Dyra baru saja selesai makan di dapur, ia melihat Sarianti dan Rossy di ruang tengah, sepertinya ibu tirinya itu baru belanja, karena ada barang-barang mewah di atas meja, suara gelak tawa terdengar jelas, mungkin satu kampung juga mendengarnya.Pandangan kedua orang itu sinis, Dyra memasang wajah datar, lalu masuk ke arah kamarnya, sedikit pun ia tidak merasa iri ataupun peduli dengan apa yang mereka lakukan.Ceklek.Dyra membuka pintu kamarnya, lalu berbaring di tempat tidur. Saat ingin memejamkan mata, Dyra teringat dengan Aoran. Liontin diberikan Aoran sangat berharga, ia meraih kalung itu dari lehernya.Hanya melihat kalung bertuliskan nama Aoran membuat jantungnya berdegup. Sambil membayangkan Aoran terlintas di pikirannya untuk memberikan sebuah hadiah spesial untuk kekasihnya itu.Dyra berencana membeli hadiah untuk Aoran. Karena itu Dyra bergegas tidur, agar bisa bangun pagi.***Dyra mengajak Ayu mencari hadiahnya, bersemangat dia pergi dari rumah, kakinya berjalan dengan ce
Secara cincin itu harganya mahal, karena itu ayah Dyra tidak percaya kalau Dyra mampu membeli cincin itu.“Dyra tidak bohong ayah!”Dyra berteriak keras di hadapan ayah ya, selama ini Dyra hanya diam saja, tapi kali ini Dyra berani meninggikan suaranya di depan ayahnya.Sudah lama kesal dengan sikap Dyra, ditambah Dyra mulai melawan.“Beraninya kamu melawan ayah,” bola mata ayah Dyra membesar."Ayah mereka mencuri cincinku, aku berusaha mengatakannya, tapi ayah tidak percaya. Harus bagaimana Dyra menjelaskannya." Dyra mengacungkan tangannya ke ibu tirinya.Plakkk,,, Tangan besar ayahnya melayang ke wajahnya, tubuh Dyra terjatuh ke lantai, rasa sakit dan terkejut membuat Dyra terdiam, air matanya terjatuh tapi tatapannya kepada ayahnya penuh kemarahan, tapi walau dalam kemarahan Dyra masih tidak berdaya.Dari sudut bibir Dyra mengucur darah. Dyra mengusapnya lalu melihat darah di tangannya.“Siapa aku dimata ayah?” tanya Dyra menangis."Sudah cukup Dyra, Ayah sudah tidak tahan meli
Aoran dan Dyra ter ngah-ngah, sepertinya keduanya sedang di mabuk cinta, Aoran terus mencium Dyra, bahkan Aoran tangan Aoran perlahan membuka kancing baju Avira.Langkah Avira mundur hingga menabrak sisi ranjang, Avira jatuh ke kasur. Aoran terus melanjutkannya. Dyra mulai bernafas tidak teratur.“Tidak,” menahan tangan Aoran ketika meraih pakaian dalamnya.Aoran berhenti, ia menatap Dyra telah pucat, mungkin Dyra belum siap untuk melakukannya, Aoran mengecup kening Dyra, kemudian beranjak ke samping.Aoran terus memegang kepalanya, ia sunggu merasa pusing, Dyra yang melihatnya khawatir.“Kamu kenapa?” tanya Dyra ketika melihat Aoran sepertinya kesakitan.Melihat Dyra di depannya, dan berada di tempat tidur yang sama, Aoran merasa instingnya sebagai laki-laki bangkit. Sudah tidak tahan lagi dengan perasaannya, Aoran memberanikan diri untuk meminta sesuatu pada Dyra. Wangi tubuh Dyra.membuat Aoran semakin lebih dekat. "Dyra, berikan aku itu, aku sangat ingin memiliki seutuhnya, aku
Ayu bersembunyi ketika melihat Dyra baru keluar dari kamar.Langkah-demi langkah Avira berpijak, kakinya masih gemetar dan sakitnya masih ada.Ayu melihat Dyra dengan keadaan kacau, ketika Dyra sudah menjauh. Segera Ayu melihat ke dalam kamar.Aoran masih tidur, tapi ketika Ayu mendekat, ia melihat Aoran tanpa busana.Ayu terkejut. “Apa mereka tidur bersama? Berhubungan?”Ayu kaget, ia ingin segera keluar dari sana, tapi ketika Ayu mencium bau alkohol menyengat, Ayu berbalik lalu menatap ke arah Aoran.Ayu tersenyum. Ia menutup pintu dan menguncinya. Setelah itu Ayu melepaskan pakaiannya sendiri dan naik ke atas ranjang.“Aku akan menjadi wanitamu sekarang,” ucap Ayu.Ayu memejamkan matanya. Tidak menunggu lama. Aoran membuka matanya.Kepalanya masih pusing, ia berusaha mempertajam penglihatannya, ketika ia menengok ke samping, Aoran melihat seorang wanita berbaring di sampingnya.“Siapa wanita ini,” gumam Aoran bingung.Aoran mencoba mengingat kejadian malam itu, tapi ia mengingat wa
