Share

SIAPA KAMU?

Author: bonanzalalala
last update Last Updated: 2022-05-13 17:57:33

“NINDA!” seru Reta riang saat tiba di rumah Ninda.

Ninda yang menunggui Reta di ruang tamu langsung berlari keluar dan membukakan pintu rumah. Dia tersenyum melihat Reta yang berteriak senang hingga kedua tangannya diangkat ke atas semua.

“Gimana, Ret? Kabar baik nih pasti,” Ninda menghampiri Reta. Dia membantu Reta mendorong kursi roda masuk ke dalam ruang tamu. Lantas, dia menutup dan mengunci pintu rumah dari dalam.

“Iya, Nin. Bu Rumi baik lho. Dia udah transfer uang mukanya ke aku,” celoteh Reta riang. “Aku mendadak berasa kaya.”

Tawa Ninda terkekeh. “Simpen dulu aja. Kan minggu depan kamu harus jenguk ibumu, kan?” timpal Ninda mengingatkan. “Nggak usah bayar utang ke aku dulu. Aku anggap ini usahaku buat bayar semua kebaikanmu waktu bantu aku sembuh dari jerat narkoba, Reta.”

Reta mendongak menatap Ninda dengan wajahnya yang penuh haru. “Ninda, thanks ya. Aku bersyukur banget bisa tetep temenan sama kamu,” aku Reta jujur. “Kalau misal nih kita lost contact, aku nggak tahu bakal ngapain. Mentok aku udah ilang nyawa gara-gara bunuh diri kali ya.”

“Hush! Jangan ngomong gitu,” tegur Ninda. “Kan dulu kamu yang bilang ke aku kalau hidup itu harus diperjuangkan. Sekarang kamu harus konsisten dong sama ucapanmu itu. jangan sembarangan bilang bunuh diri.”

“Iya, Ninda.”

“Nah, gitu dong,” ucap Ninda lega. “Kalau emang udah nggak sanggup, nikah sama kakakku. Kak Doni pasti mau kok nikah sama kamu.”

Reta nyengir saja mendengar ucapan Ninda. “Nggaklah. Pasti Kak Doni udah ada pacar juga, kan?”

“Pacar selalu ada kayaknya. Tapi, dia nggak seserius itu kok,”ujar Ninda. “Eh, terus dia masih sering nanyain kamu lho. Dia tanya apa kamu baik-baik aja. Ada chatnya. Mau lihat?”

“Ah, nggak usah, Ninda. Aku nggak mau nambah beban pikiran,” tolak Reta dengan sangat konsisten. “Aku mau fokus kerja. Sekarang aku perbaiki dulu semua pesanan dan revisi dari Bu Rumi.”

“Eits, jangan langsung kerja, Ret!” Ninda menghalangi Reta yang berniat langsung mengurung diri di dalam kamar agar bisa fokus bekerja.

“Kenapa, Nin?”

“Kita party dulu. Pesta makanan. Biar kamu kakin semangat buat kerja,” kekeh Ninda dengan penuh semangat.

Tawa Reta mencelos keluar. Dia mengangguk dan mengacungkan kedua jempolnya ke Ninda. “Kita beli bakso ya?” ujar Reta.

“Sama sate dan mi ayam. Kita makan sampai puas,” seru Ninda penuh semangat.

“Sip!”

***

Sambil menunggu pengumuman hasil wawancara kerja, Reta fokus pada pesanan draft rumah yang diinginkan oleh Rumi. Hampir setiap hari hari, Reta mengirim pesan chat dan email kepada Rumi. Selain itu, Reta juga menyisihkan waktu khusus selama tiga jam untuk membuat konten promosi jasanya di sosial media.

Awal mula Reta mengenal Rumi dari sosial media. Rumi tertarik dengan gambar-gambar lawas Reta yang sebenarnya digambar Reta untuk tujuan healing.

Gambar-gambar itu sebenarnya ingin Reta simpan saja sebagai koleksi pribadi. Namun, karena segala kesialan yang mendadak menimpa dirinya, Reta terpaksa mengeluarkan semua koleksinya itu sebagai bahan promosi berkala di sosial media.

