Gara-gara Talak Tiga

Gara-gara Talak Tiga

last updateLast Updated : 2022-08-03
By:  Blade ArmoreCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.8
12 ratings. 12 reviews
140Chapters
38.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Tiba-tiba, Gladis di talak tiga oleh suaminya yang baru di nikahinya beberapa tahun. Kejadian memilukan, terjadi secara beruntun. Pembalasan pun disusun dengan rapi, bersama orang-orang yang menolong Gladis. Membuat mantan suami dan keluarganya tidak berkutik. Akankah Gladis merelakan kejadian yang telah lalu, dan memaafkan mereka?

View More

Chapter 1

Di cerai

"Gladis! Kamu di mana?" teriak mas Aditya. 

Aku yang sedang memandikan Mutiara, langsung berteriak. "Aku di kamar mandi, Mas!"

Tak kudengar lagi suaranya. Pikirku, dia sedang membersihkan diri dan duduk santai di kamar, karena itulah kebiasaannya selama ini. 

Selesai memandikan Mutiara, aku bergegas ke kamar. Mengelap sisa-sisa air yang ada di tubuh mungil anak pertama kami, membalurinya dengan minyak telon dan memberikannya bedak tipis-tipis. 

"Mas, kok belum ganti baju? Eh, sekarang 'kan masih sore, tumben sudah pulang!" sapaku, karena melihatnya murung. 

"Apa saja yang kamu lakukan tiap hari?" tanyanya tiba-tiba. 

"Seperti biasanya, Mas. Membersihkan rumah, mengurus dapur, kasur dan kamar mandi. Yang paling penting anak kita. Terkadang, mbak Sintia menitipkan Bagas di sini. Kenapa, ada yang salah?" tanyaku, ketika melihat tatapan mata Mas Aditya yang tidak suka. 

"Kamu itu kucel! Kumel! Dekil! Apanya yang membersihkan rumah? Kamu lihat, mainan berserakan di mana-mana!" Suara Mas Aditya meninggi, sampai-sampai Mutiara menangis karena terkejut. 

"Mas, kenapa sih?! Kamu tau enggak, kalau Bagas itu seperti apa, jika di sini?" Suaraku tak kalah tinggi darinya. 

"Alah ... Itu hanya alasan saja, 'kan! Uang belanja yang aku kasih, kenapa cepat sekali habis!" Marahnya kian memuncak. 

Benar, tadi aku WA mas Aditya, memintanya untuk menambahkan uang belanja. Semenjak Bagas di titipkan di sini, aku tidak bisa berhemat sama sekali. Tapi, yang paling tidak kusangka, respon dari mas Aditya. Marah dan kesal. 

"Mas, uang belanja yang kamu kasih hanya dua juta sebulan. Baik akan aku rincikan semua. Tunggu sebentar dan jaga Mutiara."

Aku berjalan menuju meja rias, mengambil kerta dan pulpen. Mulai menuliskan rincian apa saja yang kubeli. 

"Kamunya saja yang boros! Mbak Sintia, di kasih suaminya hanya satu juta lima ratus, tapi dia dapat mengurus dirinya sendiri dan keadaan rumah terkendali." Mas Aditya mulai membandingkanku, bukan sekali ini saja. Tapi, sudah kesekian kalinya. 

Selesai, aku menulis semua pengeluaran setiap bulannya. 

"Mas, silahkan baca!"

Mas Aditya mengambil kertas yang kuulurkan padanya dan aku mengambil alih Mutiara dari pangkuannya. Agar dia bisa leluasa membaca dan mempelajari seberapa banyak pengeluaran kami. 

"Sabun mandi ~ 18.000,.

 Pasta gigi ~ 10.000,.

 Shampoo ~ 18.000,.

 Facial wash ~ 35.000,.(hanya milikmu!) 

Sabun pencuci piring ~ 12.000,.

Detergen pakaian ~ 20.000,.

Pewangi ~ 15.000,.(hanya untuk pakaianmu!) 

Pelicin pakaian ~ 15.000,.(hanya untuk pakaianmu!) 

Susu Mutiara ~ 250.000,.

Beras 20 kg ~ 180.000,.

Minyak 2 liter ~ 18.000,.

Gas ~ 25.000,.

Gula 2 kg ~ 20.000,.(hanya untuk membuatkan kopi untukmu!) 

Kopi 2 sashet besar ~ 20.000,.

Belanja perhari ~ @20.000 selama 30hari = 600.000,.

Listrik ~ 200.000,.

Air ~ 200.000,.

Iuran RT ~ 60.000,. 

Jajan Bagas perhari ~ @10.000 selama 30hari = 300.000,. (Bisa lebih jika, pintu dibiarkan terbuka) 

Kemeja dan celana kerjamu ~ 300.000,.

Cicilan rumah ~ SATU JUTA SEMBILAN RATUSAN RIBU. 

Membayar uang arisan ibumu ~ SATU JUTA RUPIAH. 

"Gladis! Apa yang kamu tulis ini. Tidak mungkin seperti ini!" Mas Aditya menggebrak meja. 

Aku yang sudah tiga kali diperlakukannya seperti ini, tidak lagi terkejut. Hanya saja, Mutiara tidak terbiasa. 

"Gladis! Suami lagi bicara, hargai!" Lagi-lagi suaranya meninggi. 

Aku bingung, ingin mendekatinya namun, Mutiara bagaimana. Dengan langkah seribu, aku menitipkan Mutiara pada tetangga sebelah rumah dan datang kehadapan Mas Aditya. 

"Maaf, Mas. Tadi, lagi ngurusin Mutiara," jawabku dengan napas tidak beraturan. 

