Kamu sedang apa?" tanya Dexter heran, Safira yang tertangkap basah tersenyum lebar dengan mulut penuh dengan anggur. Saat ini pria itu berada di hadapan Safira, ia menggeleng heran karena tingkah tak jelas dari wanita itu yang memasukkan anggur ke mulutnya hingga penuh, hal itu mengingatkannya pada tupai. Tangannya melebar di depan mulutnya, yang membuat Safira mau tak mau mengeluarkan buah itu ke tangan Dexter. Alangkah terkejutnya pria itu mendapatkan banyak buah anggur di tangannya. "Kamu kayak gak pernah makan anggur aja." "Habis enak, kak." "Kalau enak kita beli anggur di kota ini, kamu kayak orang susah aja." "Lah emang kapan aku kayanya?" tanya Safira tanpa basa-basi, membuat Dexter menatapnya. Dimana gadis hilang ingatan yang lemah lembut padanya itu, wanita ini memang besar Safira yang dulu. "Aku yang akan beli apapun yang kamu mau," balas Dexter dengan percaya diri. "Tapikan itu duit kakak, bukan duit aku." "Kamu kok ngeselin sih sekarang?" tanya Dexter, pa

  • GADIS AMNESIA MILIK SANG PEWARIS    PART 33 : ORANG-ORANG SAWAH

    Saat ini keduanya berada di apartemen Safira, suara televisi yang menyiarkan berita tak membuat mereka bosan, malah dua orang itu semakin serius melihatnya. Pizza, burger, popcorn, serta makanan dan minuman lainnya turut melengkapi tontonan mereka. "Gila, pembunuhan semakin meraja rela aja, serem gak sih kak Deket orang-orang kayak gitu," ucap Safira yang membuat Dexter terdiam, ia tak menyangka wanita itu akan bicara demikian. Jika wanita itu tau kalau dia juga seorang pembunuh yang bahkan pernah masuk rumah sakit jiwa, apa wanita itu akan meninggalkannya. "Safira." "Hhhmmm?" tanya Safira sambil menoleh kearah pria itu. "Kalau aku salah satu pembunuh itu, apa kamu akan takut dan meninggalkanku?" Safira terdiam sebentar, lalu tak lama suara gelak tawa terdengar dari bibirnya. Hal itu yang membuat Dexter serius menjadi heran. "Kenapa kamu tertawa?" "Hahaha, kakak pembunuh? Muka lawak kayak kakak. Denger ya kak Dexter kakak itu cocoknya jadi badut bukan psikopat, hahaha,

  • GADIS AMNESIA MILIK SANG PEWARIS    PART 31 : MEMAKAN ANGGUR

    Hampir 1 bulan berlalu sejak kejadian itu, Dexter benar-benar memilih menjaga jarak dari Safira walau ia masih memantaunya dari kejauhan. Walau berusaha sebisanya untuk tidak mengingat tentang wanita itu, ia tak bisa. Wajahnya selalu terbayang walau ia sesibuk apapun dalam pekerjaannya.Dikabarkan Safira sudah pulih dari sakitnya, tapi untuk masalah ingatan ia tak menanyakan hal itu. Ia tak cukup kuat hati untuk mendengar diagnosa dokter yang akan mengatakan hal buruk tentang ingatan Safira. Baginya asal wanita itu sehat, maka itu juga bisa tenang dalam segala hal. Saat sedang mengecek data penjualan, sebuah suara ketukan pintu membuyar konsentrasinya. Saat ini ia sedang berada di kantor, karena masalah kesehatan, ayah dan ibunya terpaksa harus mengurus pekerjaannya juga sampai ia sehat seperti sekarang. Walau ibunya sudah banyak membantu dan memberikan semua yang dia inginkan, namun itu semua tak bisa menggoyahkan hati Dexter untuk mencintai ibunya. Hatinya sudah beku untuk wani