Reta berharap dengan adanya Rumi sebagai kliennya, akan muncul beberapa klien baru lainnya. Dia berjanji akan memperlakukan para klien dengan baik. Yang penting banyak klien baru muncul dan mengorder jasanya. Jadi, dia tak perlu cemas sepanjang malam jika dirinya mendapatkan email penolakan dari perusahaan-perusahaan yang sudah dia daftari.

Ponsel Reta kembali bergetar. Dia mengambil ponselnya. Ada notifikasi email baru masuk.

Reta langsung membuka email tersebut. Dia berharap email tersebut adalah pengumuman tahap terakhir untuk wawancara bersama dengan jajaran direksi.

Pandangan Reta menelusuri isi email. Usai membaca, tubuhnya lemas. Dia lagi-lagi ditolak.

Padahal, Reta sudah berusaha sebisa mungkin mengendalikan dirinya jauh-jauh hari jika dia mengalami penolakan. Namun, perasaannya tetap saja kecewa dan sedih ketika mendapati penolakan tersebut secara nyata.

Reta menghela napas berat. “Susah banget masuk industri kerja ya,” ucap Reta lesu. “Umurku emang masih dua tujuh tahun. Tapi, aku cacat. Karena itu kali ya. Perusahaan jadi menimbang untuk menolakku.”

Pikiran Reta mencoba mencari-cari alasan logis tentang penolakan dirinya. Sayangnya, ketika dia mencoba berpikir begitu, rasa sakitnya malah semakin menggebu-gebu. Benar-benar menyedihkan!

reta menggelengkan kepala. Dia memilih menyingkirkan ponselnya dari hadapannya.

“Udahlah. Fokus sama proyek dengan Bu Rumi saja. Siapa tahu habis ini Bu Rumi bakal bantu aku promosi buat jasa kerjaku, kan?” harap Reta dengan sepenuh hati.

Harapan dan kecemasan menjadi sebuah lingkaran tak terpisahkan dalam hidup Reta. Batasnya tipis dan bisa oleng ke arah yang tak diduga.

Reta menyelesaikan sisa revisinya. Sore ini dia harus bertemu dengan Rumi lagi. Mereka ada janji untuk minum teh bersama dan membahas tahap akhir rancangan bangunan pesanan Rumi sebelum minggu depan mulai dikerjakan.

“Ret, jadi aku anter?” wajah Ninda muncul dari pintu kamar Reta.

Reta menoleh. Dia mengangguk mengiyakan. “Jam tiga nanti ya, Ninda,” ujar Reta.

“Oke. Aku santai kok. Udah nemu karyawan baru kan dua hari lalu,” kekeh Ninda bahagia.

Reta tersenyum simpul. Kebahagiaan sahabatnya itu sekarang sangat mudah ditebak. Terkadang Reta iri dengan kehidupan Ninda. Namun, setiap orang itu pada dasarnya memiliki nasibnya masing-masing. Bagaikan roda berputar, akan ada titik terbawah dan titik tertinggi.

Dulu Reta sudah menyaksikan bagaimana Ninda berada di titik terendahnya. Kini Reta melihat dirinya sendiri sedang berada di titik terendah hidupnya.

“Semoga saja aku bisa segera naik ke level roda yang lebih tinggi,” doa Reta sepenuh hati.

Reta bergegas menyiapkan semua kebutuhannya untuk rapat bersama Rumi. Dia mengenakan pakaian yang simpel tapi sopan. Sebuah dress selutut berwarna merah muda.

Tangan Reta meraih tas punggungnya yang berwarna cokelat. Dia menyimpan semua berkasnya ke dalam tas punggung itu dan segera bergerak keluar ke ruang tamu.

“Nin, aku udah siap!” teriak Reta memberitahu Ninda.

“Oke!” sahut Ninda.

Tak berapa lama, Ninda muncul. Seperti biasa, Ninda membantu Reta naik ke dalam mobil.

“Ret, nanti kabari aku ya kalau udah selesai,” pesan Ninda saat sudah menurunkan Reta di depan teras rumah Rumi. “Aku ke kafe dulu. Sidak pegawai baru.”

“Iya. Thanks ya, Nin,” ujar Reta dengan senyuman lembutnya.

Ninda kembali ke dalam mobil. Reta menyempatkan diri menatap ke arah gerbang rumah hingga mobil Ninda tak lagi terlihat oleh pandangannya.

Reta menghela napas. Dia berdoa dan menggerakkan kursi rodanya masuk ke dalam rumah Rumi.