Di bawah sinar, nampak seorang wanita paruh baya duduk sendirian, wajahnya terlihat sedih dan banyak beban penderitaan. Ia seorng ibu yang sedang menunggu kepulangan putranya. Pembantu mendatanginya dan memberitahu bahwa putranya telah pulang. Aoran yang tiba di rumahnya bersama dengan Ayu. Kedatangan Aoran kali ini hanya semata panggilan dari ibunya. “Terima kasih dewa, putraku telah kembali.”Ibu Aoran menghampiri dan memeluk dengan hangat, begitu juga Aoran membalasnya. Ibu Aoran menatap seorang gadis di sebelah putranya itu. “Siapa dia, Aoran? “Aoran bingung menjelaskan hubungannya dengan Ayu, tapi tetap ia memperkenalkan Ayu pada Ibunya. “Dia Ayu Bu,” ucap Aoran. “Apa dia kekasihmu.” Tampaknya ibu Aoran tidak keberatan dengan kehadiran Ayu. “Iya tante, nama saya Ayu,” ucap Ayu menundukkan kepalanya. “Oh, cantiknya, “ menyentuh pipi Ayu. Aoran diam membenarkan perkataan Ayu. Lalu dari kejauhan tampak seorang pria berwajah garang mendekat. “Kamu sudah pulang?”Wajahny
Suatu malam Ayu tengah berada di dalam kamarnya. Lalu datang seorang laki-laki bercelana hitam bersepatu coklat menghampirinya. Gadis itu sempat ketakutan, dia mundur menghindar, tapi setelah menyadari bahwa itu Aoran segera ia berlari memeluk laki-laki itu. “Aku sangat takut,” ucap Ayu memeluk Aoran. “Aku tidak memaksamu bersamaku, jika kamu ingin kembali, aku tidak melarangnya,” saut Aoran. “Tidak. Aku sudah memberikan semuanya padamu, aku akan berada disisimu, jangan pernah berkata begitu,” ucap Ayu. “Aku tidak bisa menikahimu saat ini, tapi setelah membalaskan dendam keluargaku, aku berjanji akan menikahi jika waktunya tiba.”“Asalkan bersamamu, aku akan bahagia.” Ayu mengeratkan pelukannya. Aoran mengumpulkan anggota gengnya, hanya beberapa dari mereka yang tersisa, lainnya telah dibantai. Roky melaporkan jumlah anggota. “Kita hanya punya lima puluh orang, sedangkan musuh sekitar seribu orang. Kita sangat kalah jumlah. Dan kita juga kekurangan dana untuk menambah anggota.”
Gadis desa yang kini sedang mengandung dibawa kekantor kepala desa, warga desa telah ramai berkumpul untuk membicarakan kehamilan itu.Didesa yang kini masih kuno, memiliki keyakinan bahwa wanita hamil diluar nikah membuat leluhur mereka marah, dan paling ironisnya mereka takut terjadi bencana yang akan melanda desa jika membiarkan wanita hamil tanpa suami."Usir gadis ini dari desa," seru mereka."Anak diluar nikah akan berdampak buruk bagi desa kita. Sebaiknya wanita itu segera diusir.""Dia hamil pasti karena mencari uang dengan menjual diri."Ucapan para warga menunjuk-nunjuk kewajah gadis yang tidak terbedaya."Tenang semuanya, jangan saling menghakimi, kita harus dengarkan dulu penjelasannya," ucap kepala desa."Apa benar kamu sedang hamil, terus siapa laki-laki yang telah menghamilimu? " tanya kepala desa baik-baik."Semua sudah jelas bahkan kami sudah memeriksanya kerumah sakit." Salah satu warga."Anak itu harus digugurkan, atau kamu pergi dari desa ini," ucap warga lain.Men
Konon katanya ada sebuah pulau yang memiliki sejuta keindahan, pulau itu letaknya tepat berada ditengah danau yang terbentang luas, pesona pemandangan yang begitu indah serta udaranya sejuk, pulau ini kerap kali dijadikan tempat wisata oleh orang asing. Keindahan pulau yang dapat dinikmati dengan melihat ragam budaya dan tempat-tempat menarik yang dapat dikunjungi.Dyra Agata seorang gadis berparas cantik dengan postur tubuh mungil tinggal di salah satu desa dekat pulau. Kebiasaan mengunjungi tepi danau dekat pelabuhan. Sepasang bola mata terus memandang ke arah kapal.Di tengah danau yang kini semakin dekat ke arahnya, angin yang berhembus membuat mata berwarna hazel itu memerah dan tubuhnya gemetar kedinginan. Helaan nafasnya begitu panjang, perasaannya hatinya sangat hampa."Hari ini juga bukan, mungkin besok ." Gumam Dyra sedih melihat ke arah tepi kapal.Dyra berjalan dengan langkah kecil, perlahan-lahan meninggalkan tepi danau, sesekali liriknya lagi ke arah danau. Tak terasa la