Share

Chapter>04.

Penulis: ningsihaulya21
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-27 10:30:58

Gea sudah pasrah dengan semua nya, demi uang Gea akan rela melakukan apapun.

Tangan kekar Jonathan mulai menarik tali lingerie Gea, mulai melepaskan pakaian tipis itu dari sang pemilik tubuh.

Sementara Gea dibawah kungkungan Jonathan menelan ludahnya kasar, saat melihat tubuh kokoh Jonathan di atasnya.

“Saya akan mencoba kamu malam ini, jika saya merasa puas dengan permainan kamu, maka saya akan terus melanjutkannya! Namun jika permainan kamu buruk, saya akan segera mendepak kamu dari hadapan saya Gea.” 

Ucap Jonathan suaranya berat dan serak, tapi matanya tak lepas dari tubuh Gea yang berada dibawah kungkungan.

Gea mengalunkan tangannya pada leher Jonathan, wajahnya tersenyum penuh godaan.

“Main saja dulu pak, baru bapak bisa menilai permainan saya.” bisik Gea lembut tepat di telinga Jonathan.

“Kebetulan punya saya memang sudah menegang.”

Tangan kekar mengusap lembut punggung belakang Gea, sementara lidah panjangnya membasahi cuping telinga Gea. Dengan penuh godaan. 

Gea mendesah ketika telinganya dijilat oleh Jonathan.

Gea tak tinggal diam, tangannya terulur melucuti kancing kemeja Jonathan, dan juga membuka resleting celana pria itu. 

Kedua nya saling melucuti pakaian satu sama lainnya, sehingga mereka kini sudah tidak memakai apa-apa, tak ada sehelai benang pun di tubuh mereka.

“Saya akan bermain kasar dengan kamu Gea, jadi kamu akan menjerit dibawah kungkungan saya.” suara Jonathan berat dan serak.

“Silahkan saja bapak bermain kasar, lagipula hal-hal kasar sudah sering saya rasakan.” jawab Gea menantang 

“Saya tidak akan bertanggung jawab jika milikmu robek.”

“Anda terlalu berlebihan Pak Jonathan! Sudah masukan saja, saya tidak akan masalah jika anda mau bermain kasar ataupun lembut..”

“Oke, kamu lihat ini!”

 Jleb! 

Tanpa banyak kata—Jonathan langsung segera memasukkan miliknya kedalam milik Gea, Tanpa memberikan kesempatan untuk Gea merilekskan tubuhnya.

Sementara Gea langsung mengerang tertahan ketika benda panjang dan besar itu memenuhi inti tubuhnya dalam satu kali hentakan.

Jonathan memejamkan matanya erat, merasakan milik Gea yang hangat sekaligus menjepit miliknya kuat dari dalam.

Gerangan mereka bersamaan suaranya memenuhi kamar hotel yang sepi itu. 

“Rasakan ini Gea! Kamu yang menggoda saya terus untuk bermain dengan kamu, jadi jangan salahkan saya jika saya bermain kasar, karena saya memang tidak pernah suka kelembutan jika bermain ranjang panas.” diucap Jonathan suaranya tajam dan menusuk.

Gea berusaha menahan sakit pada area miliknya, namun walaupun begitu ada rasa nikmat yang baru Gea rasakan kembali, setelah sekian lama Gea tak pernah berhubungan dengan suaminya.

“Permainan anda kurang mahir Pak, lebih cepat,.... ini terlalu pelan temponya.” Ucap Gea seakan menantang kembali Jonathan..Gea sengaja mengatakan hal itu, agar Jonathan merasa diremehkan oleh Gea.

Satu hal. Jonathan paling tidak suka ada orang lain yang meremehkan permainan ranjangnya.

“Sialan kamu Gea—Fuck!” Jonathan tak tinggal diam, ia menambahkan tempo gerakan pinggulnya lebih cepat.

Jonathan tidak terima jika Gea merendahkan permainan ranjangnya ini, apalagi Jonathan dijuluki sebagai penguasa ranjang panas.

Kepala milik Jonathan sudah masuk dengan sempurna—menggesekan sebentar sebelum tempo maju mundur bertambah lebih cepat.

“Sialan! Pak Jonathan sangat kuat, ternyata dia tidak pernah bermain-main dengan ucapan nya, ini sakit—Ta-tapi juga nikmat.” Gea meracau di dalam hatinya. Ingin sekali tangan Gea mencengkram seprai kasur hotel ini dengan kencang, tapi hal itu tidak bisa Gea lakukan. 