  • GADIS AMNESIA MILIK SANG PEWARIS    PART 30 : JANGAN AMBIL HIDUP SAFIRA

    Saat ini Safira menatap ke jendela mobil dengan pipi yang masih memerah dan tak berani melihat sang majikan, apa yang baru saja Dexter lakukan itu benar-benar membuat dia terkejut juga perasaan menjadi tak karuan. Dexter yang saat ini menyetir menatap kearah Safira, lalu kembali memperhatikan jalan, sejak tadi dia hanya melakukan itu tanpa berniat bicara. Intinya setelah adegan ciuman tanpa sadar itu, Safira berlari ke mobil, dan diam dengan keadaan seperti sekarang. Ia yang bodoh karena terlalu tergoda dengan senyuman yang dulu sering di perlihatkan wanita itu padanya, Safira terlihat amat cantik dengan sinar yang tidak dia tolak. “Safira!” panggil Dexter namun Safira terlihat tak merespon. “Aku benar-benar minta maaf, aku tidak sengaja melakukan itu, ayolah jangan diam seperti ini? Katakan jika aku salah!” Wanita berumur 24 tahun itu masih terdiam, Safira ingat dimana saat Dexter mencium pipinya dan melupakan kejadian itu keesokan harinya, ia merasa senang seperti sekaran

  • GADIS AMNESIA MILIK SANG PEWARIS    PART 29 : TAK PERCAYA

    Kembali ke masa sekarang…!!!Sinar matahari menyinari tangan Dexter, terlihat di sana ada sebuah cincin emas yang terukir pemilik di balik cincin itu, namun tak ada orang yang tau tentang itu. Yang mereka tau bahwa Dexter memakai benda tersebut karena iseng, padahal cincin itu memiliki arti yang dalam yang tak pernah mereka bayangkan. Saat ini Dexter berjalan menuju ruangan dokter yang akan memeriksa Safira, dengan wanita itu di belakangnya, lelaki itu tampak gugup karena berharap hasilnya sesuai yang dia inginkan. Sedangkan Safira melihat cincin yang tadi sempat mencuri perhatiannya, ia tak tau kalau pria itu memakai cincin? Sejak kapan?“Mas!” “Hhhmm?” tanya Dexter yang menoleh, lalu kembali berjalan. “Kapan mas pakai cincin?” Dexter mengambil lengannya yang memakai benda polos itu, lalu memasukkan tangannya ke dalam kantung celana. “Sejak lama?” “Apa itu tanda kepemilikan ya mas?” tanya Safira, dia penasaran, tapi di sisi lain hatinya sakit. Walau kadang pria ini memperlihat

  • GADIS AMNESIA MILIK SANG PEWARIS    PART 28 : RUMAH SAKIT JIWA

    "Saya ibu Dexter, dan saya ingin membicarakan kesepakatan di sini." "Kesepakatan?" Dengan wajah angkuhnya dia mengambil sesuatu dari tas hitam mewah itu, lalu meletakan amplop coklat besar yang entah apa isinya ke meja di depan wanita itu. "Ini berisi 200 juta, dan saya minta kamu jauhi anak saya!" "Maaf, saya gak bisa," balas Safira secara spontan, membuat wanita itu tersenyum remeh. "Saya tau, kamu mendekati anak saya karena dia tampan juga kaya, tapi uang ini sudah cukup untuk kamu yang seorang gadis kampung." Tangan Safira mengepal, sejak dulu orang miskin apalagi yang dari kampung selalu mendapatkan hinaan, semenjijikan itukah mereka hingga diperlukan seperti ini. "Maaf Tante, saya memang gadis desa tapi rasa suka saya tulus pada kak Dexter, saya gak mungkin meninggalkannya hanya karena uang." "Ya itu karena kamu mendapatkan anak saya, maka kamu akan mendapatkan semua harta kami, iyakan?" tanyanya dengan wajah marah, membuat beberapa penumpang di sana menatap kearah mer

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status