Home / Gairah / Gairah di Jalur Umum / Bab 3: Adik Ipar

Share

Bab 3: Adik Ipar

Author: Yaya
Dari mulutku keluar suara lirih penuh rasa malu dan permohonan. Hanya dalam hitungan detik, aku sudah nyaris tak sanggup menahannya.

Tubuhku seakan terbakar oleh hasrat yang tak terkendali. Gairah ini hampir membuatku gila. Aku menginginkannya... kenikmatan itu yang manis dan menyiksa, menggoda sampai ke tulang.

Kenikmatan yang bisa membuatku melayang tinggi lalu jatuh seperti antara hidup dan mati... antara rasa asam yang menyesakkan dan gatal yang menggoda.

Aku menggeliat dan bergesekan dengannya penuh hasrat seperti seseorang yang lapar akan sentuhan. Kepalaku sudah melayang, pikiranku kabur dan tanpa sadar tanganku menyentuh bagian belakang tubuhku sendiri, mencari sensasi yang lebih dalam.

"Aku... aku nggak tahan lagi... aku mau... aku..."

Leher seputih salju itu sedikit terangkat, dan mulutku terbuka dan tertutup penuh kenikmatan mengeluarkan desahan yang memalukan dan cabul.

Sekarang yang lain sudah turun dari mobil, dan hanya aku dan dia yang tersisa!

Adik iparku langsung mendekat, tubuhnya menekanku ke jendela. Kedua tanganku melingkari lehernya, menariknya lebih dekat. Dengan penuh hasrat, aku membuka kakiku dan merapatkannya di pinggangnya erat seolah ingin menjebaknya di sana selamanya.

Tapi tiba-tiba sopir bus ngerem mendadak hampir bikin kami jatuh.

Tarikannya yang kuat akhirnya membuatku sedikit sadar. Saat ini wajah suamiku langsung muncul di kepalaku. Aku lagi ngapain ini?

Di tempat umum... sama adik ipar... aku benar-benar hampir lakukan itu?

Sopir bus tiba-tiba bilang dengan nada penuh sindiran, "Ini bus, bukan hotel… jaga sikap dong!"

Adik ipar langsung melirik dingin ke arahnya, tatapannya tajam banget, tapi akhirnya dia berhenti dan malah turun dari bus.

Sampai sekarang, aku bahkan belum benar-benar bicara baik-baik sama adik iparku.

Rok ketatku juga jadi kotor gara-gara dia, benar-benar keterlaluan!

Setiap inci kulitku sudah memerah. Aku pun hanya bisa menyeret tubuh lemas ini pulang. Saat itu jiwaku sudah berselingkuh.

Kalau aku bertahan sedikit lagi tadi, pasti aku sudah habis dilahap adik ipar sampai tak tersisa dan akhirnya pasrah sepenuhnya di bawah kendalinya.

Bayangan memalukan yang tak terhitung jumlahnya berkelebat di pikiranku, dan tanpa sadar buah dada serta pinggulku bergetar.

Sesampainya di rumah, suamiku sedang berbaring di sofa menonton pertandingan sepak bola. Ketika melihat aku kembali, ia tampak tidak tertarik. "Istriku, aku agak lelah hari ini. Bisakah kita tidak tidur bareng?"

Nafsu yang dipicu di dalam bus tadi belum juga reda. Aku masih berharap bisa dilepaskan oleh suamiku malam ini, setidaknya sedikit meredakan rasa panas ini. Tapi sebelum aku sempat buka suara, dia malah langsung menolak. Rasanya lebih menjijikkan dari menelan lalat hidup-hidup.

Aku menahan amarah sekuat tenaga, lalu melempar tas ke sofa sambil berkata dingin, "Terserah kamu!"

"Oh ya, adikku mau nginap di rumah beberapa hari. Dia ikut daftar lomba binaraga di kota."

Pantas saja adik ipar datang ke kota… jangan-jangan…

Tiba-tiba suara ketukan di pintu memotong pikiranku, membuat suamiku yang sedang duduk di sofa langsung terkejut dan berdiri. Begitu pintu dibuka, orang yang berdiri di sana sungguh tak terduga, ternyata adik ipar.

Wajah suamiku langsung disambut senyum antusias. "Alvin! Kamu berubah banget sejak rajin latihan fisik, ototmu gede banget, mukamu juga makin tegas. Hampir aku nggak mengenalimu!"

Ya Tuhan, dia benar-benar adalah adik iparku, Alvin. Aku tidak salah orang.

Saat itu juga, dia juga melihatku, wajahnya sempat terlihat terkejut, tapi dengan cepat berubah menjadi senyum samar yang sulit ditebak.

Seolah-olah dia bisa langsung melihat isi pikiranku. Rasa malu langsung menyergap, tapi entah kenapa juga muncul sensasi aneh yang menggoda. Adegan saat tanganku yang putih dan ramping menyentuh pahanya kembali terbayang begitu jelas.

Perut bagian bawahku langsung terasa panas bergelombang seperti riak air.

