Dikisahkan kehidupan Dyra Ardianna berubah drastis sejak pertemuannya dengan pria kaya yang berasal dari kota, pria itu bernama Aoran Ashmore. Dyra dikenal sebagai sosok yang pendiam namun pekerja keras. Suatu malam, jalan hidup Dyra berubah drastis setelah melakukan cinta satu malam dengan Aoran. Sebagai gadis yang polos Dyra menyesali perbuatannya, Dyra melarikan diri. Aoran terkejut melihat seorang gadis tidur di sisinya tanpa berbusana, gadis itu mengaku bahwa Aoran telah merenggut kesuciannya, karena dipengaruhi alkohol tampaknya Aoran tidak ingat dengan siapa dia tidur. Aoran mengambil tanggung jawab dengan membawa gadis itu ke kota bersamanya, Aoran memutuskan akan menikahinya. Dyra kecewa mendengar kabar bahwa Aoran pergi bersama gadis lain ke kota. Dyra memilih bungkam, ia tidak mengatakan apapun pada Aoran, hingga keduanya harus berpisah. Dua bulan kemudian Dyra mendapati dirinya hamil. Tentu saja kehamilan Dyra membuat warga pulau protes, akhirnya Dyra diusir dari pulau itu.
View MoreSuatu malam Ayu tengah berada di dalam kamarnya. Lalu datang seorang laki-laki bercelana hitam bersepatu coklat menghampirinya. Gadis itu sempat ketakutan, dia mundur menghindar, tapi setelah menyadari bahwa itu Aoran segera ia berlari memeluk laki-laki itu. “Aku sangat takut,” ucap Ayu memeluk Aoran. “Aku tidak memaksamu bersamaku, jika kamu ingin kembali, aku tidak melarangnya,” saut Aoran. “Tidak. Aku sudah memberikan semuanya padamu, aku akan berada disisimu, jangan pernah berkata begitu,” ucap Ayu. “Aku tidak bisa menikahimu saat ini, tapi setelah membalaskan dendam keluargaku, aku berjanji akan menikahi jika waktunya tiba.”“Asalkan bersamamu, aku akan bahagia.” Ayu mengeratkan pelukannya. Aoran mengumpulkan anggota gengnya, hanya beberapa dari mereka yang tersisa, lainnya telah dibantai. Roky melaporkan jumlah anggota. “Kita hanya punya lima puluh orang, sedangkan musuh sekitar seribu orang. Kita sangat kalah jumlah. Dan kita juga kekurangan dana untuk menambah anggota.”
Di bawah sinar, nampak seorang wanita paruh baya duduk sendirian, wajahnya terlihat sedih dan banyak beban penderitaan. Ia seorng ibu yang sedang menunggu kepulangan putranya. Pembantu mendatanginya dan memberitahu bahwa putranya telah pulang. Aoran yang tiba di rumahnya bersama dengan Ayu. Kedatangan Aoran kali ini hanya semata panggilan dari ibunya. “Terima kasih dewa, putraku telah kembali.”Ibu Aoran menghampiri dan memeluk dengan hangat, begitu juga Aoran membalasnya. Ibu Aoran menatap seorang gadis di sebelah putranya itu. “Siapa dia, Aoran? “Aoran bingung menjelaskan hubungannya dengan Ayu, tapi tetap ia memperkenalkan Ayu pada Ibunya. “Dia Ayu Bu,” ucap Aoran. “Apa dia kekasihmu.” Tampaknya ibu Aoran tidak keberatan dengan kehadiran Ayu. “Iya tante, nama saya Ayu,” ucap Ayu menundukkan kepalanya. “Oh, cantiknya, “ menyentuh pipi Ayu. Aoran diam membenarkan perkataan Ayu. Lalu dari kejauhan tampak seorang pria berwajah garang mendekat. “Kamu sudah pulang?”Wajahny