Gea meringis kecil, namun setelah itu kembali terlihat biasa..

”Aku harus bisa mengendalikan ekspresi wajahku, jika aku terlihat kesakitan, pak Jonathan akan meremehkan aku.” gumamnya dalam hati.

“Ahhhhh—Gea kamu cukup nikmat—Shhhh” Jonathan tak hanya bermain maju mundur, tetapi tangan nya juga bermain, menjambak rambut panjang Gea.

“Sakit?” tanya Jonathan sambil tersenyum miring kepada Gea. 

“Tidak sama sekali! Jika ini sakit mungkin saja saya sudah menangis Pak. Bukan kah ini nikmat? Saya suka permainan bapak.” celetuk Gea berusaha terus mempertahankan wajah seksi nya dan tatapan menggoda itu kepada Jonathan.

“Saya akan menambahkan tempo buat kamu Gea, kalau ini belum juga menembus relung jantung kamu..” ucap Jonathan horor.

Gea menggigit bibir nya nakal, matanya menggulir ke atas seakan merasa keenakan. Padahal jauh dari kata itu, milik Gea rasanya ingin robek oleh milik Jonathan yang cukup besar dan padat ini.

.

Hentakan kedua jauh lebih dalam dan begitu cepat maju mundur gerakan pinggul Jonathan.

“Ahh—sshhh!!” di kamar kedap suara hotel ini. Jonathan terdengar terus mengerang nikmat penuh rasa nafsu.

“Nikmat sekali bukan. Pak? Saya ini kuat, permainan ini sudah biasa buat saya.”

Mulut Gea berkata seperti itu, tangannya Gea tak tinggal diam, mencakar punggung besar Jonathan dengan kuku-kukunya yang tajam.

Punggung belakang Jonathan seketika menjadi merah-merah oleh kuku tajam Gea.

“Cium saya dan sebut nama saya Gea—Ahhhh!” erangan kuat Jonathan memangkas di setiap sisi kamar hotel, barang yang ada di kamar hotel ini, menjadi saksi permainan panas mereka berdua.

Gea cepat melakukan perintah Jonathan, kepalanya condong ke depan dan mencium bibir pria itu.

“Pak Jonathan!” desah Gea kenikmatan.

“Jangan panggil saya dengan sebutan formal, gea. Panggil saya Jonathan!”

“Jonathan ini sangat lah nikmat—tambah lagi kecepatannya, Pak sa-saya hampir sampai, sudah mau keluar.”

Jonathan menyeringai miring mendengar permintaan nakal Gea.

“Jangan keluarkan sekarang Gea. Sebelum saya sampai!” 

Jonathan menunduk, dan menyatukan bibirnya dengan bibir Gea. Ia melumat bibir Gea dengan sangat kasar. Begitu juga sebaliknya. 

Tangan Jonathan yang kekar dan penuh bisep otot yang besar, mencengkram leher Gea. Untuk memperdalam ciuman brutal ini.

Gea memeluk pinggang Jonathan, agar penyatuan mereka semakin dalam.

“Pak jangan berhenti..” bisik Gea suaranya serak, mata nya mengerling Keenakan.

“Tidak ada kata berhenti, sebelum saya menyudahi permainan ini Gea!” 

“Gea—Fuckk!! Aaaahhhhh!!—Brengseng ini begitu nikmat Gea!”

Di tengah hentakan pinggul yang semakin dalam dan menusuk, desahan kasar dan deru nafas keduanya memenuhi ruangan kamar hotel ini. Decikan permainan mereka terdengar berisik dan memenuhi setiap sudut kamar hotel. 

Dua tubuh itu menyatu, semakin liar dan semakin memabukkan.

Kasur hotel bergoyang seirama dengan permainan panas dan gila mereka.

PRANG!!

Permainan ranjang panas mereka berdua sangat lah gila. Bahkan gelas kaca yang berada di meja nakas, sampai tertendang oleh kaki keduanya yang sudah kemana saja.

Tetapi pecahan gelas kaca itu tidak mereka pedulikan, kini mereka terus bermain tanpa henti.

“Pak saya ingin keluar!” bisik Gea merasa tak tahan, dan tangan Gea semakin membabi buta mencakar punggung belakang Jonathan.

“Tahan Gea…Kita akan keluar bersama!” jawab Jonathan semakin kencang maju mundurnya.