Peristiwa di dalam bus seolah menjadi rahasia yang tak perlu diucapkan. Kami sama-sama memilih diam.

Beberapa tahun ini aku tidak pulang kampung, dan sekarang penampilan adik ipar benar-benar berubah drastis. Siapa yang akan percaya kalau orang desa bisa punya postur tubuh dan aura seperti ini?

Pipiku langsung memerah, aku tidak berani menatap matanya. Tapi justru malah melihat bagian depan celana adik ipar yang menonjol seperti tenda kecil, benar-benar bikin takut.

Melihat pemandangan itu, aku bukannya marah, justru kedua kakiku makin merapat tanpa sadar.

"Alvin, penyakit anehmu itu sudah sembuh?

Suamiku bilang, beberapa tahun lalu adik ipar kena semacam penyakit aneh. Setiap kali dia melihat wanita cantik dan seksi, dia langsung bereaksi seperti anjing jantan yang sedang birahi, susah banget buat dikendalikan.

Dan reaksinya itu bisa berlangsung selama tujuh hingga delapan jam, membuatnya sangat menderita dan kesakitan.

Olahraga itu buat keluarkan tenaga, jadi hasratnya nggak terlalu kuat.

Adik ipar ini benar-benar menakutkan, kenapa suamiku dulu nggak pernah cerita soal ini ya?

"Kak, penyakit ini nggak ada obatnya. Malah sejak aku rajin latihan fisik, durasinya makin panjang, energiku juga makin meluap!"

"Sayang, kenapa kamu nggak carikan adik ipar seorang wanita aja?" Aku akhirnya nggak tahan dan bertanya.

Adik ipar menggeleng, nada suaranya agak sedih, "Di kampung semua bilang aku ini reinkarnasi keledai jantan. Makhluk itu bisa bikin wanita pingsan, siapa juga berani dekat-dekat sama aku?"

"Aku kambuh lagi hari ini. Kalau nggak bisa dilepasin, malam ini jangan harap bisa tidur."

Aku menduga adik ipar kena kecanduan tidur sama cewek dan sangat parah, rasanya seperti dia selalu bawa tongkat besi di celananya.

Beberapa saat kemudian, suamiku pelan berkata, "Alvin, kalau kamu memang susah banget, kamu bisa minta bantuan kakak iparmu untuk melepaskan..."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah di Jalur Umum   Bab 8: Cerai

    Hatiku benar-benar hancur. Seperti ada pisau yang ditusukkan ke dalam dada, lalu diputar dengan kejam sampai remuk."Ardhan Herman, kamu tega sekali. Demi memaksaku cerai tanpa harta apa pun, kamu bahkan rela membiarkan adikmu sendiri dipakai! Jadi kacaukan hidup orang lain gitu enak, ya?"Wajah suamiku langsung berubah drastis. Dia menatapku dengan mata membelalak, jelas tak percaya kalau aku bisa tahu semuanya. Seolah pikirannya masih berusaha mengolah apa yang barusan aku katakan.Tapi mulutnya tetap jahat seperti biasa. "Selina, kamu lebih baik nurut saja dan ceraikan aku. Kalau tidak, rekaman ini akan kuungkap ke publik. Nama baikmu bakal hancur total, kamu ngerti!?"Heh... sampai di titik ini pun, dia masih begitu sombong dan lancang.Aku benar-benar heran, apa sebenarnya daya tarik si rekan kerjanya itu sampai-sampai bisa membuatnya berbelok arah sepenuhnya?Senyum sinis makin terpahat di wajahku. Menarik. Ini benar-benar menarik sekali."Ardhan, sekarang giliran aku kasih kamu

  • Gairah di Jalur Umum   Bab 7: Kebenaran

    Obat yang bisa diminum itu juga nggak begitu manjur, kalau sebelumnya nilainya cuma 30, sekarang paling naik jadi 50. Tapi adik ipar dari dulu memang selalu nilainya penuh.Ada pepatah yang bilang, kalau kamu belum pernah melihat cahaya, kamu nggak akan menolak kegelapan.Haaah...Aku memang sayang sama suamiku, tapi hari-hari ke depannya harus gimana? Masa iya aku balik lagi ke adik ipar?Karena benar-benar suntuk, aku akhirnya cerita soal kondisi suamiku ke sahabatku, Lili Santoso.Kalau aku ini ibaratnya gelombang tenang di bawah permukaan, dia itu terang-terangan menggoda.Sudah sekian tahun dia nggak menikah, malah asyik main-main dengan berbagai pria.Kata dia, kalau seumur hidup nggak bisa main sama seribu pria, hidup ini terasa sia-sia.Dia sudah ketemu terlalu banyak tipe pria, pengalamannya segudang. Aku cuma bisa berharap dia bisa kasih saran yang benar-benar berguna buat bantu suamiku pulih. Kalau nggak, aku bisa-bisa meledak karena nahan semua ini.Begitu mendengar ceritak

