Share

Bab 3

"Karena apa? Kenapa Kakak malah menyalahkan aku untuk semua yang terjadi? Aku sama sekali tidak …."

"Sudahlah, Rian, jangan ikut campur tentang urusan rumah tanggaku! Cukup kamu menjadi adikku dan adik ipar yang baik saja untuk Ellea, selebihnya biar itu jadi urusanku!" tegas Reno tak ingin adiknya ikut campur terlalu dalam dengan urusan rumah tangganya.

"Kak, aku bukan ingin ikut campur tentang urusan Kakak. Aku hanya ingin tahu saja kenapa Kakak sampai melakukan kekerasan pada Ellea? Kesalahan apa yang sudah dia lakukan hingga membuat Kakak begitu kalap?" cecar Rian benar-benar tak puas dengan jawaban yang diberikan oleh kakaknya.

Hening! Tak ada jawaban apa pun dari Reno. Laki-laki itu hanya fokus pada jalanan di depannya seolah tak mendengar pertanyaan yang Rian ajukan.

"Kak, kenapa diam saja?" tanya Rian kesal karena kakaknya tak menanggapi pertanyaan yang dia ajukan.

Cit!

Reno langsung menginjak rem sembari berbalik menatap tajam pada Rian.

"Turun! Aku tidak ingin konsentrasiku terganggu hanya karena kamu yang terus mengoceh, Rian! Bukankah kamu juga tahu benar kalau aku harus segera sampai ke rumah sakit agar istriku mendapatkan pertolongan? Lalu kenapa kamu malah terus nyerocos menanyakan hal yang tidak sepatutnya kamu tanyakan, hah!" kesal Reno tak suka adiknya terus bertanya tentang apa yang terjadi pada Ellea.

Mendengar perkataan sang Kakak, Rian langsung menghela napas kasar beberapa kali. Sepertinya saat ini dia harus mengalah pada sang kakak mengingat tak mungkin dia membiarkan Reno pergi sendirian membawa Ellea.

"Maaf, Kak, aku tidak bermaksud membuat Kakak tidak nyaman. Tolong kembali lajukan mobilnya agar Ellea bisa segera mendapatkan pertolongan," pinta Rian mengalah.

"Tidak! Aku tidak akan kembali melajukan mobilnya sebelum kamu setuju untuk diam!" tolak Reno benar-benar terdengar menyebalkan di telinga Rian.

"Aku janji, Kak. Aku tidak akan membuat kerusuhan lagi dengan mempertanyakan hal yang tidak seharusnya aku tanyakan. Tolong lajukan lagi mobilnya sebelum terjadi hal buruk pada istri kakak," pinta Rian lagi.

Reno berdecih kesal lalu kembali menginjak pedal gas. Apa yang Rian katakan memang benar kalau bisa saja terjadi hal buruk pada Ellea jika dia tidak segera membawa wanita itu ke rumah sakit.

Sebenarnya hati Reno pun was-was saat ini melihat sang istri yang seakan enggan membuka mata. Hanya saja dia berusaha terlihat biasa-biasa saja di depan adiknya.

Setelah beberapa saat berperang dengan jalanan yang lumayan padat, mobil yang Reno kendarai akhirnya tiba juga di pelataran rumah sakit.

Buru-buru Reno turun dari mobil dan membawa istrinya masuk ke dalam rumah sakit untuk mencari batuan.

"Dokter! Suster! Tolong istri saya!" teriak Reno kesetanan memanggil dokter dan juga perawatan yang ada di sana.

Dokter yang melihat Reno tengah membawa pasien kritis, segera meminta suster untuk membantunya membawa brangkar agar Ellea bisa di bawa ke ruang UGD untuk mendapatkan penanganan secepatnya.

"Apa yang sudah terjadi, Tuan? Kenapa istri Anda bisa terluka seperti ini?" tanya dokter benar-benar heran dengan luka yang diderita Ellea di wajahnya.

"Istri saya tidak sengaja tersandung dokter dan kepalanya mengenai ujung nakas. Tolong selamatkan istri saya. Jangan biarkan ada hal buruk yang menimpanya," pinta Reno memelas bak seorang suami yang takut kehilangan istrinya.

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk menolong istri Anda, Tuan," sahut dokter membuat Reno langsung bernafas lega.

