Home / Romansa / Gadis Terakhir / Membahas Malam Pertama

Share

Membahas Malam Pertama

Author: Erna Azura
last update Huling Na-update: 2025-05-31 20:12:11

“Maaaas, itu ada Bella nyariin!” Mommy berteriak dari lantai bawah.

Tapi tidak ada tanda-tanda Aarav merespon panggilannya.

“Sebentar ya, Bel … Mommy telepon dulu,” kata Mommy sembari menempelkan ponsel ke telinga.

“Duuh … ini anak kalau udah tidur kaya beruang, susah dibangunin.” Mommy bersungut-sungut karena Aarav tidak menjawab panggilan teleponnya.

“Ya udah Mom … nanti Bella telepon aja dari apartemen,” kata Sifabella yang tidak ingin merepotkan mommy.

“Bukan apa-apa, dia tidur dari sore sampe lewat magrib … pokoknya dia harus bangun.” Mommy kesal sekali.

Semenjak Aarav menganggur menunggu keberangkatannya ke Sydney, pola hidupnya jadi tidak jelas.

Hampir setiap hari begadang, main PS atau clubbing membuat mommy jengah.

“Kalau gitu Bella bangunin aja, naik aja ke kamarnya.” Daddy memberi ide.

“Ah … enggak, Dad … enggak enak.” Sifabella menolak secara halus.

“Iya bener kata daddy, kamu langsung ke atas aja.” Mommy mendorong pundak Sifabella menuju anak tangga.

“Kamarnya paling ujun
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (4)
goodnovel comment avatar
elisah fitriyani
kalian tuh yaaa pada sok jaim padahal senang kann
goodnovel comment avatar
Fahriani Bidaria
gemeesss SM mrk
goodnovel comment avatar
Attar Muntaz
cocok mereka berdua.. sama2 kocak
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Gadis Terakhir   Melamar Rosa

    “Ca, ada yang nungguin di depan.” Seorang teman memberitahu.“Siapa?” Rossa bertanya.Teman sesama make up artis-nya mengangkat kedua bahu, tadi gue juga dikasih tahu sekuriti.“Oke, Thanks.” Rossa melanjutkan merapihkan peralatan make up ke dalam koper.Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi dan dia baru selesai bekerja.Rossa mendapat tawaran untuk menjadi penata rias para penyanyi wanita populer di sebuah konser yang diselenggarakan pemerintah untuk menyambut tamu kehormatan dari para petinggi Negara lain dalam organisasi yang diikuti hampir seluruh dunia.Semua tamu undangan sudah pulang tentunya, begitu juga para artis, tinggal bagian weardrobe, penata rias dan office boy.Rossa tidak tahu siapa yang menunggunya dan dia terlalu malas untuk menerka-nerka.Jadi setelah semua beres dan berpamitan kepada yang masih ada di sana, Rossa langkahkan kakinya menuju pintu keluar.R

  • Gadis Terakhir   CCTV Berjalan

    “Selamat sore Uncle, selamat datang di rumah.” Aleai berdiri tidak jauh dari pintu mengucapkan salam menyambut sang Uncle yang menyebalkan.Langkah Aarav yang hendak masuk tertahan dengan netra menatap was-was pada Aleia.“Jangan bilang si bocil dititip di sini, malam ini ‘kan jadwal gue nge-charge sama Bella.” Aarav bergumam.“Ayo masuk, Uncle … anggap saja rumah sendiri.” Aleia mendekat lalu menarik tangan Aarav.“Laaaah, ini memang rumah gue … gimana sih?!” Dia menyahut ketus namun tak ayal tangannya mau juga ditarik Aleia dan masuk lebih jauh ke dalam rumah.“Uncle duduk di sini ya, Aleia bawain minum dulu.” “Aunty Bella mana?” Aarav berteriak karena Aleia sudah berlari ke dapur.Aarav juga mau-mau saja saat disuruh duduk di sofa living room, padahal dia bisa mengelilingi rumah mencari istri dan anaknya.“Aunty lagi mandiin Aga, Uncle … Aleia ditugaskan untuk menyambut dan member

