Jonathan merasa heran dengan keberadaan Gea di kamar ini. Bukannya dia meminta Gea untuk memesankan wanita malam?
Tapi kenapa justru Gea sendiri yang ada di sana?
“Kenapa malah ada kamu disini?” tanya Jonathan dingin, melangkah maju mendekati Gea, tatapan pria itu sinis.
Tubuh Gea semakin gemetar.
“Jangan diam saja! Cepat jawab!” bentak Jonathan, tangannya terulur mencengkram dagu Gea—agar wanita itu menatapnya.
Gea menggigit bibirnya kuat. Ia sadar akan apa yang dia lakukan saat ini. Mengingat kondisi sang anak, serta biaya pengobatan—ia harus tegas mengatakan sebenarnya.
“Saya butuh uang, Pak. Jadi saya yang akan memuaskan Bapak. Saya sudah berpengalaman, dan saya yakin … saya bisa membuat Bapak puas,” jawab Gea gugup.
Jonathan terdiam sejenak, tatapannya masih tertuju pada Gea.
“Kamu yakin bisa memuaskan saya? Permainan ranjang saya sangat kuat, kamu yakin bisa kuat bermain dengan pria maniak ranjang seperti saya?” ucap Jonathan tepat di dekat telinga Gea, suaranya pelan namun begitu sensual.
Gea menelan ludahnya susah payah, tubuhnya semakin menegang.
“Ternyata wanita di mana-mana itu sama saja, ya? Tidak punya harga diri, bahkan sangat rendah dari apapun itu! Hanya demi uang, berani menjual diri!” ucap Jonathan, sambil mendecak kasar.
“Saya ada alasan tertentu yang membuat saya seperti ini, Pak. Ta-tapi … saya pastikan Bapak akan puas bermain ranjang dengan saya, saya bisa menjamin itu!” Gea menjawab sedikit gugup, nyaris suara nya hilang, tetapi Gea berusaha menjawab setiap lontaran dari Jonathan.
“Kalau nyatanya memang kamu wanita murahan, bagaimana? Demi uang kamu bisa melakukan dengan segala hal yang halal, bukankah seharusnya begitu?” katanya sinis dan penuh tekanan, tawanya penuh sarkasme.
Gea sudah tak peduli Jonathan mau bicara apa tentang dirinya. Apa yang dia lakukan saat ini, sudah dia sadari kalau dirinya memang murahan.
Tapi demi uang, akan dia lakukan agar bisa membuat hidupnya keluar dari zona miskin.
“Saya tidak peduli Bapak mau menilai saya seperti apa, tapi disini saya menawarkan tubuh saya pada Bapak. Apakah bapak tidak tergiur dengan tubuh seksi ini?” ucap Gea penuh percaya diri.
Jonathan menyunggingkan senyum miring, tatapannya beralih menatap penampilan Gea, dari atas kepala sampai kaki.
Jonathan akui Gea sangat lah seksi, tubuhnya cukup menggoda untuk dilihat.
“Bapak tidak perlu ragu dengan permainan saya, saya yakin bapak akan puas jika bermain dengan saya. Jadi Bapak harus mencoba terlebih dahulu, baru bapak bisa menilai permainan saya.”
“Kenapa saya harus mencoba tubuh kamu? Bukannya tubuh kamu sama seperti wanita murahan? Yang hanya di cicipi oleh para lelaki hidung belang, bukankah begitu sekretaris baru?”
Ucapannya begitu tajam, menggores perlahan ke dalam relung hati Gea yang paling dalam.
“Setiap melakukan apapun, jika kita ragu, kita harus mencobanya terlebih dahulu, kalau tidak dicoba kita tidak akan bisa menilainya.”
Gea mengulurkan tangannya, menyentuh dada bidang Jonathan yang masih memakai pakain lengkap dengan sengaja ingin menggodanya.
“Kurang ajar sekali kamu, menyentuh dada saya dengan sembarangan!” kata Jonathan tajam, lalu menepis tangan Gea dengan kasar.
Wajah Gea tak ada rasa gugup lagi, kini wajah wanita itu malah terlihat seksi dan menggoda.
“Bahkan saya bisa lebih nakal dari ini.”
Sedikit demi sedikit Jonathan mulai agak tertantang oleh keberanian Gea dan sikap percaya dirinya.
Apakah benar permainan Gea lebih dari wanita-wanita yang biasa tidur dengan Jonathan?
“Yang kamu harus tahu tentang saya, saya ini pria yang memiliki fetish tinggi. Sexs saya sangat kuat bisa melebihi pria pada umumnya, bahkan saya juga akan menyiksa wanita yang bermain dengan saya!”
