Beranda / Romansa / GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI / BAB 1. Sudahi Saja Semuanya.

Share

GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI
GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI
Penulis: Lee Lizbet 88

BAB 1. Sudahi Saja Semuanya.

Penulis: Lee Lizbet 88
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-10 16:45:51

“Pergilah dari tempat ini, Jessica. Aku, sudah muak, dengan segala ulah dan tingkah lakumu yang selalu tidak jelas!”

“Selama ini, aku sudah cukup bersabar membiarkanmu menumpang di bawah atap rumahku! Tapi, hari ini cukup sudah!” desis Juan Myer menatap jengah pada istrinya.

Tubuh Jesicca menggigil, seluruh gaun pesta yang melekat pada tubuhnya tidak lagi berwarna putih. Semua sudah ternoda dengan campuran es buah yang sengaja disiram oleh kakak iparnya sendiri.

Jesicca malu, ia sangat malu saat melayangkan pandang ke seluruh tamu pesta yang sedang berbisik dan mencibir dirinya. “Ma-maafkan aku, Juan,” lirih Jessica, ia masih ingin menjelaskan pada Juan.

Kalau bukan dirinya yang bersalah, bukan dirinya yang membuat tumpukan sampange itu jatuh dan menimpa, wakil komisaris perusahaan.

“Tapi, bukan aku yang sudah-“

“DIAM! DIAM, Jessica! Sebelum kesabaranku habis, angkat kaki dari sini dan pulang! Aku tidak akan membiarkanmu mengacaukan pesta pengangkatanku sebagai CEO baru di Perusahaan ini. Pulang aku bilang!” usir Juan pada istrinya sendiri.

“Da-dalam keadaan seperti ini, kau menyuruhku pulang sendiri? Aku bahkan tidak memakai jaket, pakaianku terlalu terbuka, Juan,” bisik Jessica dengan suara yang sesenggukan menahan rasa sakit hati.

“Siapa yang menyuruhmu memakai pakaian minim bahan itu, hem?! Itu resikomu, pergilah sebelum aku suruh para penjaga untuk menyeretmu dari tempat ini!” Juan mencengkeran lengan Jessica sangat keras.

Telapak tangan pria tampan ini membuat Jessica kesakitan tapi ia hanya bisa menatap Juan dengan tatapan kecewa dan rasa sakit yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Pakaian yang dipakainya adalah pakaian milik kakak ipar.

Dirinya sudah menolak, tapi sayang. Bujuk rayu sang kakak ipar membuatnya percaya kalau Juan akan jatuh hati padanya, jika ia berpenampilan seksi dan glamour. “Bukan aku, kakakmu yang memintaku memakai pakaian ini,” lirih Jessica membuat Juan terpingkal.

“Kau gila?! Kakakku dididik dengan ajaran sopan santun yang sangat kolot! Lihatlah, dia saja berpenampilan tertutup. Bagaimana mungkin dia akan membiarkan adik iparnya berpenampilan seperti seorang jalang! Pulanglah, Jessica.”

“Jangan membuat aku muak dan justru akan mengusirmu dari rumahku.” Juan tampak lelah menghadapi banyak tatapan iba padanya.

Bisik-bisik beberapa pegawai dan teman-teman Jessica, justru membuat hati wanita cantik bertubuh kecil dengan tinggi semampai ini semakin teriris. Mereka memandang iba Juan Myer, suaminya dan menatap jijik pada wanita yang dianggap telah mencoreng nama baik sang CEO baru.

Dengan pakaian yang sangat terbuka, Jessicca melangkah tertatih dari ruangan pesta tersebut. Bukan dirinya yang membuat gelas-gelas itu yang berserakkan. Ia hanya berjalan dan kakinya dijegal oleh kakak iparnya.

Bukan hanya itu, saat dirinya jatuh, mertuanya justru sengaja menjatuhkan mangkuk besar yang berisikan es buah menimpa tubuhnya. Bukan sakit akibat tertimpa mangkuk kaca itu yang membuatnya terisak.

Tapi, rasa malu dan sebutan sebagai seorang jalang, membuat Jessica tidak habis pikir. Kenapa dunia bisa begitu kejam padanya. Dia tidak dibesarkan dengan kekerasan seperti yang selama ini dia alami, entah kenapa keluarga suaminya sangat membencinya.

