Share

Bab 75

Author: kodav
last update Last Updated: 2025-08-07 10:00:04

Aku keluar dari lift kantor dengan langkah berat, namun di dalam diriku, ada tujuan baru yang membara, memetakan kembali jejak kakiku yang tadinya tanpa arah. Pertemuanku dengan Narnia memang tidak memberiku semua jawaban yang kucari, tapi itu memberiku sesuatu yang jauh lebih berharga: sebuah kompas baru. Sebuah target. Sebuah panggung untuk pertunjukan yang akan datang. Pesta Amal Arka Science. Dalam semalam, acara itu bertransformasi di benakku, bukan lagi sekadar kumpul-kumpul bisnis yang membosankan, melainkan sebuah arena gladiator modern. Dan aku, aku akan melangkah masuk ke sana bukan sebagai tamu undangan, melainkan sebagai pemburu yang sabar.

Dua hari terasa seperti sekejap mata, dan malam itu pun tiba. Aku berdiri di sudut lobi hotel bintang lima yang kemegahannya nyaris terasa menindas. Gemerlap ribuan lampu kristal di langit-langit tinggi memantul di lantai marmer yang dipoles hingga mengkilap

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Liar Perselingkuhan   Bab 80

    Aku terbangun. Dingin. Kehampaan yang menyeruak dari dalam diriku terasa jauh lebih dingin daripada udara pagi yang menyelinap masuk lewat celah gorden. Livia terbaring di sampingku, bernapas teratur, rambut pirangnya menyebar di atas bantal, wajahnya damai dalam tidurnya. Dia terlihat begitu polos, begitu rentan.Aku telah melakukannya lagi. Menggunakan seseorang. Mengambil kebaikan dan cintanya yang tulus, menginjaknya, dan membuangnya setelah aku selesai. Livia tidak lebih dari pelampiasan. Aku tidak lebih baik dari para manipulator yang telah menghancurkan hidupku sendiri. Jika ada yang tersisa dari Kai yang dulu, Kai yang berhati nurani, itu sudah mati dan membusuk sekarang.Perlahan, aku bangkit. Tidak ingin membangunkannya. Setiap gerakan adalah siksaan, setiap bisikan hati adalah tuduhan. Aku mengenakan pakaianku dalam diam, tanpa terburu-buru, se

  • Gairah Liar Perselingkuhan   Bab 79

    “Rasakan ini, Kai,” bisiknya, suaranya sedikit bergetar karena sensasi yang kami bagi. “Rasakan bagaimana aku menerimamu. Kamu tidak sendirian.”Aku memejamkan mata, membiarkan diriku tenggelam dalam irama yang dia ciptakan. Setiap gerakan lambatnya seperti gelombang yang membasuh jiwaku, sedikit demi sedikit mengikis lapisan es yang membekukan hatiku. Tangan Livia mengusap dadaku, lalu turun ke perutku, sentuhannya begitu lembut, penuh kasih. Aku bisa merasakan denyutan di dalam diriku, bukan hanya karena gairah, tapi juga karena emosi yang meluap.Dia membungkuk, mencium bibirku lagi, ciuman yang dalam dan memabukkan. Lidahnya bermain dengan lidahku, sebuah tarian intim yang tidak lagi menuntut, tapi saling memberi dan menerima. Aku membalas ciumannya, tanganku naik ke pinggangnya, merasakan lekuk tubuhnya yang indah. Aku tak bisa mena

