Share

Maju Salah Mundur Salah

"Baiklah, kalau begitu! Saya sangat-sangat berterima kasih atas kebaikan Bapak dan Ibu. Saya tidak keberatan menerimanya, hanya Allah yang bisa membalas kebaikan Bapak dan Ibu. Saya juga tidak keberatan gajih saya di potong. Bagaimana denganmu, Aira?" tanya Zayen sambil berpaling seolah-olah meminta persetujuan Aira.

"A-Aku ... enggak keberatan, terima kasih atas kebaikan Bapak dan Ibu," ucap Aira terbata-bata sambi menunduk.

"Alhamdulillah ...." keempat majikan mereka serempak menjawab ucapan Aira sambil menyapu wajah dengan kedua telapak tangan .

"Nah, Aira ... mulai sekarang, dapurmu ada dua ya. Masak dulu buat suamimu, baru masak ke tempat Ibu," ucap Bu Indarti sambil menepuk pundak Aira.

Aira tersenyum dan cepat-cepat menunduk, menyembunyikan senyum getir yang tersungging di bibirnya.

Zayen menarik nafas panjang, lega karena Aira ikut meringankan bebannya menanggung cicilan rumah. Walaupun ia melihat gurat kekecewaan yang berdampingan dengan senyum Aira.

"Tenang aja Zayen, Aira
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status