Share

GARA-GARA NOTIFIKASI SMS BANKING SUAMIKU
GARA-GARA NOTIFIKASI SMS BANKING SUAMIKU
Penulis: Siti_Rohmah21

Bab 1

GARA-GARA NOTIFIKASI SMS BANKING SUAMIKU

Tling .... 

Bunyi pesan masuk dari ponsel suamiku.

[Sobat BR*! Dana Rp 2.500.000,00 keluar dari rekening 1235***4567 pada 24/11/21 19:22:20. Ket.: 666666669999000000555555.]

Notifikasi SMS banking tarik tunai kulihat dari layar depan suamiku. Kuraih ponselnya mumpung ia sedang mandi selepas pulang kerja.

Nomor rekening Mas Irfan kenapa bisa ditarik tunai saat ia sedang mandi? Apa ada yang pakai ATM Mas Irfan? Aku segera intip dompet Mas Irfan, mumpung ia belum selesai mandinya. Namun, kucari di dompet tak ada ATM yang biasa ia pegang untuk belanja bulanan, di dompet hanya ada ATM dari bank payroll gaji Mas Irfan.

Aku duduk di atas kasur sambil menunggu notifikasi pesan masuk lainnya. Siapa tahu si pemakai mengucapkan terima kasih pada Mas Irfan. Meskipun darah ini sudah sangat naik, aku berusaha tenang untuk menghadapi ini.

Tidak lama kemudian, pesan masuk dari aplikasi berwarna hijau. Aku lihat hanya dari layar depan. Pesan dari Karin, sekretaris, kontak yang Mas Irfan simpan di ponselnya.

[Aku belanja perlengkapan bayi, Mas, sama Mama Gita di toko Baby Shop Michael. Tadi ambil uang 2,5 juta.] 

Aku menghela napas, dan mengurutkan dada menahan amarah. 'Mama Gita mertuaku ada di pesan itu. Berati sekretaris itu adalah ....' gumamku dalam hati menebak-nebak.

Apa jangan-jangan mereka tengah membohongiku? Ini jelas sekali, pasti ada apa-apanya. Sekretaris itu, kenapa harus dia yang ikut membohongiku? Kami kenal dekat, ia sering mengajakku makan-makan di waktu senggang. 

Sebaiknya aku pura-pura tidak tahu saja, dan menyingkir dari kamar ini dulu. Pasti setelah ini Mas Irfan menghubungi wanita itu. 

Kemudian, sebelum aku keluar dari kamar. Kunyalakan rekaman suara yang ada di handphone. Lalu aku sembunyikan di balik vas bunga yang berada di atas nakas. Aku tunggu di luar untuk membuktikan apa yang akan dibicarakan mereka.

Aku mondar mandir di depan, mencari ide setelah ini, enak saja mereka mempermainkan aku. Mentang-mentang sudah dua tahun menikah belum memberikan keturunan, mereka bermain di belakangku.

Setelah sepuluh menit aku keluar dari kamar, akhirnya Mas Irfan keluar juga sambil menggosok rambutnya yang basah. 

"Ayo, Sayang, kita makan!" ajaknya.

"Makan di mana? Aku nggak masak," jawabku singkat. Rasanya sudah muak bicara dengan Mas Irfan.

"Di luar, yuk!" ajaknya.

"Sebentar, aku ganti baju dulu," sahutku sambil berlalu dan masuk ke kamar.

Aku segera menghentikan proses rekaman suara. Lalu memutar pembicaraan mereka, ya pasti ada pembicaraan melalui sambungan telepon.

Setelah kudengarkan, di menit ke dua setelah aku mengaktifkan rekaman suara, terdengar jelas Mas Irfan menghubungi wanita yang tidak lain adalah sekretarisnya.

"Sudah di rumah apa masih di toko?" tanya Mas Irfan kedengaran jelas.

Kemudian, diam sejenak karena wanita itu menjawab pertanyaannya.

"Ya sudah hati-hati, bilang Mama, aku nggak bisa ke sana dulu, besok malam baru pulang ke sana," ucapnya kemudian telepon pun sepertinya terputus.

Aku segera menutup layar ponsel sambil berusaha menenangkan diri sendiri agar dapat berpikir cerdas untuk membalas sakit hati ini.

"Anggi! Kok lama?" teriak Mas Irfan memanggil namaku.

Segera kuganti baju tanpa pilih-pilih. Setelah itu bergegas ke luar untuk makan malam.

"Ayo, Mas," ucapku sambil terus melangkah. 

"Kenapa jalan duluan, Dek? Gandengan dong," cetusnya tak kuhiraukan. 

Kemudian, di dalam mobil, tiba-tiba aku memiliki ide. Toko Baby Shop Michael kan dekat dari sini, lebih baik aku minta antarkan ke sana saja.

"Mas, aku mau beli kado untuk teman kantorku dulu, tadi dapet info sudah lahiran, bisa anter aku ke toko perlengkapan bayi?" tanyaku dengan melontarkan senyuman.

"Ya, setelah makan ya," jawabnya.

"Mas, kita lewatin loh, aku sebentar kok langsung bungkus," pintaku. Akhirnya ia mengangguk tapi melipir ke toko Baby Shop yang tak kuinginkan. "Mas, bukan di sini, ini mah tokonya nggak komplit, itu loh Baby Shop Michael, di sana komplit," usulku tiba-tiba membuat mata Mas Irfan membulat.

Bersambung

Komen (1)
goodnovel comment avatar
rzcha100
awal yang bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status