"Kamu punya uang sebanyak ini setiap bulan, dari mana?!" Mata mas Aditya sudah memerah, menahan amarah yang dia mulai. 

"Dari kerja, Mas," jawabku lirih. 

"Kamu tidak pernah keluar rumah, tapi uang kamu bisa berjuta-juta! Aku yakin jika kamu melakukan pesugihan atau melacur!" ucapnya sinis. 

Degh!

Kata-katanya kali ini membuatku sakit, karena melukai hati paling dalam. Namun, aku mendekati dengan senyuman. 

"Mas, ingat enggak. Sudah berapa kali aku memohon padamu, agar memberiku uang lebih. Bukannya ditambahi uang belanja, kamu malah menghadiahi pukulan. Jika aku tidak berusaha, kita akan di usir dari rumah ini! Jika aku tidak membayar arisan ibumu, maka aku akan dipisahkan dari anakku. Jika aku tidak mau dititipkan Bagas, maka adik kesayanganmu itu akan menamparku dan tidak segan menghardikku!" jelasku. 

Mas Aditya tidak percaya aku berani mengatakan hal itu, dan tidak ada rengekan dariku. 

"Ha ... Ha ... Ha ... Kamu hanya bisa memfitnah keluargaku, ibuku sudah mendapatkan jatah dariku setiap bulan dan adikku, dia wanita yang lemah lembut!" Mas Aditya membela keluarganya namun, suaranyalah yang bergetar. 

"Mas, sekali-kali kamu keluar dan bertanya pada warga, apakah aku melacur atau melakukan pesugihan! Dan agar matamu bisa terbuka lebar melihat kebenaran!"

Aku melangkah menjauh darinya, 

"Berani kamu!" bentaknya. "Jika kamu berani maju selangkah lagi, maka kamu memilih kita untuk berpisah!"

Dengan pasti, kulangkahkan kaki meninggalkan kamar yang menjadi saksi bisu sekian tahun. 

"Kamu benar-benar wanita jalang! Aku mentalakmu! Tidak guna wanita sepertimu, aku akan mendapatkan lebih baik darimu!" pekiknya. 

Aku kembali ke kamar setelah mengambil tas di ruang sebelah. 

"Terimakasih sudah menceraikanku, Mas!" ucapku, aku melewatinya dan menuju lemari pakaian. 

Ku lihat dia dari sudut ekor mataku, terlihat gelisah dan ragu. 

"Benar kata Sintia, kamu tidak pantas di jadikan istri! Perempuan sundal! Aku mentalakmu untuk yang kedua kalinya!"

Rasa hatiku sudah remuk tak bersisa, mendengar ocehannya yang tidak berguna. 

"Kamu benar-benar mau pergi, hah! Kamu ku talak untuk ketiga kalinya! Enyah dari rumahku!" bentak Mas Aditya, kemudian dia pergi. Aku tau dia akan ke mana, biarlah. 

Setelah kukemas semua barang milikku, sebenarnya ingin meninggalkan sebuah rekaman untuk mas Aditya, agar matanya terbuka. Tapi, kuurungkan. Mengingat tabiatnya yang tidak peduli pada barang-barang miliknya. 

Sekali lagi, kupandangi rumah berukuran 54 meter itu. Kenangan manis dan pahit bercampur menjadi satu namun, kini harus kututup rapat semuanya. Tidak ingin lagi masuk ke lubang yang membahayakan jiwa ragaku dan Mutiara. 

Langkahku mantap, seperti keputusan saat ini. Begitu keluar dari pagar rumah, keributan terjadi di ujung gang. Kulihat, mas Aditya ingin meraih Mutiara yang menangis. Bergegas menghampiri mereka, 

"Sini, Nak." Tanganku terulur ke arah Mutiara. 

Balita itu menyambutku dengan gembira meski tersisa tangisan. Sebagian warga berkumpul dan mendapat tontonan gratis dari aksi brutal mas Aditya, aku berusaha untuk mengalah terlebih dulu. 

"Dasar pel*cur murahan! Aku yakin dia bukan anakku!" hardik Mas Aditya, membuatku meradang. 

Plak!

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
IgnasiaNur
Baru baca, masuk rak dulu.
2022-09-28 05:36:43
0
user avatar
Ilalang
lanjut tor
2022-08-12 06:58:58
0
user avatar
Ilalang
ini sudah direvisi, ya? Kemarin nya ada bab yang ga nyambung, mungkin enggak ke up. lanjut thor
2022-08-12 05:33:35
3
user avatar
Ombak Lautan
lanjutannya jangan lama-lama, Thor.
2022-03-17 08:02:21
2
user avatar
Nunyelis
sebenarnya inti cerita bagus cm alur ceritanya kurang nyambung sih dr bab ke bab.........
2022-01-20 06:02:22
2
user avatar
shave ara
wich, keren kak. mantaplah
2022-01-16 22:52:12
4
user avatar
Maylafaisha
Nggak nyangka, keren juga tulisan non horornya, Mak. Semangat terus ya
2022-01-16 22:06:29
2
user avatar
Eka Satria
Semangat thor ... ceritanya bagus ...
2022-01-16 22:06:09
3
user avatar
Rini Annisa
Bagus ceritanya, semangat lanjut
2022-01-16 21:50:15
2
user avatar
Aisyah J. Yanty
Lanjutt ya thor
2022-01-16 21:45:57
2
user avatar
BlackJoe
Semangat, update thor
2021-11-12 20:31:14
3
user avatar
Diyah Dhee
Ceritanya sebenernya keren, tp ntah lah. Kayak banyak yg ga make sense bacanya. Pusing sama alurnya. Tp bikin penasaran sama endingny.
2022-11-01 10:00:15
0
140 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status