“Siapa kamu?” tegur seseorang ketika Reta masuk ke dalam ruang tamu.

Reta menoleh ke asal muasal suara itu. Tampak seorang laki-laki berkacak pinggang sebelah dan menatap tajam ke arah Reta.

“Tidak sopan. Apa kamu mau mencuri di rumah ini?” tuduh pria itu dengan sinis.

bonanzalalala

Hai, salam kenal semuanya. Jangan lupa ikuti kisah Dirga dan Reta sampai tamat. Follow IG-ku @bonanzalalala :D

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • GADIS LUMPUH KESAYANGAN CEO   MENDADAK INGIN KE SINGAPURA

    Melihat interaksi Reta dan Doni membuat hati Rumi terasa tentam, ini yang sebenarnya ingin ia rasakan ketika melihat Reta bersama dengan Dirga.Dirga bukan suami yang buruk, namun dari beberapa sisi tak disadari justru itulah yang membuat siapapun sakit termasuk Reta sendiri.Lihat kedekatan Reta dan Doni saat ini tanpa sadar sekelebat ide gila muncul dalam otak Rumi, dan entah setan apa yang merasukinya saat ini ia mulai mengeluarkannya ponsel miliknya.‘Dirga harus tahu, aku juga perlu menguji rasa cintanya pada Reta,’ ucap Rumi dalam hati.Jprettt.Rumi menangkap gambar Reta dan Doni secara diam-diam.Dari tangkapan gambarnya Rumi berhasil menangkap potret Reta dan Doni yang nampak sangat dekat, lalu tanpa ragu ia langsung mengirim foto itu ke nomor Dirga.‘Sesekali Dirga memang pantas dapatkan hal ini,’ ucap Rumi dalam hati.Pesan singkat berisi beberapa foto bahkan video kedekatan Reta dan Doni telah terkirim namun belum dibaca oleh CEO kaya raya itu.‘Mungkin dia masih sibuk, ta

  • GADIS LUMPUH KESAYANGAN CEO   HADIAH UNTUK ISTRIKU

    Dirga berdecak usai menonton video kiriman sang mama. Dia masih berada di Jepang sekarang. Selain memang ingin lari dari situasi pernikahan yang tidak dia inginkan sejak awal, dia memang memiliki beberapa tender proyek pembangunan gedung milik orang Indonesia yang dikembangkan di Jepang.Tentu saja Dirga tak bisa semudah itu bepergian. Dia harus bertanggung jawab mengecek harian proses pembangunannya dan mengawasi rancang bangunan sesuai dengan desain dan kekokohan bangunan atau tidak.“Dia terlihat lebih sehat,” gumam Dirga. Telunjuknya mengusap tepat di bagian wajah Reta tampak di layar ponselnya. Dalam hati, Dirga turut berbahagia karena Reta menunjukkan hasil pengobatan yang positif.Sebuah ketukan terdengar dari luar ruang kerja Dirga. Segera Dirga berhenti menatap ponselnya. Dia menaruh ponselnya di meja dan mempersilakan tamunya masuk.Tampak asistennya datang dengan setumpuk laporan progres pembangunan yang memang Dirga inginkan. Dirga termasuk tipe orang yang ketat dalam hal

  • GADIS LUMPUH KESAYANGAN CEO   BULAN PENUH COBAAN

    Reta mengikuti pemeriksaan awal ke rumah sakit untuk melihat saraf kaki dan punggungnya. Dia mengikuti rangkaian pemeriksaan dan hasilnya keluar sekitar satu jam kemudian.“Dok, bagaimana dengan kondisi saya? Apa masih ada kemungkinan bagi saya untuk berjalan?” tanya Reta penuh harap. Dia termasuk sudah telat untuk menjalani terapi saraf dan jalan karena tak memiliki biaya. Namun, dia tetap berharap bahwa dia bisa kembali jalan kaki.“Ada beberapa saraf yang terjepit tapi masih bisa dikembalikan ke posisi semula dengan operasi dan terapi,” tutur si dokter. “Setidaknya Anda harus melakukan operasi dan terapi. Butuh waktu lama untuk penyembuhan. Sekitaran satu atau dua tahun.”Reta terkesiap dalam kebingungan. Ada harapan besar bagi dia untuk kembali sembuh. Namun, dia butuh waktu maksimal dua tahun agar bisa sembuh.Sebuah sentuhan lembut jatuh di kedua pundak Reta. Reta tersentak dan tersadar dari lamunan kebingungannya.“Reta, Mama nggak masalah soal biaya pengobatanmu kok,” bisik Ru

  • GADIS LUMPUH KESAYANGAN CEO   ADA HARAPAN ATAU TIDAK?

