Beranda / Romansa / Gairah Terlarang Calon Mertua / Bab 13 Gairah di Bawah Meja

Share

Bab 13 Gairah di Bawah Meja

Penulis: Cynta
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-18 13:01:11

​Denzel tidak panik. Ia menarik napas panjang, merapikan rambutnya dengan satu tangan. Ia mundur selangkah, melepaskan cengkeramannya pada Audrey yang masih bersandar di dinding, napasnya memburu, air mata tipis masih membasahi pipinya karena kombinasi amarah dan gairah.

​"Sstt. Diam," bisik Denzel tegas, pandangannya dingin. Ia meraih piyama sutra yang tergantung di balik pintu dan dengan cepat mengenakannya, menutupi tubuh atletisnya. Gerakannya cepat, efisien, menunjukkan kendali penuh atas situasi yang berantakan ini.

Denzel menyambar ponsel Audrey dan barang bawaannya, lalu menggeser kursi kerja besar di depan meja. "Cepat masuk ke bawah sana! Sekarang!" perintah Denzel, menunjuk ruang kosong di bawah meja kerjanya.

​Audrey, dalam keadaan shock dan telan jang, tidak punya pilihan lain. Ia merangkak dengan cepat, menarik gaun dan pakaian dalamnya yang tercecer, menumpuknya di sampingnya, tersembunyi oleh tirai mahogany meja.

​TOK! TOK! TOK!

​"Pa! Aku tahu Audrey ada di dalam! Aku
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 31 Amarah posesif

    Denzel mondar-mandir di ruang kerjanya yang luas, langkah kakinya yang berat memantul di lantai marmer. Udara di ruangan itu terasa lebih dingin, dipenuhi amarah dan kecemasan yang mendalam. Ponsel Denzel tergeletak di meja, menampilkan riwayat panggilan tak terjawab ke nomor Audrey.​"Aksa! Kenapa dia tidak menjawab?! Cepat cek CCTV di lobi dan lacak ponselnya lagi!" perintah Denzel, suaranya seakan menggema dalam ruangan. Ia tidak bisa menahan rasa frustrasi dan cemasnya. Audrey sudah menghilang lebih dari satu jam tanpa kabar.​Aksa berdiri tegak di samping meja. "Aku sudah mencoba melacak, Denzel. Ponsel Audrey sempat terdeteksi di area belakang kantor, dekat restoran lama yang tersembunyi. Tapi sekarang, sinyalnya mati."​"Mati?!" Denzel menggerutu, rahangnya mengeras. "Dia tahu aku benci diabaikan! Dia tahu ada Aiden yang mengincarnya! Kenapa dia berani mematikan ponselnya?!"​Denzel tiba-tiba teringat Aiden mengikut Audrey di mall, dan Aksa memberitahu kalau Aiden melihatnya be

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 30 Pertemuan rahasia

    l​Audrey akhirnya menuruti permintaan Aiden untuk bertemu. Mereka memilih sebuah restoran tempat mereka dulu sering bertemu saat masih pacaran. Letaknya tidak jauh dari perusahaan tapi cukup tersembunyi, jauh dari keramaian pusat kota karena masuk ke lokasi perkampungan di belakang gedung.Suasana di antara mereka terasa dingin dan tegang, seperti ada dinding es balok di antara mereka.​Aiden duduk berhadapan dengan Audrey. Wajahnya keras, matanya memancarkan campuran amarah dan rasa sakit yang dalam. Dia tidak memesan apa pun, hanya meletakkan ponselnya di atas meja.​"Aku tidak akan membuang waktumu, Audrey," kata Aiden, suaranya tajam. "Aku ingin penjelasan dari mu."​Aiden menggeser ponselnya ke depan Audrey. Di layar ponsel itu, terlihat sebuah foto yang buram namun masih tampak begitu jelas. Foto itu menunjukkan Audrey di lobi mal, tubuhnya dipeluk posesif oleh seorang pria tinggi yang punggungnya tampak familiar, bagi Aiden.​Audrey merasakan tenggorokannya tercekat. Meskipun f

