Meli masih mondar mandir di kamarnya. Ia masih memikirkan cara untuk melakukan rencana jahatnya tanpa ketahuan oleh orang lain."Meli kenapa kamu seperti orang sedang resah seperti itu apakah ada masalah?" tanya Tania yang kebetulan sedang mencari Meli untuk meminta bantuan."Ah kak Tania aku hanya sedang berpikir untuk melatih lagi vokalku agar semakin bagus," balas Meli.Tania menyipitkan matanya kenapa alasan yang dibuat Meli serasa tak masuk akal. Tak biasanya gadis yang hanya mengandalkan goyangan hot ini sampai berpikir latihan olah vokal pada tenaga ahli."Kenapa baru sekarang kamu kepikiran kemarin kemana saja?" tanya Tania sambil melipat tangannya."Kakak Tania aku juga ingin menjadi populer sepertimu juga Marni, aku baru sadar kalau aku harus berlatih vokal," jawab Meli.Tania bukannya memandang rendah Meli. Dari dulu sudah beberapa kali diberikan kesempatan untuk berlatih vokal juga berlatih kepribadianyang menawan. Di tempat usaha m
Meli marah kepada orang yang menabraknya saat berjalan dengan santai. Ia memaki si penabrak itu dan bangun dari jatuhnya. "Punya mata nggak sih kamu itu hah, jalan selebar ini tapi tidak melihat aku sebesar ini," bentak Meli. Plak! Sebuah tamparan mendarat di pipi Meli dengan keras. Ia kaget dan melihat dengan jelas siapa yang ia tabrak barusan. "Apa matamu buta beraninya memaki aku. Kamu kenapa tidak menemani Marni apakah kamu sengaja mengabaikan perintahku?" tanya madam Gisel geram. "Ma-madam maafkan saya. Saya bersalah mada. Saya ketoilet sebentar tadi sekarang saya akan melayani Marni lagi," jawab Meli terbata. Madam Gisel mencngkram kuat dagu Meli dengan tangannya yang gempal itu. Madam memperingatkan Meli untuk tidak mengabaikan perintahnya karena bisa berakibat fatal untuknya. "Jangan buat aku kecewa. Karena kamu itu hanya sampah yang tidak berguna, jika kamu sungguh berguna mungkin sekarang sudah akan mendatangkan keuntungan yang ber
Meli kesal melihat apa yang ada didepan mata ketika semua rencananya untuk mencelakai Marni atau membuatnya malu malam ini malah terjadi sebaliknya.Banyak Pria hidung belang yang berkantong tebal itu bergairah melihat aset berharga milik Marni."Perempuan jalang itu bisa-bisanya bernasib bagus. Bukanya menjadi bahan candaan malah membuat mereka senang," gumam Meli yang tak senang melihat kejadian ini."Ya ampun apa yang terjadi di panggung kenapa semua orang seperti malah berada di arena judi?" tanya Tania dengan wajah penasarannya.Tania mengintip dari balik tirai penyekat ternyata mereka sedang beradu banyak uang untuk bersenang-senang malam ini. Tania tertawa senang melihat apa yang terjadi. Sepertinya Marni akan menjadi bintang masa depan menggantikan dirinya yang sebentar lagi akan pensiun. "Ada apa kak Tania apakah Marni baik-baik saja?" tanya Meli pura-pura khawatir."Tidak ada apa-apa hanya mungkin ini adalah trik marketing yang dilakukan oleh
Meli mengingatkan madam gisel tentang janji yang pernah terucap oleh Madam saat ia mau melayani Marni yang sedang cedera tertusuk jarum pentul di ruang baju perform. Meli ingin tampil di panggung ruang vip walau hanya sekali saja. "Madam berkata jika kau mau melayani Marni yang sedang cedera akan bekesempatan untuk tampil di ruang vip," jawab Meli. "Kalau begitu aku akan jadwalkan kamu manggung di ruang Vip. Malam ini kamu berkesempatan untuk memilih baju kelas atas ini untuk perform nanti malam. Jatahmu di kafe biasa semalam ini full. Jangan kecewakan aku kalau ada yang tertarik padamu baru kamu berkesempatan ke lantai vip," ucap Madam Gisel.Meli mengucapkan terima kasih pada madam Gisel. Ekspektasinya terlalu jauh dia pikir setelah melayani Marni bisa langsung manggung di ruang Vip. Meli sangat kesal pada Marni dan merencanakan keburukan lainnya pada Marni."Kurang ajar ternyata janji madam Gisel palsu. Dia tak mau memberiku kesempatan manggung di ruan