    “Ga, mau ke mana?” tegur Zidan saat acara makan siang untuk merayakan pernikahan Dirga dan Reta selesai digelar.Langkah Dirga terhenti sebentar. Dia menoleh ke arah papanya yang sedang mengobrol bersama dengan adik-adik Dirga.“Ke kantor. Ada rapat dan sore nanti aku harus ke Jepang,” jawab Dirga. Dia menunjukkan koper biru tua yang ada di tangannya itu.“Ini hari pertama pernikahanmu, Ga. Di rumah dulu saja,” suruh Zidan. “Kamu nggak menghargai Reta sebagai istrimu.”“Aku sudah menuruti keinginan Papa dan Mama buat menikah. Sekarang terserah aku dong mau ngapain. Yang penting aku udah nikah, kan?” timpal Dirga. Dia mengingatkan kembali perjanjiannya dengan Zidan dulu. “Udah ya, Pa. Aku ada kerjaan menumpuk dan belum aku urusi gara-gara sibuk menyiapkan pernikahan ini.”“Reta bagaimana?” tanya Zidan. Dia mencoba bersabar menghadapi anak sulungnya yang memang terlampau bandel sejak kecil itu.“Reta kan harus pengobatan. Mendingan langsung bawa ke Singapura aja,” tutur Dirga. “Aku suda

  • GADIS LUMPUH KESAYANGAN CEO   AKHIRNYA SAH!

    Hari pernikahan yang dinanti telah tiba. Reta sudah mengenakan gaun pernikahan dengan model simpel sesuai dengan pilihannya.Wajah gadis itu tampak sangat cantik usai didandani oleh seorang make up artist ternama. Semua orang terkagum akan kecantikannya.“Wah, aku harus banyak ambil foto sama kamu, Ret,” Ninda tampak agresif dan mulai mengambil foto-foto bersama dengan Reta. “Kak Doni pasti seneng banget deh lihat foto-fotomu.”Reta mengulas senyuman simpul. Dia meladeni keinginan Ninda untuk foto bersama.“Kak Doni kan bukan suamiku, Ninda. Kamu harus bisa jaga kakakmu. Biar dia nggak dapet cap buruk,” tutur Reta. Dia sangat menghargai Doni sebagai seorang kakak. Dia tak mau orang lain berkata buruk tentang pria itu.“Santai aja. Kalaupun kamu cerai, Kak Doni kayaknya mau ajak nikahin kamu,” canda Ninda. Derai tawanya terdengar renyah. “Nanti malem kabarin aku ya? Kalau misal Dirga lakuin hal buruk ke kamu, kamu langsung sembunyi ke kamar mandi dan telepon aku. Janji ya?”Ninda menga

  • GADIS LUMPUH KESAYANGAN CEO   KALAU DIA SUKA BDSM, GIMANA?

    “Eh? Kenapa pipimu ada cap lima jari kayak ijazah sekolah, Ga?” celetuk Rumi saat bertemu dengan anak laki-lakinya di parkiran.Dirga mendengkus sebal. Tangannya masih mengusap-usap pipinya yang memanas gara-gara ditampar oleh Reta saat jatuh tepat di pangkuan Reta. Sebuah kesalahan besar karena tangan Dirga malah bergerak memegang dada kiri Reta untuk mendapatkan pijakan. Alhasil, cap lima jari melekat di pipinya.“Nggak tahu ah. Aku mau cabut dulu,” balas Dirga. Dia tak mungkin membuka aibnya dengan menceritakan ulang kejadian memalukan itu.Dirga melangkah duluan menuju mobilnya. Dia masuk ke dalam mobil dan langsung mengendarainya meninggalkan lokasi.Rumi menatap ke arah Reta. Dia yakin pasti terjadi sesuatu antara Reta dan Dirga. “Reta, kamu nggak apa-apa, kan?” tanya Rumi. “Dirga nggak bikin kamu kesal, kan?”Sebelumnya Reta agak takut pada Rumi. Bagaimanapun, Dirga adalah anak sulung Rumi dan status Reta masih bertunangan dengan Dirga. Dia belum resmi menjadi istri Dirga.“Maa