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 29 Gairah yang tersembunyi

    Stella memperhatikan reaksi Aiden yang terdiam. Rasa sakit di hatinya bagitu terasa. ​"Kenapa diam, Aiden?" desak Stella, ia mendekat, mencium lembut bibir Aiden. "Aku mencintaimu, Aiden. Dan aku tahu kamu membutuhkan aku. Kita sudah tidur bersama berkali-kali. Bukankah ini yang kita inginkan? Menikah, dan mengambil alih proyek itu bersama?"​Aiden memalingkan wajahnya. Mencium Stella lagi hanya akan memperpanjang kegilaan ini. "Aku.. Aku tidak tahu, Stella. Aku butuh waktu."​"Waktu untuk apa, Aiden?!" Stella menarik dagu Aiden, memaksanya menatapnya. "Waktu untuk kembali mengejar Audrey? Setelah dia tidur dengan Papamu?! Sadarlah, Aiden! Audrey sudah tidak menghargaimu! Aku di sini, menunggumu, mencintaimu!"​Kata-kata Stella menusuk. Meskipun kejam, itu adalah kebenaran yang pahit. Audrey sudah tidur dengan Papanya. Kenyataan itu membakar harga diri Aiden.​"Aku akan bicara dengan Papaku," kata Aiden, suaranya penuh tekad. "Aku akan memberitahunya bahwa aku setuju menikah denganmu

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 28 Sentuhan posesif

    Denzel sedang berbaring, memeluk Audrey setelah malam panjang penuh gairah dan pengakuan yang mereka lewati berdua di penthouse itu. Keheningan subuh terasa damai, sebuah kontras nyata dari kekacauan emosional yang terjadi. Denzel menikmati kehangatan dan berat tubuh Audrey yang meringkuk dalam pelukannya.​Tiba-tiba, ponselnya bergetar di meja samping ranjang. Denzel beranjak dengan hati-hati, memastikan gerakannya tidak mengganggu tidur pulas Audrey. Meskipun sangat posesif, ia menghargai kelelahan wanita itu.​Denzel duduk di kepala ranjang, mengambil ponselnya. Layar menunjukkan pesan dari Aksa. Ia membaca isinya, dan senyum tipis terukir di bibirnya. Senyum itu dingin, penuh perhitungan, dan sedikit mencibir.​“Dasar Aiden! Disuruh nikah gak mau tapi gak tahan dengan godaan wanita itu!” gumamnya lirih. Ia merasa menang, Aiden telah jatuh tepat ke dalam perangkap yang sengaja ia ciptakan.​[Denzel : Bagus, makasih.. Sekarang kamu pulang aja, kita bicara lagi besok..]​Setelah memb

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Ban 27 Pelarian penuh hasrat

    ​Aiden mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, membawa Stella menjauh dari mal. Di dalam mobil mewah yang gelap itu, udara terasa tegang dan penuh listrik. Keputusan untuk mengantar Stella pulang adalah pelarian dari rasa sakit yang ditinggalkan Audrey dan Papanya, dan kini, Aiden siap menuntut kompensasi.​Stella bersandar manja di kursi penumpang. Meskipun pura-pura terkilir, ia tahu betul permainan yang sedang ia mainkan. Gaun merahnya yang mencolok sudah melakukan tugasnya memprovokasi.​"Aduh, pergelangan kakiku sakit sekali, Aiden," rintih Stella, suaranya dibuat semerdu mungkin.​"Diamlah, aku sedang mengemudi," gerutu Aiden, namun matanya sesekali melirik ke arah paha Stella yang terekspos. Ia marah, tapi ia juga butuh pelepasan.​Stella tersenyum kecil. Ia tahu Aiden sudah berada dalam genggamannya. Tanpa ragu, tangan Stella bergerak perlahan. Jemarinya yang ramping menyentuh dan mengusap dada bidang Aiden, tepat di balik kemejanya.​"Aku kasihan padamu, Aiden. Setelah

  • Gairah Terlarang Calon Mertua   Bab 26 Pengakuan dibalik desahan panjang

    ​Denzel terdiam sesaat. Keheningan itu terasa panjang, hanya terdengar napas berat mereka berdua yang masih saling menghimpit di sudut dinding. Audrey menahan napas, menunggu jawaban Denzel. Tubuhnya masih bergetar karena gairah, tetapi pikirannya kini tertuju sepenuhnya pada pengakuan yang akan datang.Tidak lama kemudian akhirnya Denzel menghela napas, panjang dan berat, sebelum menjawab.​“Dia Giselle. Mantan tunangan ku.”​Audrey terkejut. Bukan istri, apalagi Mama Aiden. Dia merasa sedikit lega mendengarnya, tapi masalah tentu tidak berhenti disana. ​“Mantan tunangan?” tanya Audrey penasaran, ia ingin memastikan.​Denzel mengangguk, sorot matanya berubah muram. Ia membelai lembut pipi Audrey, seolah sentuhannya bisa menghapus kenangan pahit itu.​“Dulu aku pernah mengalami kecelakaan hebat. Bisnis ku mendapat sedikit masalah besar, hingga fungsi vital ku sempat tidak berfungsi… karena kecelakaa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status