Walau sudah berusaha menjadi istri yang baik dan menantu serta ipar yang baik, tak lantas semua itu menyentuh nurani Juan dan keluarganya. Tidak berbuat kesalahan pun, bagi mereka semuanya salah. Jessica takut harus pulang seorang diri menggunakan taksi.

Akhirnya ia berjalan menuju ke halte bis dan menghubungi seseorang untuk menjemputnya. “Tolong, jemput aku dan antarkan aku ke rumah suamiku,” titahnya pada seseorang.

Untuk pertama kali setelah sebulan menikah dengan Juan Myer, Jessica meminta tolong. Tampak sebuah mobil BMW berwarna silver menjemputnya. Seorang pria bahkan membukakannya pintu dan mempersilahkannya masuk.

Tanpa Jessica ketahui, apa yang barus terjadi semua disaksikan oleh Juan yang hendak menyusul Jessica. Kedua tangannya mengepal kuat dan mulutnya kembali berdesis serta mengeluarkan sebuah umpatan tak layak.

“Dasar, Jalang!” desis Juan yang langsung berbalik menuju kembali ke hall pesta pada gedung Perusahaan The Mhyron Capital.

Sebuah Perusahaan raksasa, yang memiliki cabang utama hampir di seluruh dunia. Karir Juan melesat pesat dan starta sosialnya saat ini bukan lagi dipandang sebagai orang kaya biasa. Tapi, ia lebih dikenal sebagai seorang CEO yang tidak main-main kalau sudah bekerja.

Juan pun kembali ke pesta tersebut dan mendatangi ibu juga kakaknya. Walau ia sangat membenci Jessica tapi ada sedikit rasa khawatir di hati kecilnya.

“Kunci rumah, di mana kakak meletakkannya?” tanya Juan.

“Di tempat biasa. Sudah nikmati saja pestamu ini. Jangan membuat mama kecewa dengan raut wajahmu itu. Kau tidak usah mengkhawatirkan pembawa sial itu, lihat banyak sekali orang penting di sini. Fokus saja di acaramu ini.” Juan pun menghela nafas dan menuruti saran kakaknya.

Tepat pukul dua belas malam, Juan dan keluarganya pun bergegas pulang. Saat mobilnya masuk ke pekarangan rumahnya, dilihatnya Jessica sedang duduk di depan teras depan rumahnya dengan kedua lutut yang dipeluknya.

Kakaknya sudah melihat tatapan khawatir di mata Juan. “Kau bantu mama untuk turun, istri sialanmu itu hanya mencari perhatian saja. Biarkan aku yang mengatasinya!” desis kakaknya Juan.

“Tapi, Kak-“ ucapan Juan terpotong saat kakaknya lebih dulu keluar dan menghampiri Jessica.

Ia masih sempat melempar kunci rumah di atas pot bunga tempat mereka biasanya menyembunyikan kunci rumah untuk siapapun yang akan pulang lebih dulu ke rumahnya.

“Buat apa kau di sini? Kenapa tidak masuk? Mau cari perhatian sama adikku?!” bentak kakak iparnya Jessica.

Wajah Jessica yang pucat dan kedinginan pun perlahan terangkat. “Ku-kuncinya tidak ada di pot, Kak,” jawab Jessica dengan suara parau. Bahkan sangat parau di telinganya sendiri.

Juan yang mendengar perkataan Jessica segera memeriksa pot bunga yang dimaksud. Ia merogoh di bagian tengah bunga tersebut dan mendapatkan kunci yang baru saja dilempar oleh kakaknya.

“Ini kuncinya ada, Jessica,” ucap Juan sambil mengangkat kunci tersebut dan memperlihatkannya pada sang istri yang langsung menangis.

“Ta-tadi tidak ada di sana. Aku sudah mencari ke seluruh pot bunga, tapi kuncinya tidak ada, Juan,” tangisnya.

“Kau mau menuduh kalau aku berbohong?! Aku yang terakhir mengunci rumah dan meletakkannya sendiri di sana. Kalau Juan saja bisa menemukannya, lantas kenapa kau tidak bisa menemukannya!” bentak kakak iparnya.

