Share

Keterpurukan

“Mau bilang khilaf? Percuma! Mau minta maaf? Dosamu sudah menggunung.Sudahlah, diam sekarang juga!”

Suara Lolita meninggi. Ia mengeluarkan ponsel milik Namira.

“Telepon Tama, bilang kamu ingin ketemu sekarang juga. Kalaugak mau, ancam kamu mendatangi kantornya. Cepat!”

Lolita melempar sekotak tisu ke pangkuan Namira.

“Jangan sampai Tama mendengar tangisanmu. Buruan!”

Namira menerima ponselnya, lalu menghubungi Tama. Tak lama kemudian,ia meletakkan ponselnya.

“Di mana?” tanya Lolita dengan kasar.

“Sebentar lagi di kirim alamatnya.”

“Sini!” Lolita mneyambar kembali ponsel milik Namira.

Lima belas menit menunggu, akhirnya Tama mengirim alamat ke ponselNamira. Dengan gerak cepat, Lolita memacu mobilnya agar sampai lebih dulu di tempatyang dituju.

Bukan sesuatu yang sulit bagi Lolita mencari tempat yang di janjikanTama untuk bertemu dengan Namira.

Lolita mengurut dada yang kian sesak. Melihat vila dan seluruh isinya yang mewah. Berada di lokasi yang dipenuhi bunga kesukaannya, anggrek.

Ia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
yenyen
mantap!bikin kena mental pelakor cilik ga tau terima kasih
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
biasanya istri gede bacot kayak gini berakhir jd pecunfang. klu udah tau harusnya ambil sikap tegas. bisa dipidanakan kedua2nya daripada menye2 dan meraung2
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status