Share

Gairah Panas Presdir Tampan
Gairah Panas Presdir Tampan
Author: Evi Anggia

Salah Kamar

"Lepas! Lepaskan aku!"

Teriakan seorang wanita bergaun hitam di dalam kamar hotel VVIP itu menggema dalam seluruh ruangan. Namun sayang, ruangan yang kedap suara beserta dekapan pria tampan di atasnya seolah tak memberikan kesempatan bagi siapapun untuk menolongnya. 

"Diam! Diam, Sayang!" Dengan tangan kekarnya, lelaki itu mengangkat tubuh Joanna. Lelaki itu tidak peduli saat wanita itu terus meronta di dalam gendongannya.

Bagaimana bisa dirinya berada di situasi seperti ini!? Wanita itu hanyalah berniat untuk mengambil barang kliennya yang tertinggal di dalam kamar, namun tiba-tiba seorang pria bertubuh kekar menarik tangannya, dan menjatuhkannya ke atas ranjang!

"Brengsek! Apa yang kamu lakukan padaku?" Joanna memukul dada lelaki itu dengan histeris. Cahaya sekitar yang remang-remang membuat Joanna tak bisa melihat jelas wajah lelaki itu.

"Aarrgghhh!" pekik Joanna setelah tubuhnya dilempar di atas tempat tidur.

DEG!

Joanna terdiam ketika dia melihat paras lelaki bersetelan jas rapi itu. Kini dia bisa melihat dengan jelas setelah lelaki itu menghidupkan lampu.

Pak Ethan, batin Joanna.

Joanna termangu di tempat, tidak menyangka bertemu dengan presdir maskapai tempatnya bekerja. Dia bahkan mengucek matanya beberapa kali untuk memastikan dia tidak salah lihat dan sosok itu memanglah Ethan. Joanna tersentak saat melihat Ethan melucuti satu per satu pakaian yang dia kenakan.

Tubuh Joanna mulai gemetar, perlahan dia bergerak menjauh, sadar posisinya mulai terancam. Namun, wanita itu kembali terdiam saat melihat milik lelaki itu. Selama ini dia memang bekerja sampingan menjadi pacar bayaran, tapi ini adalah kali pertama dia melihat milik lelaki.

Ethan langsung naik ke atas tempat tidur saat dia melihat Joanna berusaha menjauh. Dia tidak akan membiarkan wanita itu melarikan diri.

“Ah!” pekik Joanna saat pria itu berhasil menangkap pergelangan kakinya, membuatnya kembali terjatuh ke atas ranjang besar dan empuk di bawahnya. 

Ethan menarik, dan membalik tubuh wanita itu sampai terlentang di atas tempat tidur. Detik berikutnya Ethan menindih tubuhnya, dengan begitu Joanna tidak akan bisa ke mana-mana lagi.

"Apa yang bapak lakukan? Tolong jangan seperti ini, Pak!" Joanna semakin tidak nyaman ketika tangan lelaki itu mengusap wajahnya. Ethan terlihat mabuk berat, pantas saja lelaki itu begitu agresif.

Detik berikutnya, Ethan melumat bibirnya dengan kasar, mengabaikan pertanyaan Joanna. Baginya mereka berada di tempat tidur untuk bercinta bukan mengobrol. Tangan lelaki itu mulai mengusap bagian bawah tubuhnya.

"Sial, mengapa bibirmu nikmat sekali," ujar lelaki itu.

Joanna mendorong tubuh Ethan yang sudah kembali mengulum bibirnya. Dia tidak sudi disentuh oleh Ethan. tapi tangannya langsung dicengkeram erat oleh lelaki itu.

"Diam! Aku sudah membayarmu mahal, Nona. Kamu harus memuaskanku malam ini."

Joanna membeku saat mendengar suara robekan gaunnya. Dengan cepat lelaki itu melucuti pakaiannya, dia bahkan terus melumat bibirnya. Lumatan yang memabukkan membuat Joanna terlena, perlawanannya mulai melemah.

"Bapak salah orang. Saya bukan wanita penghibur!" ujar Joanna. Dia berharap Ethan percaya dan Joanna sadar sepertinya dia salah masuk kamar.

Orang yang menjadi pacar palsunya memintanya untuk mengambil barang di kamar dan kini dia malah terjebak dengan atasannya sendiri.

Joanna memalingkan wajahnya saat hembusan napas panas Ethan menyapu wajahnya. Dia berusaha mendorong Ethan menjauh, tapi lelaki itu malah menindih tubuhnya semakin kuat.

"Jangan coba-coba berbohong! Diam dan puaskan aku!" bisik lelaki itu.

DUGH!

"AARRGGHHH!"