Keringat sudah membanjiri setiap inci tubuh keduanya.

“Ah!!!” 

Lahar hangat itu mulai menyembur dari Jonathan, mengalir deras ke dalam tubuh Gea yang terbuka dan penuh gairah. 

Suara desahan mereka memenuhi ruangan sempit kamar hotel Viceroy, bergema seperti irama liar yang tak bisa dihentikan. 

Gea menggenggam sprei dengan erat, tubuhnya bergetar mengikuti hentakan Jonathan yang semakin dalam dan kuat. Matanya terpejam rapat, bibirnya terkepal menahan sensasi yang membakar hingga ke ujung saraf.

Jonathan pun tak kalah, wajahnya berubah menjadi penuh tekad dan nafsu, keringat membasahi dahinya saat ia terus menggenggam pinggang Gea, menyatu tanpa sisa. 

Getaran di dalam tubuh mereka menyatu, menciptakan gelombang kenikmatan yang membuncah tanpa kendali. 

Ruangan yang tadinya hening kini penuh oleh aroma gairah dan desahan yang beradu, tanda kedua jiwa yang saling melepaskan segala beban dan keraguan di momen pelepasan terakhir ini.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Gelora Panas: Di Atas Ranjang.   Chapter>73.

    Sebuah balok besar dari kayu usang, yang semula tergeletak tak berguna di sudut ruangan, kini diangkat dengan kasar oleh salah satu pria bertubuh kekar. Dengan suara geraman yang lebih menyerupai raungan binatang, balok itu diayunkan dan menghantam tubuh Gea yang ringkih, yang sedari tadi sudah terkapar tak berdaya di atas lantai beton yang dingin. Hantaman itu menciptakan bunyi gedebuk yang tumpul dan memuakkan, seolah mematahkan sesuatu yang vital di dalam dirinya.Seketika, rintihan Gea terhenti. Kepalanya terkulai ke samping, rambutnya yang lepek dan acak-acakan menutupi sebagian wajahnya yang kini membiru. Darah segar mulai merembes dari sudut bibirnya, membaur dengan keringat dan air mata yang telah mengering. Matanya yang sebelumnya dipenuhi ketakutan dan perlawanan, kini tertutup rapat. Keheningan yang tiba-tiba menyelimuti gudang itu terasa jauh lebih mencekam daripada jeritan yang barusan ada. Gea telah jatuh ke dalam jurang ketidaksadaran, sebuah jeda yang kejam dari siksaa

  • Gelora Panas: Di Atas Ranjang.   Chapter>72.

    Selly, dalam balutan peran sebagai Gea, merasakan detak jantungnya berpacu brutal. Permintaan Jonathan yang tajam dan tak terduga pagi ini menusuk tepat ke inti kegelisahannya. Pria itu, dengan mata yang menggelap oleh hasrat, menatapnya penuh tuntutan, membuat dinding pertahanan Selly runtuh seketika."Iya, saya lagi mau," ulang Jonathan, suaranya yang berat dan sedikit serak pagi hari terdengar seperti ancaman sekaligus janji. Keinginan itu memancar kuat dari sorot matanya yang biasanya dingin dan dominan.Di balik wajah Gea yang harus ia tampilkan, Selly bergolak. Amarah dan rasa tidak terima membakar sanubarinya. "Apakah Jonathan setiap hari seperti ini dengan Gea? Brengsek! Bahkan jika denganku dia sangat menolak, tapi kali ini justru dia yang selalu mengajak Gea untuk ke hal yang intim," gerutu Selly dalam hati, sebuah perbandingan menyakitkan yang mengoyak harga dirinya.Kontras perlakuan ini bagaikan pukulan telak yang menguak jurang antara dia yang sebenarnya dan sosok yang d

  • Gelora Panas: Di Atas Ranjang.   Chapter>71.