  • Gairah di Jalur Umum   Bab 6: Terjerat

    Tubuhku terasa panas sekali, rasanya seperti jiwaku hampir tercabut. Dia benar-benar makin keterlaluan, selalu saja suka menyentuh dan menggoda aku.Tangan besar yang gelap dan kasar itu menyapu bokongku dengan suara nyaring dan bokongku hampir terbelah. Rasanya memalukan sekaligus menggairahkan, dan gelombang panas masih terasa di perut bagian bawahku.Dia menatapku dengan penuh gairah dan tertawa lebih riang, "Kakak Ipar, aku tidak akan memaksamu. Perasaan itu nggak bisa dipaksain. Kau sudah melihat bentuk tubuh dan kelaminku. Aku belum menemukan wanita selama bertahun-tahun ini. Semua kemampuanku itu menunggumu untuk dilepaskan!"Kata-kata itu membangkitkan hasrat yang kuat dalam tubuhku, dan aku ingin merasakan kenikmatan ekstasi.Dia seperti tuan besar yang mengendalikan segalanya, melambaikan tangannya padaku, memperlakukanku seperti anjing kecil paling rendah dan hina!Aku perempuan jalang yang mendambakan pria. Aku merasa senang saat dia mempermainkanku dan aku menunggu ledakan

  • Gairah di Jalur Umum   Bab 5: Mulai Curiga

    Suamiku bukannya lembur? Kenapa tiba-tiba pulang?Kalau sampai dia memergoki kami, habislah semuanya. Memang sebelumnya dia pernah bicara kotor dan menyuruhku bantu adiknya melepaskan, tapi aku paham maksudnya, paling jauh cuma pakai tangan, bukan benar-benar melakukannya seperti ini.Tapi sekarang, adik ipar malah seperti anjing liar yang nempel terus dan nggak mau lepas. "Kakak Ipar, lagian dia nggak punya kunci, ya kita lanjut aja. Dia nggak bakal bisa masuk!" katanya tanpa sedikit pun berniat mundur.Dia memang lagi kecanduan, nggak tahu ya kalau nafsu itu bisa bikin celaka?Akhirnya, karena aku terus memaksa, adik ipar pun tidak melanjutkannya. Mungkin dia sendiri sebenarnya juga belum benar-benar siap untuk memaksaku.Entah kenapa, saat melihat matanya yang memerah dan tubuhnya yang gemetar, ada bagian lembut di hatiku yang ikut tergerak. Pria ini pasti sedang menahan diri dengan sangat tersiksa.Setelah kembali mengelap tubuh dengan handuk mandi dan mengenakan piyama, aku membuk

  • Gairah di Jalur Umum   Bab 4: Hubungan Terlarang

    Setelah suamiku berkata begitu, aku dan adik ipar sama-sama terdiam di tempat. 'Apa mungkin suamiku sudah tahu sesuatu?'Aku memaksakan diri untuk menekan pikiran-pikiran penuh nafsuku. Sebenarnya, aku bisa melakukannya. Sejak mengetahui betapa besar kemampuan adik ipar, aku ingin ditiduri dengan keras olehnya.Tapi adik ipar dengan tegas menolak, "Kakak, jangan bercanda seperti itu. Itu namanya hubungan terlarang, kamu paham nggak sih?"Adik ipar benar-benar pandai berpura-pura, padahal di bus tadi ucapannya sama sekali nggak seperti ini.Bibirku yang kemerahan sedikit terbuka. Tenggorokanku pun terasa kering.Saat ini tiba-tiba suamiku menerima telepon, katanya ada urusan mendadak di kantor dan harus lembur semalaman. Setelah bicara beberapa patah kata, dia pun buru-buru pergi.Tinggallah aku dan adik ipar saling menatap, dan di matanya terlihat sorot tajam yang nyaris membakar seolah ingin melahapku habis hingga tak tersisa sedikit pun.Dia merentangkan kedua tangan lalu memelukku e

  • Gairah di Jalur Umum   Bab 3: Adik Ipar

    Dari mulutku keluar suara lirih penuh rasa malu dan permohonan. Hanya dalam hitungan detik, aku sudah nyaris tak sanggup menahannya.Tubuhku seakan terbakar oleh hasrat yang tak terkendali. Gairah ini hampir membuatku gila. Aku menginginkannya... kenikmatan itu yang manis dan menyiksa, menggoda sampai ke tulang.Kenikmatan yang bisa membuatku melayang tinggi lalu jatuh seperti antara hidup dan mati... antara rasa asam yang menyesakkan dan gatal yang menggoda.Aku menggeliat dan bergesekan dengannya penuh hasrat seperti seseorang yang lapar akan sentuhan. Kepalaku sudah melayang, pikiranku kabur dan tanpa sadar tanganku menyentuh bagian belakang tubuhku sendiri, mencari sensasi yang lebih dalam."Aku... aku nggak tahan lagi... aku mau... aku..."Leher seputih salju itu sedikit terangkat, dan mulutku terbuka dan tertutup penuh kenikmatan mengeluarkan desahan yang memalukan dan cabul.Sekarang yang lain sudah turun dari mobil, dan hanya aku dan dia yang tersisa!Adik iparku langsung mende

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status