Sampai di ruangan UGD, Ellea segera dibawa masuk ke dalam sementara Reno sendiri diminta untuk menunggu di luar.

Reno menganggukan kepala mengerti tanpa mengeluarkan bantahan sedikitpun. Laki-laki itu memilih segera duduk di kursi tunggu yang ada di depan UGD itu.

"Kak, bagaimana Ellea?" tanya Rian yang baru saja tiba karena harus memarkirkan dulu mobil Reno.

"Aku tidak tahu, dokter baru saja akan memeriksa Ellea," jawab Reno cuek.

"Baiklah."

Rian ikut mendudukan diri di samping kakaknya. Sengaja dia tidak melanjutkan pertanyaannya pada sang kakak karena takut akan diusir lagi dari sana.

Bagaimanapun juga, Rian takut kalau sampai ada hal buruk yang terjadi pada Ellea, dan kakaknya memilih untuk tidak memberitahu siapa pun.

"Sebaiknya kamu pulang, Rian. Ellea sudah ditangani dokter sekarang jadi pasti dia akan baik-baik saja. Lagipula ada aku di sini yang menjadi suaminya. Aku akan menjaga Ellea dengan baik tanpa harus ada orang asing yang ikut menunggu dia," ucap Reno mengusir sang adik yang seakan enggan beranjak dari sana.

"Maaf, Kak, aku tidak bisa. Bagaimanapun juga aku harus tahu keadaan Ellea secara langsung. Aku tidak akan mengganggu Kakak atau pun Ellea, aku hanya ingin mengetahui keadaannya saja," tolak Rian tak ingin pergi dari sana.

"Apa kamu begitu mencintai istriku itu, Rian? Apa kamu benar-benar tidak tahu malu masih memperhatikannya meskipun tahu kalau dia sekarang kakak iparmu?" sengit Reno dengan tatapan yang begitu tajam seolah siap menerkam Rian.

"Kak, apa yang Kakak katakan. Aku dan Ellea itu sudah usai, Kak. Kalau pun sekarang aku mengkhawatirkannya, itu karena aku adalah adik iparnya!

Apa salah kalau aku khawatir pada Kakak iparku saat dia mengalami musibah seperti ini? Bukankah itu hal wajar saja, Kak? Jadi aku mohon jangan sangkut pautkan masa lalu dengan apa yang terjadi sekarang. Apa pun itu, aku hanya berusaha menjadi adik ipar yang baik untuknya tanpa sedikitpun memiliki niatan untuk kembali mengambil dia dari Kakak!" tegas Rian benar-benar geleng-geleng kepala mendengar tuduhan yang Kakaknya layangkan barusan.

Meskipun Rian begitu mencintai Ellea dan perpisahan mereka benar-benar menyedihkan, tapi bukan berarti Rian akan menusuk kakaknya dari belakang.

Itu benar-benar tidak ada dalam benak Rian selama ini karena dia yakin sang kakak akan menjaga Ellea dengan begitu baik.

Namun setelah melihat apa yang terjadi pada Ellea hari ini, Rian tahu ada yang tidak beres antara kakaknya dan juga Ellea. Entah apa itu tapi Rian harus mencari tahu sebelum penyesalan itu datang kerena dia tidak bisa menyelamatkan Ellea.

"Apa yang kamu lakukan ini memang tidak wajar, Rian. Kamu terlalu menunjukan kalau kamu masih memiliki rasa pada MANTAN kekasihmu itu," ucap Reno penuh penekanan saat mengatakan kata 'mantan' agar Rian tahu apa status Ellea sekarang untuk Rian.

"Kak, bagaimana Kakak bisa berpikiran seperti itu. Aku sama sekali tidak …."

Ceklek!

Suara pintu UGD yang dibuka mengalihkan perhatian Rian dan juga Reno. Kedua kakak beradik itu langsung menghampiri dokter untuk mencari tahu bagaimana keadaan Ellea sekarang.

"Bagaimana keadaan Ellea, dokter!" tanya Rian dan Reno kompak.

Dokter itu mengernyit, menatap bergantian Rian dan juga Reno.

"Maaf, suaminya pasien itu yang mana?" tanya dokter itu bingung.

"Saya, dokter!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status