Ayu bersembunyi ketika melihat Dyra baru keluar dari kamar.Langkah-demi langkah Avira berpijak, kakinya masih gemetar dan sakitnya masih ada.Ayu melihat Dyra dengan keadaan kacau, ketika Dyra sudah menjauh. Segera Ayu melihat ke dalam kamar.Aoran masih tidur, tapi ketika Ayu mendekat, ia melihat Aoran tanpa busana.Ayu terkejut. “Apa mereka tidur bersama? Berhubungan?”Ayu kaget, ia ingin segera keluar dari sana, tapi ketika Ayu mencium bau alkohol menyengat, Ayu berbalik lalu menatap ke arah Aoran.Ayu tersenyum. Ia menutup pintu dan menguncinya. Setelah itu Ayu melepaskan pakaiannya sendiri dan naik ke atas ranjang.“Aku akan menjadi wanitamu sekarang,” ucap Ayu.Ayu memejamkan matanya. Tidak menunggu lama. Aoran membuka matanya.Kepalanya masih pusing, ia berusaha mempertajam penglihatannya, ketika ia menengok ke samping, Aoran melihat seorang wanita berbaring di sampingnya.“Siapa wanita ini,” gumam Aoran bingung.Aoran mencoba mengingat kejadian malam itu, tapi ia mengingat wa
Aoran dan Dyra ter ngah-ngah, sepertinya keduanya sedang di mabuk cinta, Aoran terus mencium Dyra, bahkan Aoran tangan Aoran perlahan membuka kancing baju Avira.Langkah Avira mundur hingga menabrak sisi ranjang, Avira jatuh ke kasur. Aoran terus melanjutkannya. Dyra mulai bernafas tidak teratur.“Tidak,” menahan tangan Aoran ketika meraih pakaian dalamnya.Aoran berhenti, ia menatap Dyra telah pucat, mungkin Dyra belum siap untuk melakukannya, Aoran mengecup kening Dyra, kemudian beranjak ke samping.Aoran terus memegang kepalanya, ia sunggu merasa pusing, Dyra yang melihatnya khawatir.“Kamu kenapa?” tanya Dyra ketika melihat Aoran sepertinya kesakitan.Melihat Dyra di depannya, dan berada di tempat tidur yang sama, Aoran merasa instingnya sebagai laki-laki bangkit. Sudah tidak tahan lagi dengan perasaannya, Aoran memberanikan diri untuk meminta sesuatu pada Dyra. Wangi tubuh Dyra.membuat Aoran semakin lebih dekat. "Dyra, berikan aku itu, aku sangat ingin memiliki seutuhnya, aku
Secara cincin itu harganya mahal, karena itu ayah Dyra tidak percaya kalau Dyra mampu membeli cincin itu.“Dyra tidak bohong ayah!”Dyra berteriak keras di hadapan ayah ya, selama ini Dyra hanya diam saja, tapi kali ini Dyra berani meninggikan suaranya di depan ayahnya.Sudah lama kesal dengan sikap Dyra, ditambah Dyra mulai melawan.“Beraninya kamu melawan ayah,” bola mata ayah Dyra membesar."Ayah mereka mencuri cincinku, aku berusaha mengatakannya, tapi ayah tidak percaya. Harus bagaimana Dyra menjelaskannya." Dyra mengacungkan tangannya ke ibu tirinya.Plakkk,,, Tangan besar ayahnya melayang ke wajahnya, tubuh Dyra terjatuh ke lantai, rasa sakit dan terkejut membuat Dyra terdiam, air matanya terjatuh tapi tatapannya kepada ayahnya penuh kemarahan, tapi walau dalam kemarahan Dyra masih tidak berdaya.Dari sudut bibir Dyra mengucur darah. Dyra mengusapnya lalu melihat darah di tangannya.“Siapa aku dimata ayah?” tanya Dyra menangis."Sudah cukup Dyra, Ayah sudah tidak tahan meli
Dyra baru saja selesai makan di dapur, ia melihat Sarianti dan Rossy di ruang tengah, sepertinya ibu tirinya itu baru belanja, karena ada barang-barang mewah di atas meja, suara gelak tawa terdengar jelas, mungkin satu kampung juga mendengarnya.Pandangan kedua orang itu sinis, Dyra memasang wajah datar, lalu masuk ke arah kamarnya, sedikit pun ia tidak merasa iri ataupun peduli dengan apa yang mereka lakukan.Ceklek.Dyra membuka pintu kamarnya, lalu berbaring di tempat tidur. Saat ingin memejamkan mata, Dyra teringat dengan Aoran. Liontin diberikan Aoran sangat berharga, ia meraih kalung itu dari lehernya.Hanya melihat kalung bertuliskan nama Aoran membuat jantungnya berdegup. Sambil membayangkan Aoran terlintas di pikirannya untuk memberikan sebuah hadiah spesial untuk kekasihnya itu.Dyra berencana membeli hadiah untuk Aoran. Karena itu Dyra bergegas tidur, agar bisa bangun pagi.***Dyra mengajak Ayu mencari hadiahnya, bersemangat dia pergi dari rumah, kakinya berjalan dengan ce