Meli masih kesal dengan apa yang dilihatnya. Kenapa Marni selalu beruntung sedangkan dirinya mengarap bisa manggung di ruang vip saja susah minta ampun. Meli masih mondar-mandir di depan ruang baju perform. "Meli kenapa masih tidak mengganti baju suadh mau jam tujuh malam kamu harus bersiap untuk bernyanyi menghibur para tamu kafe," ucap Tania yang melihat gelagat aneh Meli. "Aku gugup memakai baju bagus ini kak Tania, kalau begitu aku akan segera ganti baju dan bermake-up," balas Meli. Meli berlari menuju ruang ganti untuk memakai gaun indah untuk bernyanyi malam ini. Ia harus segera memoles wajahnya agar tampil cantik sempurna malam ini. Malam ini pertama kalinya Meli dimake-up oleh perias profesional biasanya hanya merias sendiri seadanya juga pakaian yang tidak semahal hari ini. "Ternyata aku ini sangat cantik kalau dimodali," gumam Meli sambil melihat cermin dan memutar badannya. Banyak yang memujinya malam ini ia menjadi pusat perhatian sesa
Meli sangat senang akhirnya bisa mengerjai Marni. Dia merasa tersingkirkan oleh adanya Marni. Dahulu ia menjadi pusat perhatian setelah Tania. Dada dan aera belakang yang montok dan bahenol menjadi ciri khas Meli. Namin kedatangan Marni merenggut semuanya. "Mati saja di kamar mandi kamu Marni. Semoga orang-orang itu tak menemukan Marni dengan cepat," umpat Meli dalam Hati.Semua orang mencari Marni kesana dan kemari semalaman tak ada yang menemukannya. Mereka tak menaruh curiga sedikitpun pada Toilet yang rusak. "Aku tak kuat lagi. Dingin dan aku lapar," ucap Marni lalu matanya terlelap karena pingsan tak kuat menahan lapar dan dingin di toilet.Hingga menjelang pagi madam Gisel masih marah atas kejadian hilangnya Marni. Bisa-bisanya orang yang ia banggakan harus kabur secepat itu. Siapa yang berani membantunya."Cari sampai ketemu kalian kenapa tidak becus mencari seorang gadis lemah seperti Marni hah?" bentak madam Gisel."Kakak tenanglah Marni akan
Pengawal sedang menggotong Marni yang ditemukan terlelap di lantai dingin toilet. Badannya terasa tingin juga mulutnya yang sudah membiru juga wajahnya pusat."Tuan Muda kami sedang mengevakuasi nona Marni yang tergelatak di lantai tadi," ucap Pengawal."Tuan Muda badan nona Marni dingin sepertinya kelaparan juga semalaman," balas satu pengawal lainnya yang menggotong tubuh Marnu.Jodi meminta pengawal itu membawa Marni ke Klinik untuk mendapatkan perawatan pertama. Takutnya tubuhnya tidak tahan dengan sakit yang dideritanya semalam."Cepat bawa ke klinik terdekat!" seru Jodi."Siap tuan Muda akan kami segera bawa nona Marni ke klinik terdekat sini," sahut para pengawal hampir bersamaan.Jodi mengabari madam Gisel yang mungkin masih tertidur dengan mengirim pesan singkat. Jodi tak ingin madam kekurangan waktu istirahat karena mengurus Marni."Dokter cepat tangani wanita ini. Aku adalah keluarganya, semalam tidak terlihat ternyata terkunci di kamar ma
Meli membuka matanya lalu melihat denagn jelas siapa orang yang berada di depannya. Ia menghembuskan nafasnya lega karena tidak ketahuan oleh Jodi atau madam Gisel."Lisa aku habis mimpi buruk. Kesalahan apa yang aku lakukan Lisa. Bukankah kamu tahu aku tidak pernah sedikitpun melakukan kejahatan selama ini," ucap Meli sambil memeluk Lisa."Ya sudah mungkin efek mimpi buruk dan kamu mabuk semalam dalam keadaan sakit. Ayo aku antar kamu ke kamarmu," balas Lisa.Lisa mengantar Meli masuk ke kamarnya dan istirahat di dalam. Ia juga memberikan obat untuk Meli agar tenang dan istirahat. Lisa keluar dari kamar Meli saat dia sudah tertidur efek obat yang dia minum."Lisa apa yang kamu lakukan di dalam kamar Meli, apa kamu dekat dengannya?" tanya Jodi."Tuan Jodi kamu membuatku kaget. Meli sedang sakit semalam 'kan terus dia mabuk jadi dia tadi berhalusinasi gitu aku memberikannya obat agar bisa istirahat. Kami tidak terlalu dekat hanya saja terbiasa bersa