Juan semakin menatap muak wajah wanita yang tampak sembab dan sesekali menangis menarik ingusnya. “Masuklah!” titah Juan.

Wajah ipar dan mertuanya menyeringai puas, saat melihat Juan menarik kasar lengan Jessica dengan kasar. Ia banting pintu kamarnya dan menguncinya serta menghempaskan tubuh Jessica ke atas ranjang.

“Aku, tidak lagi bisa bertahan dengan pernikahan ini, Jessica! Segera tanda tangani surat cerai ini, kita sudahi saja semuanya!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   Bab 35. Selamat Tinggal

    "Juan, aku percaya ... waktu yang kita lalui beberapa saat yang lalu adalah waktu yang paling indah dan berharga dalam hubungan kita. Namun, aku tau ... dan kini menyadarinya, bahwa ... seberharga apapun waktu yang kita lewati bersama. Tidak akan lebih berharga dari keberadaan Amber bagimu.Untuk itu, aku memutuskan untuk mengalah. Bahagialah bersama wanita yang sudah memiliki hatimu. Sayang, wanita itu bukanlah diriku. Jangan cari aku ke mana pun, karna kau tidak akan menemukan aku, Xairus dan Maxton, pun tidak tau aku ke mana. Selamat Tinggal, Juan."Jantung Juan mencelos saat membaca surat yang ditinggalkan oleh Jessica untuknya. Hatinya sakit, kali ini dia tau, jika dirinya benar-benar kehilangan Jessica. Jika wanita yang selama ini memujanya telah muak dengan sikapnya."Jessica, di mana kau berada?" Juan bahkan tidak mengindahkan peringatan Jessica, ia segera mengambil kunci mobil dan malam itu juga bertolak menuju ke mansionnya Xairus.Ia kejar keberadaan Jessica, sampai sepert

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 34. Sepucuk Surat Untuk Juan.

    "Amber, apa yang kau lakukan?" Juan segera berdiri dari kursi taman tersebut. Melihat reaksi Juan, air mata Amber berderai tak tertahankan. "Jawab pertanyaanku, bukan justru balik bertanya! Bukankah, kau berkata bahwa kau hanya mencintaiku?! Lantas ini apa?!" Amarah Amber meledak, dia terisak menyaksikan kemesraan keduanya. Bukan hanya Amber yang melihat kemesraan Juan dan Jessica. Ada kakak dan ibunya, yang juga turut berada tidak jauh dari lokasi Amber dan Juan berdebat. "Juan! Apa yang kau lakukan malam ini sudah keterlaluan!" amuk ibunya yang turut menyudutkan Juan tanpa perduli akan situasi dan tempat saat ini mereka berada. "Pulang sekarang, Juan!" tegas kakaknya kembali menimpali. Wajah Juan semakin mengetat, kedua tangannya bahkan tampak mengepal erat. Dia menoleh menatap tajam wajah Cherris. "Lebih baik saat ini, kau dan mama pulang, Cherris. Aku, tidak sedang ingin berdebat denganmu. Melihat rekaman video kalian yang terekam dengan cctv saja sudah membuat aku muak!" d

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 33. Pasar Malam.

    "Menghamilimu, mungkin akan merubah segalanya," batin Juan yang menatap Jessica dengan rasa lapar. "Aku, akan berusaha untuk mengubah keadaan ini," jawab Juan, lalu membungkam bibir Jessica dengan bibirnya. Setelahnya, mereka melakukannya lagi. Meneguk kembali manisnya percintaan di atas ranjang. Tubuh Jessica sudah menjadi sentral pikirannya Juan. Dia, merasa candu. Sejak pagi itu, baik Juan maupun Jessica, sama-sama berusaha menahan diri untuk tidak terjebak dalam perdebatan yang tidak perlu. Sore itu, Juan teringat akan sesuatu yang paling disukai oleh Jessica. "Apa kau mau, jalan-jalan ke pasar malam?" tanya Juan, membuat Jessica terkejut. "Pasar malam?" ulangnya sambil menelan ludahnya. "Tiga kali kau mengajakku ke pasar malam. Tapi, aku selalu sibuk dengan urusan pekerjaanku. Bagaimana kalau malam ini?" usul Juan membuat wajah Jessica sumringah. "Aku mau," jawabnya sambil tersenyum lebar. "Apa yang kau inginkan saat ke pasar malam, Jess?" Juan bertanya dengan lembut,