  • Gairah Liar Perselingkuhan   Bab 78

    Suara bantingan pintu itu masih bergema di telingaku, lama setelah Tanika menghilang ditelan malam. Aku terduduk di lantai kamar yang dingin, dikelilingi oleh keheningan yang memekakkan. Kemarahan yang tadi membakarku telah lenyap, menyisakan abu penyesalan yang pahit dan kehampaan yang begitu luas. “Kalian semua sama saja!” Jeritan Tanika terus terngiang, setiap katanya adalah sebuah vonis yang menusuk langsung ke jantungku. Aku telah menjadi monster yang paling kubenci. Aku telah menjadi seperti Bimala.Rasa jijik pada diriku sendiri begitu kuat hingga membuatku mual. Aku bangkit dengan langkah gontai, meraih kunci mobil dan keluar dari rumah neraka itu. Aku butuh pelarian. Aku butuh sesuatu untuk menenggelamkan suara-suara di kepalaku.Aku berakhir di sebuah pu

  • Gairah Liar Perselingkuhan   Bab 77

    Aku terus menjilat, mengisap, dan menggerakkan lidahku, mengeksplorasi setiap lekukan dan kepekaan di sana. Biji kecilnya membengkak menjadi sebuah kuncup merah muda yang berdenyut, begitu sensitif hingga sentuhan lidahku yang lembut pun terasa seperti sengatan listrik. Napasnya terengah-engah, tak beraturan. Matanya terpejam rapat, bibirnya sedikit terbuka, dan suara desahan tersendat keluar dari tenggorokannya. Aku bisa merasakan tubuhnya bergetar hebat. Aku mempercepat irama, memberinya sensasi yang luar biasa, memaksanya ke tepi jurang. Tiba-tiba, tubuhnya menegang, kakinya gemetar tak terkendali, dan ia menjerit kecil, suaranya teredam, dan seluruh tubuhnya bergetar dalam puncak orgasme. Ia ambruk ke dinding, kepalanya terkulai ke belakang, napasnya terputus-putus. Tapi matanya tetap terpejam, tidak ada kontak mata, tidak ada kata-kata. Ia mencapai puncak, namun tetap pasif.Aku bangkit, melepaskan pa

  • Gairah Liar Perselingkuhan   Bab 76

    Ketika aku tiba di rumah, suasana hening yang pekat langsung menyambutku. Biasanya, hanya lampu teras yang menyala, tapi malam ini, cahaya hangat dari ruang tamu menembus jendela, menandakan ada kehidupan di dalamnya. Jantungku berdebar sedikit lebih kencang.Aku membuka pintu dengan perlahan. Dan di sana, di atas sofa besar kami, duduklah dia.Tanika.Dia kembali. Dia mengenakan blus sutra sederhana dan celana panjang, rambutnya tergerai lurus di bahunya. Dia tampak lelah, lebih kurus dari yang kuingat, dan ada lingkaran samar di bawah matanya. Tapi yang paling menusuk adalah tatapannya saat dia menoleh ke arahku. Dingin. Kosong. Seperti Ratu Es yang baru saja kembali ke istananya yang beku.“Tanika,” panggilku, suaraku terdengar asing di telingaku sendiri,

  • Gairah Liar Perselingkuhan   Bab 75

    Aku keluar dari lift kantor dengan langkah berat, namun di dalam diriku, ada tujuan baru yang membara, memetakan kembali jejak kakiku yang tadinya tanpa arah. Pertemuanku dengan Narnia memang tidak memberiku semua jawaban yang kucari, tapi itu memberiku sesuatu yang jauh lebih berharga: sebuah kompas baru. Sebuah target. Sebuah panggung untuk pertunjukan yang akan datang. Pesta Amal Arka Science. Dalam semalam, acara itu bertransformasi di benakku, bukan lagi sekadar kumpul-kumpul bisnis yang membosankan, melainkan sebuah arena gladiator modern. Dan aku, aku akan melangkah masuk ke sana bukan sebagai tamu undangan, melainkan sebagai pemburu yang sabar.Dua hari terasa seperti sekejap mata, dan malam itu pun tiba. Aku berdiri di sudut lobi hotel bintang lima yang kemegahannya nyaris terasa menindas. Gemerlap ribuan lampu kristal di langit-langit tinggi memantul di lantai marmer yang dipoles hingga mengkilap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status