    Pagi itu, mobil mewah Jonathan membelah jalanan kota yang masih diselimuti embun tipis dan kesibukan yang baru menggeliat. Di kursi penumpang, Selly—yang kini terperangkap dalam peran sebagai Gea—duduk dengan punggung tegak, berusaha keras menjaga raut wajahnya tetap tenang. Namun, di balik topeng ketenangan itu, badai kecemburuan dan kebingungan berkecamuk hebat.Jonathan, dengan kemeja kantor yang tampak rapi sempurna dan tatapan fokus pada jalanan, memancarkan aura maskulin yang dingin, namun sesekali, kehangatan itu menyelinap."Sudah makan?"Pertanyaan itu meluncur santai dari bibirnya, sebuah perhatian sederhana yang justru terasa seperti sengatan listrik bagi Selly. Jari-jari Selly tanpa sadar meremas ujung tas tangan Gea yang ia pinjam. Telinganya terasa panas."Jonathan kenapa bisa seperhatian ini? Brengsek mereka sepertinya sudah jatuh cinta." Selly menggerutu di dalam hati, kata-kata itu memukulnya dengan kejengkelan yang mendalam. Kebenciannya terhadap Gea bercampur dengan

  • Gelora Panas: Di Atas Ranjang.   Chapter>70.

    Udara malam yang dingin terasa menusuk tulang, membawa serta aroma debu dan karat yang pekat. Gea, dengan nafas yang mulai dangkal, terkapar tak sadarkan diri di lantai semen kasar yang dingin. Bibirnya sedikit terbuka, dan sehelai rambut coklatnya jatuh menutupi wajahnya yang kini tampak pucat. Kesadaran direnggut paksa darinya beberapa menit lalu, ketika sebuah kain yang dibasahi zat bius berbau tajam dan memabukkan mendarat cepat membungkam mulutnya.Anak buah Selly, seorang pria bertubuh besar dengan jaket kulit hitam, melirik gelisah ke sekeliling gang sempit yang remang-remang. "Cepat-cepat bawa ke nona Selly, sebelum dia sadar," bisiknya dengan suara serak, tatapannya menyapu bayangan di setiap sudut."Pastikan ini aman dan tidak ada jejak. Angkat dia, jangan seret!" Perintah itu disusul oleh gerakan cepat teman-temannya yang lain. Mereka mengangkat tubuh Gea yang lunglai, memperlakukannya lebih seperti karung berisi beban daripada seorang manusia. Kecepatan adalah kunci, dan d

  • Gelora Panas: Di Atas Ranjang.   Chapter>69.

    Bawa anak buah lima saja, karena ini hanya penangkapan jalang kecil. Semuanya akan dimulai malam ini..”“Semuanya sudah terlaksana dan sudah disiapkan ketua.” jawab salah satu anak buah si perempuan asing.“Malam ini tepatnya gadis itu pulang kerumah, langsung kalian bawa ke hadapan gue, semua rencana harus sesuai apa yang gue mau!”“Lima tahun silam akan terulang, karena Jonathan masih berani menantang— hahahahaha..”Di sebuah penthouse mewah dengan pemandangan kota yang berkilauan, sekelompok orang berkumpul mengelilingi meja kaca. Di tengah mereka, duduk seorang wanita asing dengan mata tajam dan bibir yang menyunggingkan senyum penuh rencana busuk. Hal ini ada kaitannya dengan masa lalu Jonathan yang pernah meninggalkan Jonathan. Tetapi sekarang dia menyesal dan merasa gagal move on kepada Jonathan. dan Gea adalah sasaran kebencian barunya. Selly tersenyum tipis, senyum yang sama sekali tidak mencapai matanya; matanya justru memancarkan kilau kebencian yang tajam dan perhitungan

  • Gelora Panas: Di Atas Ranjang.   Chapter>68.

    Entah mata Jonathan salah atau benar. Namun, Jonathan melihat sosok Gea yang ada di dalam klub yang sama dengannya.Jantungnya berdebar tidak karuan, bukan karena gairah tempat itu, melainkan karena keterkejutan yang membingungkan. Itu adalah Gea, wanita lugu, sekretaris pribadinya yang selalu mengenakan kemeja rapi dan rok pensil yang memang cukup seksi, dan selalu bergerak dengan kesopanan yang hampir kuno. Tetapi, wanita yang kini ia lihat sangat berbeda.Jonathan melihat wanita yang seperti Gea mengenakan sebuah gaun yang sangat seksi dan warnanya sangat menyala—merah darah. Gaun itu memeluk setiap lekuk tubuhnya, memamerkan punggungnya yang mulus dan belahan dada yang sering ia lihat. Rambutnya, yang biasanya terikat rapi, kini tergerai bebas, berayun mengikuti irama musik."Tuan. Tuan mau kemana?" tanya Rasya, dengan sedikit bingung saat melihat Jonathan main pergi begitu saja.Tetapi Jonathan tidak menjawab. Logikanya memerintahkan untuk mengabaikannya, mengatakan bahwa itu ha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status