Pekikan melengking itu keluar dari mulut Ethan, lelaki itu langsung melepaskannya dan memegang miliknya yang berharga setelah Joanna menendangnya dengan kuat.

Joanna tidak menyia-nyiakan kesempatan, dia merangkak di atas tempat tidur, berusaha untuk menjauh. Namun apa daya, belum sempat wanita itu turun, pria itu lagi-lagi berhasil menangkap pergelangan kakinya. Mengapa pria itu begitu cepat!?

"Mau ke mana kamu?"

Ethan menarik paksa Joanna, kembali membaringkan wanita itu.

Joanna membungkam erat-erat mulutnya, tak ingin mengeluarkan suara apapun saat Ethan mulai menjamah tubuhnya. Matanya melebar saat lelaki itu sudah bermain di pusat tubuhnya.

"Jangan! Lepaskan!"

Joanna mulai panik. Dengan tangan gemetar wanita itu menjambak rambut Alex agar menjauh dari pusat tubuhnya.

Tubuh Joanna gemetar merasakan sensasi baru saat lelaki itu mulai masuk ke dalam pusat tubuhnya.

"Pak Ethan saya masih perawan. Jangan rusak saya!"

Ethan mendongak, dia terkekeh pelan. "Jangan bohong, Nona. Ada alasan mengapa aku mencari wanita sepertimu,"

Gairah Ethan mulai memuncak, terutama ketika pria itu berhasil menerobos pertahanan wanita cantik di bawahnya. 

Keringat dingin mulai membasahi tubuh Joanna, tak hanya memainkan pusat tubuhnya tapi tangan Ethan terus menggerayangi tubuhnya, bermain di titik-titik sensitifnya, dan sesekali mengulum dengan penuh gairah.

Joanna mulai kehilangan akal, kenikmatan yang tak pernah terbayangkan olehnya membuatnya mulai terbuai.

Ethan terkekeh saat Joanna mulai melenguh penuh nikmat. Dia mulai mempercepat permainan, tak ingin menyia-nyiakan waktu yang ia punya.

Joanna mencengkeram erat bahu Ethan saat tubuhnya semakin gemetar. Dia benci saat tubuhnya menerima setiap sentuhan Ethan, karena meskipun dia membencinya, pria itu justru berhasil membangun gairah yang selama ini terpendam dalam tubuhnya. 

Ethan kembali terkekeh saat dia melihat wajah Joanna memerah dan berkeringat. "Dasar munafik. Lihatlah! Mulutmu bisa berbohong, tapi tubuhmu menginginkanku."

Ethan bahagia melihat Joanna tidak memberontak lagi. Lelaki itu terus memacu dengan cepat.

"Arrgghhh!" pekik Joanna saat dia merasakan ada yang robek di bawah sana. Satu tetes air mata mengalir dari pelupuk matanya. Hilang sudah mahkota yang sudah lama dia jaga.

Ethan tercengang saat melihat darah yang keluar. Lelaki itu lantas menatap wajah Joanna yang penuh keringat.

"Kamu masih perawan?"

***

Ethan merapikan dasi yang dia kenakan lantas mematut dirinya di depan cermin. Gerakan tangannya terhenti saat melihat pantulan Ethan, wanita itu masih tertidur pulas.

Lelaki itu berjalan mendekat ke tepi ranjang. Dia tersenyum tipis saat menatap wanita itu. Setelah sekian lama akhirnya ada wanita yang membuatnya tidak bisa berhenti, sepanjang malam dia terus bergairah.

"Good girl," gumamnya lirih. "Sampai berjumpa lagi, Nona."

Ethan menyambar jas dan berjalan meninggalkan kamar itu.

Sampai di tempat parkir lelaki itu menelpon sekretaris pribadinya.

"Urus wanita yang ada di kamarku itu! Beri dia pelayanan VVIP!"

"Baik, Pak."

Ethan menjalankan mobilnya meninggalkan basemen, senyum di bibirnya tak pernah hilang. Dia mengingat dengan jelas setiap detik yang dia habiskan bersama wanita itu.

Lelaki itu tersentak kaget saat mendengar suara panggilan masuk. Spontan Ethan menurunkan kecepatan mobilnya.

"Ada apa?"

"Kamarnya kosong, Pak. Wanita itu sudah tidak ada," lapor seorang lelaki dari seberang telepon sana.

Ethan spontan menginjak rem. "Apa? Jangan bohong!"

"Tidak ada, Pak Ethan."

Lelaki itu mencengkeram stir kemudi kuat-kuat. "Cari tahu semua tentang wanita itu!"

Ethan mematikan telepon secara sepihak.

"Aku pasti akan menemukanmu, Sayang!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status