Share

Bab 20

"Kak!!" sapa Kanaya, saat melihat pemuda berkuncir rapi, dengan jas almamater nya itu, duduk di atas motor besarnya, sambil memainkan ponsel.

"Eh, Nay..! " Bimo tersenyum lebar, saat melihat gadis pujaan nya, sudah berdiri di hadapannya.

"Ini Kak, tolong Kakak kasihkan Ibuku ya." ucap Kanaya, menyodorkan sebuah amplop berwarna putih besar, kepada pemuda itu.

"Baiklah." Bimo mengambil amplop itu, dan menyimpannya ke dalam tas punggung hitam, miliknya.

"Oh ya Nay. Apakah kamu punya ponsel?" tanya Bimo, dengan hati-hati.

Kanaya tertawa, mendengar pertanyaan pemuda itu.

"Siapa yang akan aku hubungi, dengan ponsel itu Kak?" tanya nya, tersenyum getir.

"Tentu saja aku, calon Imam mu." jawab Bimo, menggoda Kanaya.

"Ishh... mau apa hubungin Kakak coba?" tanya Kanaya, mencebik kan bibirnya.

"Ya, kalau kamu sedang rindu kepadaku lah Nay.. " goda Bimo lagi, tersenyum lebar.

"Apaan sih Kak Bimo. Udah ah, aku balik dulu Kak, mau jualan setelah ini." pamitnya, segera membalikkan tubuh.

"Hei,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status