  • GADIS LUMPUH KESAYANGAN CEO   BAYI BONGSOR

    Ponsel Reta bergetar. Dia membuka resleting sling bag-nya yang berwarna putih itu dan mengangkatnya. Ada telepon masuk dari Ninda.“Ret, gimana? Nggak ada apa-apa kan sama Dirga?” tanya Ninda mengecek. Nada bicaranya terdengar cemas.“Iya, Nin. Aku baik-baik aja kok. Tumben ih kamu cemas,” ucap Reta. Dia tak menyangka bahwa sahabatnya akan secemas itu padanya. Padahal, biasanya Ninda sangat santai.“Aku tadi diceritain sama Tante Rumi soal hubunganmu sama Dirga. Katanya tadi pagi Dirga mau gituin kamu ya?” tutur Ninda setengah berbisik dan sudah tentu sangat serius. “Gila sih. Kok gitu dia. Kan kalian belum nikah. Gimana sih?”Reta mengulum senyuman simpul. Dia membiarkan Ninda mengomel hinga tuntas.“Tadi pagi itu cuma salah paham,” ujar Reta. “Mas Dirga nggak ada maksud kayak gitu kok.”“Beneran nggak ada?” tanya Ninda sekali lagi. “Ret, kalau emang kamu ngerasa ada yang aneh sama Dirga, hati-hati ya? Aku dikasih tahu Kak Doni buat terus ngawasin kamu karena ternyata masa lalu Dirga

  • GADIS LUMPUH KESAYANGAN CEO   KAMU NGGAK TAKUT KURACUNI?

    “Kamu itu memang sumber masalah dalam hidupku,” decak Dirga sambil mendorong kursi roda Reta.Mereka sudah tiba di kebun sayur dan buah dengan metode tanam pertanian modern. Tempat ini sangatlah bersih dan jauh dari kata becek. Karena itulah, banyak orang yang suka mampir untuk berwisata keliling area kebun yang memiliki luasan belasan hektar sambil memilih sayur dan buah untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.Reta menoleh ke belakang dan mendongak ke arah Dirga. Pandangannya memicing tajam ke arah pria yang akan menjadi suaminya itu.“Sudah kubilang padamu kalau bukan aku yang pengen pergi ke tempat wisata ini,” balas Reta. Dia mendengkus sebal. “Kalau kamu nggak suka, seharusnya kamu tolak aja.”“Kamu pikir mamaku bakal biarin aku kabur gitu aja?” timpal Dirga. “Harusnya kamu dong yang nolak keinginan mamaku dari awal.”“Mana bisa,” ucap Reta.Dia kembali menghadap ke depan. Rasan

  • GADIS LUMPUH KESAYANGAN CEO   MUDAH TERGODA IMAN

    “Ya Allah, Dirga!” pekik Rumi.Dalam hati Rumi senang melihat Dirga ada ketertarikan pada Reta. Namun, dia tetap memasang ekspresi galak agar Dirga semakin menuruti keinginannya.Dirga buru-buru turun dari atas tubuh Reta. Langkahnya bergerak cepat turun dari ranjang. Namun, karena dia tergesa-gesa, kaki kirinya terjerembab oleh selimut dan dia jatuh berguling di lantai.Reta sendiri memilih menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Wajahnya menunduk malu. Dia bisa merasakan hawa panas yang merambati seluruh tubuhnya akibat rasa malu yang teramat sangat.Rumi menyuruh pembantu menaruh makanan di meja dan keluar. Setelah itu, dia mendekati Dirga dan membantunya bangun dari posisi terjatuhnya.Tangan Rumi menepuk pelan lengan Dirga. “Kamu ini belum sah lho. Udah main sosor Reta aja. Sabar, Ga,” ucap Rumi menasihati Dirga.“Ma, ini nggak seperti yang Mama pikirkan kok,” balas Dirga. “Beneran! Sumpah!”“Udah, udah. Mama tahu kok kalau memang udah saatnya kamu itu punya istri,” ujar Rumi. D

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status