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 32. Aku Cemburu

    "Jessica," panggil Juan yang terbangun dan tidak mendapati tubuh istri di sisinya. Sontak saja dia langsung terjingkat dari ranjang. Melangkah dengan lebar ke kamar mandi, tapi tidak didapatinya Jessica. Dibukanya pintu walk in closet, sama nihilnya. Dia segera membuka pintu kamar dan betapa leganya Juan melihat Jessica sedang memakai apron dan tampak sedang memasak. Wanita itu tampak sangat memikat saat wajahnya serius seperti ini. Seketika Juan merasa bersalah. "Seperti inilah dia selama tiga tahun, dan aku tidak pernah menyentuh apapun yang dibuatnya. selain, jus jeruk sebelum prahara terjadi diantara kami," gumam Juan. Tidak, bukan sebelum prahara terjadi. Prahara rumah tangganya sudah terjadi sejak pertama kali dia menikahi wanita ini. Dengan merasa bersalah, Juan menghampiri dan melingkarkan kedua tangan di perut ratanya Jessica. Ia cium mesra tengkuk Jessi dengan lembut. Sebuah senyuman merekah dj wajah Jessica bercampur haru. "Good Morning, bersihkan dulu dirimu, baru

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 31. Maukah, Kau Bercinta Denganku?

    Juan langsung menoleh, melihat panggilan masuk dari Amber. Ponsel yang sudah di mode silent itu terus saja berkedap-kedip. Ia mendesah sesaat. Dirinya berjalan, mengambil ponsel dengan gerakan yang sangat terukur. Membuat mata Jessica mulai mengembun. Sudah menduga jika apa yang dia pikirkan selalu akan terjadi. Namun, untuk pertama kalinya. Juan justru menonaktifkan ponselnya. Malam itu, Jessica terkejut melihat apa yang bisa Juan lakukan untuknya. "Sudah aku katakan. Waktu kita hanya dua hari, aku tidak akan menyia-nyiakan waktu singkat ini," tutur Juan dengan tenang dan segera masuk menggandeng tangan Jessica untuk masuk ke dalam kamar mereka. Walau masih ragu karena terlalu dini dan demi harga dirinya. Jessica tidak mau terlalu terbawa suasana sana. Bahagia sesaat itu, menyakitkan. Dia tidak mau sakit lagi. Juan segera membersihkan dirinya di kamar mandi. Sedangkan Jessica yang sudah lebih dulu mandi memilih untuk tidur lebih dulu. Dia memilih bagian ranjang yang bersan

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 30. Hidup selalu ada pilihan.

    Juan terdiam sejenak, ia tatap kedua manik tegas Jessica. Wanita di hadapannya ini tidak pernah menuntut apapun darinya. "Juan, Apa kau mendengarku? Aku sedang bertanya padamu," tuntut Jessica padanya, untuk pertama kali. Selama ini yang ia lihat dari kepribadian Jessica hanyalah kerapuhan. Tapi malam itu, yang melihat sebuah ketegasan pada sorot mata wanita yang tidak pernah dianggapnya selama ini. "Untuk apa aku harus bertanya kepadanya. Itu hanya akan memperpanjang masalah. Aku cukup tahu apa yang sudah dia lakukan." Juan menghindar dari pertanyaan istrinya. Bukan karena dia tidak ingin memuaskan Jessica. Tapi Juan mengatakan yang sebenarnya, sikapnya bahkan sudah berubah pada Amber. Sudah tidak ada lagi kehangatan seperti sedia kala, hanya satu yang masih mengganjal di hati Juan. Amber selama ini hidup dalam keadaan yang tidak sehat. Juan hanya merasa kasihan dan ada rasa bersalah yang menghantuinya. Wanita itu, sampai sekarang masih menunggu Juan dengan setia. "Ah, begit

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status