Short
Gairah di Jalur Umum

Gairah di Jalur Umum

By:  YayaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
8Chapters
6views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

"Kakak Ipar, Kakak sedang ada masalah dengan kesehatannya, jadi dia memintaku membantumu..." Adik ipar datang menginap di rumah. Malam itu, setelah mabuk, naluri liarnya meledak...

View More

Chapter 1

Bab 1: Pertemuan Menggoda

Namaku Selina Halim, usiaku 28 tahun, seorang wanita bersuami.

Wajahku sangat polos, tapi tubuhku jauh lebih menggoda daripada model-model muda. Buah dadaku yang besar seperti buah persik, setidaknya berukuran 36F. Keduanya selalu bergetar setiap kali berjalan sampai rasanya tidak bisa menahannya lagi.

Sepertinya aku makin lama makin gatal, sama sekali tidak bisa menahan dorongan tubuhku sendiri. Aku terus membayangkan kenikmatan yang membuat seluruh tubuhku kejang karena terlalu menggairahkan.

Begitu ada yang menggoda sedikit saja, hasratku langsung meluap seperti banjir besar yang menenggelamkanku sepenuhnya.

Semua ini dibentuk oleh suamiku, tubuhnya kekar dipenuhi otot-otot yang kuat. Setiap kali ia bersungguh-sungguh meniduriku, tubuhku jadi basah dan begitu menggoda sampai rasanya aku tak ingin berpisah darinya sedetik pun.

"Sayang... sayang, aku mau... mau kamu tiduri sekuat-kuatnya..."

Desahanku terdengar satu demi satu, tubuhku panas di bawah himpitannya. Tatapanku setengah tertutup dan penuh gairah, seolah sedang mencari rahasia terdalam dari naluri manusia.

Dia benar-benar besar... dan buas!

Dari tubuh sampai hatiku benar-benar dikuasai olehnya, kesadaranku makin kabur, tubuhku pun bergetar hebat.

Telapak kakiku menegang lurus, ibu jari kakiku menekuk naik tak terkendali, dua urat biru di leherku pun sudah tampak membengkak...

Tapi di detik berikutnya, suamiku justru membuatku kecewa. Diiringi getaran halus, wajahnya dipenuhi rasa bersalah.

"Sayang, aku..."

Api di dalam tubuhku baru saja menyala, sekarang sudah mau kabur?

Tanganku yang putih mulus langsung meraih bagian bawah pinggangnya, lidahku yang kemerahan melingkar di tepi bibir. "Seperti dulu... lanjut ronde kedua."

Tapi semakin besar harapan, semakin besar pula kekecewaanku. Suamiku seperti terong layu yang tak bisa diandalkan, benar-benar lemas tak berdaya.

Perempuan itu terbuat dari air, tubuhku yang penuh gairah ini kalau tidak diberi kelembapan dan siraman, akan segera kering sepenuhnya.

Awalnya kupikir itu cuma sekali, tapi ternyata selama sebulan penuh keadaannya tetap seperti itu. Hal ini nyaris membuatku frustrasi sampai gila.

Setiap kali berjalan, aku harus menggesekkan kedua pahaku, mencoba mencari sedikit kenikmatan samar hanya dengan melihat pria-pria gagah di sekitarku.

Adakah pria yang bisa benar-benar memuaskanku? Mengisiku sepenuhnya tanpa sisa!

Hari itu aku menyadari, naik bus pulang ke rumah bisa memberiku kenikmatan lewat desakan dan sentuhan di tengah keramaian. Itu pun jadi caraku melampiaskan hasrat.

Aku suka saat mereka diam-diam memperhatikanku dengan tatapan tajam. Bahkan aku sengaja bersikap genit dan menggoda. Kadang-kadang aku pun sengaja mengangkat rokku, memperlihatkan celana dalam tali berwarna merah muda, dengan berani memperlihatkan sisi liarku.

Lagian mereka hanya bisa melihat, tapi tak bisa menyentuh!

Bibir mereka sedikit terbuka, seolah sedang memaki dalam hati, 'Perempuan gatal.'

Betul, aku memang perempuan gatal. Aku ingin sekali ada yang benar-benar meniduri aku. Sampai bikin para lelaki hidung belang ini kepengin setengah mati, hehe...

Hal ini membuatku terbawa dalam fantasi, tegang dan bersemangat hingga tubuhku bergetar tanpa kusadari.

Hari ini aku berjuang sekuat tenaga naik bus yang penuh sesak, bergoyang-goyang seperti ikan sarden dalam kaleng. Dengan satu tangan memegang pegangan, dan kedua kakiku sedikit terbuka, barulah aku bisa berdiri dengan stabil.

Tapi sejurus kemudian, aku langsung disambut dengan banyak tatapan penuh nafsu liar. Tenggorokan mereka bergerak menelan ludah dengan kasar. Apa mereka berniat menyerangku?

Detik berikutnya, ada tubuh kuat dan berotot yang sengaja menempel di pantatku. Meski terhalang rok hitam yang ketat, aku tetap bisa merasakan kekuatan dan panasnya pria itu.

Ototnya keras seperti baja, tubuhku yang dibaluti ototnya pun langsung mulai bergetar.

Seiring goyangan bus yang terus berjalan, dia mulai menggesekkan pangkal pahanya tanpa henti di pantatku yang montok, membentuk berbagai tekanan dan lekukan.

Apakah ini pria cabul di bus? Selama naik bus sekian lama, biasanya cuma ada orang punya niat tapi tidak berani. Akhirnya hari ini ada yang benar-benar berani juga.

"Mmhm..." Aku mengeluarkan suara pelan yang memalukan, benar-benar terasa perih dan geli!

Dengan rasa penasaran, aku melirik pria di belakang. Tapi seketika seluruh tubuhku terasa panas membara, jantung berdetak sampai ke tenggorokan.

Ternyata dia adalah adik kandung suamiku, adik iparku, Alvin Herman!
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
8 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status