Ekspresi yang ditunjukkan sungguh-sungguh, apapun yang membuat Dyra sedih maka Aoran akan menyelesaikannya.“Jangan! Itu akan menambah pertengkaran dengan ayah,” menahan Aoran agar tidak pergi.Kali ini Aoran tidak mengalah, ia meminta Dyra agar tidak menghalangi langkahnya. “Kumohon.” Tangan Dyra memegang erat.Dengan aura memendam marah, Aoran berusaha tenang. Ia kemudian mengelus kepala Dyra lalu mengecup keningnya. “Apa mereka menyakitimu?” tanya Aoran.“Tidak. Jika ada ayah di rumah, mereka tidak berani, jadi jangan khawatir,” berusaha menenangkan Aoran.“Cobalah bicara dengan ayahmu, lalu ceritakan perbuatan mereka,” ucap Aoran menatap Dyra."Aku pernah melakukannya, tapi ayah tetap tidak percaya, semakin aku berusaha membuat ayah percaya, ayah semakin jauh, yang ayah inginkan adalah aku menerima wanita itu sebagai ibu, tapi aku tetap tidak bisa." Dyra sedih."Selama ini bagaimana kamu bisa bertahan, apa kamu sering dipukuli?" Tanya Aoran."Wanita itu tidak pernah memukulku.
Setelah resmi menjadi kekasih Aoran dan Dyra kerap kali bertemu.Sore hari Dyra dan Aoran bertemu. Dengan sepedanya, Dyra mendayung, ia melantunkan lagu, beberapa hari ini, ia sering tersenyum terkadang tertawa sendirian.Dyra tiba di penginapan, ia mengambil kotak makanannya yang ada di keranjang sepedanya.Ayu datang menghampiri Dyra. “Dyra, sedang apa kamu disini,” ucap Ayu.Dyta tersenyum malu-malu. “Sebenarnya,,,”Sebelum sempat memberitahu tentang hubungannya dengan Aoran.Ayu langsung menyambar kotak makanan Dyra. “Apa ini untukku,” ucap Ayu.Ayu tidak ingin mendengar bahwa Dyra telah menjadi kekasih Aoran.Dyra ingin mengambil kotak makanan itu, tapi ia tidak enak hati.Ayu tanpa ragu membuka kotak makanan itu, setelah melihat isinya, Ayu semakin kesal. Karena Dyra membuat nasi berbentuk hati, begitu juga dengan sayur-sayuran semuannya ditata berbentuk hati. Ayu memicingkan matanya, lalu menjatuhkan makanan itu ke lantai.“Aduh, tangan ku licin,” ucap Ayu melihat makanan sud
Ayu marah, ia pergi meninggalkan festival dan langsung pulang.Setibanya di dalam kamar, Ayu mencampakkan semua barang-barangnya, bahkan berteriak keras.“Kenapa? Kenapa harus Dyra? Kenapa aku selalu kalah dari Dyra,” mengumpat.Rupanya selama ini Ayu selalu merasa bahwa Dyra yang lebih unggul darinya. Jika dipikirkan Dyra memang gadis paling cantik di desa, dan juga pintar.Ayu belum puas mengobrak-abrik kamarnya, ia menangis lalu tersungkur di lantai. Ayu sangat menyukai Aoran hingga ia tidak bisa melepaskan Aoran untuk Dyra.“Aku tidak akan mengalah, aku pasti punya kesempatan, kak Aoran mungkin melakukan kesalahan, aku lah yang selalu bersamanya,” ucap Ayu.Ayu berbaring sambil menangis.Robin pulang sendirian, di perjalanan ia membayangkan Dyra dan Aoran berciuman.Sungguh Robin sangat terluka, ia berhenti di jalan lalu berteriak keras.“Kenapa aku kalah dengan orang asing,” teriak Robin keras.Selama ini Robin yang selalu ada disisi Dyra, tapi mengapa Dyra bisa mencintai Aoran.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.