  • Gadis Terakhir   Dikelilingi Kebahagiaan

    “Mas … itu jawab ih teleponnya! Berisik!” Sifabella berteriak dari dapur.“Biarin aja!” Aarav balas berteriak agar suaranya sampai ke telinga Sifabella yang sedang membuat makan siang.Sedari pagi ponsel Aarav memang terus berbunyi dan yang membuat Sifabella heran adalah suaminya malas menjawab panggilan tersebut.“Maaaas ….” Sifabella mengesah sambil berjalan mendekat membawa spatula dan apron menutup bagian dada, sedangkan matanya menatap tajam Aarav.“Apa sayang? Udah masak aja cepetan, aku laper.”Sifabella meraih ponsel suaminya yang diletakan telungkup di atas meja sementara pria itu sedang bermain PlayStation sembari menggendong Aghastya yang tengah terlelap.“Ini kenapa enggak dijawab sih, Mas? Tuan Simon itu kliennya Mas, kan?” Sifabella menghadapkan layar ponselnya ke depan wajah Aarav.“Iya sayang, biarin aja lah … waktu kasus skandal aku sama si Abigail muncul, dia yang ingin memutus kontrak den

  • Gadis Terakhir   Percaya

    Aarav heran melihat banyak mobil di halaman rumahnya.Pasalnya mobil-mobil itu adalah mobil yang dia kenal.Ada mobil Robert, Henry, Shawn dan mobil Alexa yang mana di mana ada Alexa pasti ada Britney.Rasanya tidak mungkin semua sahabatnya ada di dalam rumahnya saat ini.Detik berikutnya setelah pemikiran tersebut melintas dalam benak Aarav, pria itu berlari masuk ke dalam rumah.Aarav khawatir istrinya disakiti atau diintimidasi oleh para sahabat lucknut-nya mengingat Aarav sudah tidak pernah membalas pesan atau menjawab panggilan telepon dari mereka lagi.“Bellaaaa … sayaaaang.” Aarav berteriak dari ruang tamu lalu terdengar suara tawa canda pria dan wanita dari ruang televisi.Aarav bergerak ke sana kemudian menemukan ruang televisi penuh dengan para sahabatnya.Canda dan tawa renyah itu berhenti seketika begitu sosoknya masuk lebih dalam ke ruang televisi.“Apa yang kalian lakukan di sini?” Aarav bertanya dengan nada dingin serta sorot mata tidak bersahabat.“Kami ingin menjenguk

  • Gadis Terakhir   Kehancuran

    Aarav jadi senang menonton News akhir-akhir ini, tentu saja karena menayangkan skandal antara si Politikus dengan Abigail.Berita tentang terbongkarnya skandal antara Abigail dengan salah satu Politikus ternama Negri ini semakin panas diperbincangkan.Politikus itu ternyata memiliki banyak musuh yang menjadi keuntungan sendiri bagi Aarav karena sekali saja bukti skandal itu di-publish maka banyak sekali yang memanfaatkan demi menggulingkan sang Politikus.Sambil memangku Aghastya yang sedang terlelap, mata Aarav terpaku pada layar kaca mengikuti perkembangan kehancuran Abigail dan sang Politikus.“Kayanya rakyat Australia diberkahi Tuhan, karena sebelum sempat jadi Perdana Mentri—si Politikus udah dilengserkan sama Tuhan … Tuhan tahu lo enggak akan amanah, sok kegantengan banget sih lo … hobby olah raga, udah tua badan masih oke … udah tua mah buncit tuh perut … jangan sok-sokan tebar pesona … emang udah keliatan sih lo keganjenan,” kata Aarav bicara sendiri.“Ketemu sama si Abigail y

  • Gadis Terakhir   Opa Penyayang

    Arshavina tidak berhenti menangis sepanjang perjalanan udara.Dia yang paling dekat dengan opa dan sering berkomunikasi dengan beliau meski hanya bertukar pesan singkat karena sekarang Arshavina sibuk merawat ketiga anaknya yang masih kecil-kecil.Beruntung Kama membawa Nanny ikut serta guna menjaga tiga anaknya jadi dia bisa fokus menenangkan sang istri.“Aku harusnya lebih sering datang ke Sydney, aku semestinya lebih sering telepon … aku hiks … aku ….” Arshavina tidak mampu melanjutkan kalimatnya lantaran tidak sanggup menahan sesak di dada.Arshavina terus menyalahkan diri sendiri atas sesuatu yang di luar kuasanya.Matanya masih belum berhenti mengalirkan buliran kristal yang semakin deras.Kama menarik pinggang Arshavina, menenggelamkan tubuh mungil istrinya itu di dalam pelukan dan detik berikutnya terdengar suara raungan Arshavina yang teredam di dada Kama.Beberapa kursi di belakang mereka, ada Mommy yang juga sedang menangis di pelukan daddy.“Kamu tahu, Bee … andaikan papa

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status