Share

Bab 16

"Ada apa, Bu? Eh, Mbak Gladis!" tanya Anis dengan suara tersengal-sengal.

Aku tak menjawabnya, dadaku sesak lagi. Seperti di hantam batu besar. Anis mengelus punggungku perlahan, dan menggenggam tanganku.

"Nis, bolehkah aku meminjam ponselmu?" tanyaku. "Aku sedang rindu pada orang tuaku." kelasku, kemudian.

"Saya ambil dulu,"

Anis keluar dari kamar untuk beberapa saat, dan kembali dengan ponsel di genggamannya.

"Tapi, tante sudah melarangku!" ucapnya ragu.

"Aku hanya rindu mereka. Lagi pula besok kita akan berangkat!" ujarku kesal. Sebenarnya, aku paham posisinya. Akan tetapi, aku benar-benar rindu pada kedua orang tuaku.

Sudah lama tidak mengetahui kabarnya mereka, aku hanya sibuk mengurus rumah tanggaku.

"Tolong jangan sebutkan alamat kita!" Anis mengulurkan ponselnya padaku.

Ketika akan menekan tombol-tombol angka, aku menjadi ragu. Terbayang pengorbanan kedua orang tuaku, pengorbanan kedua tante Mas Kelvin, Anis, bahkan aku lupa, jika Mas Kelvin sedang sekarat di r
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status