“Kamu yakin akan kuat bermain dengan saya? Tubuh kamu saja kecil seperti ini, kurus kering. Yang ada kamu akan remuk dibawah permainan saya, sekretaris baru!” bibirnya menyunggingkan senyum tipis.
Gea tak mau menyerah, dan terus menggoda Jonathan. Ia tak peduli, karena … jangankan disiksa di atas ranjang, ia juga kerap disiksa Aris hampir setiap hari kalau melawan dan tak menurut.
“Saya kuat! Bapak tidak bisa menilai saya hanya dengan tubuh kecil ini, terkadang tubuh yang kecil jauh lebih menantang dari yang besar. Tapi bapak bisa lihat dada ini, bukankah ini besar?”
Ucap Gea tanpa rasa malu sedikit pun, membiarkan harga dirinya jatuh di hadapan sang atasan. Padahal hari ini, hari pertama dia bekerja.
“Jika Bapak tidak percaya, bahwa saya bisa melebihi wanita yang sudah tidur dengan bapak, kita bisa bermain terlebih dahulu. Semua nya sudah disiapkan, bahkan saya sengaja membeli sutra jika bapak membutuhkan itu.”
Jonathan mengangkat alisnya sinis, “Kamu terus saja bernegosiasi dengan saya, tapi saya belum cukup mau bermain ranjang dengan kamu.”
“Saya melihat kamu sama! Seperti wanita yang pernah tidur dengan saya.” Lanjutnya sinis.
“Beda. Percaya itu! Saya berbeda dengan wanita-wanita lainnya!” Gea tiba-tiba saja mendorong tubuh Jonathan, membuat Jonathan menjadi duduk di ranjang.
Tanpa aba-aba, Gea langsung menjatuhkan tubuhnya di atas pangkuan pria itu.
“Jangan menyamakan saya dengan wanita yang pernah tidur dengan Bapak, jadi bapak belum bisa menilai saya! Kita baru bertemu, jadi bapak tidak bisa menilai permainan ranjang saya sebelum mencobanya.”
Gea mengedipkan sebelah matanya, sengaja menggoda Jonathan.
“Sial wanita ini benar-benar berani, dan … begitu percaya diri!” gumam Jonathan dalam hati.
“Aaaahhh!” Jonathan mendesah kaget saat tangan Gea menekan miliknya, membuat Jonathan langsung teriak mendesah.
“Gimana, Pak? Yakin gak mau tidur sama saya? Itu nya udah keras bangat loh!” Gea tertawa kecil melihat ekspresi Jonathan yang seperti menahan sesuatu.
“Segitu butuhnya kamu sama uang, sampai terus berusaha menggoda saya?” cibir Jonathan.
“Maka dari itu bapak harus mau bantu saya, ayo kita bermain di atas ranjang itu.”
Matanya melirik pada barang yang keras di balik celana Jonathan. “Ini sakit kan pak? Soal nya punya bapak tegang sekali, lihat nih.”
“Ahhhhhh!” demi apapun tangan Gea begitu lantang serta nakal, berani sekali menyentuh milik Jonathan, membuat Jonathan tak kuasa mengerang tertahan.
“Dasar wanita licik, demi uang kamu terus berusaha menggoda saya!” cibir Jonathan terus menatap sinis Gea yang berada di depannya.
“Wanita tidak ada yang licik Pak, dia hanya berusaha untuk bisa memenuhi kebutuhannya, yang tidak pernah terpenuhi ini..” Gea membela dirinya, dan seakan Gea melupakan rasa takutnya tadi.
“Kamu boleh saja berbicara seakan-akan kamu kuat dan berani di hadapan saya, tapi ketika nanti di ranjang , saya akan membuat milikmu robek Gea! Karena sudah berani menantang saya!”
“Lakukan lah Pak!”
Demi Nina Gea akan melakukan apapun, supaya putrinya sembuh dan bisa ditangani segera oleh dokter.
“Buka baju kamu sekarang juga!” ucap Jonathan sambil merubah posisi Gea menjadi di bawah kukungannya.
Setelah beberapa menit kemudian momen intim Jonathan dan Gea di ranjang akhirnya selesai. Jonathan tertidur lelap di samping Gea, berbeda dengan Gea yang Masih terjaga sambil menatap langit-langit kamar.“Aku harus pergi ke klinik sekarang!” gumam Gea sambil menuruni ranjang dan memakai kembali pakaiannya usai membersihkan diri di kamar mandi.Sebelum dirinya meninggalkan kamar hotel, tatapannya beralih pada Jonathan yang Masih terlelap di atas ranjangnya.“Saya harus pergi sekarang, Pak. Anak saya pasti sudah menunggu, dan saya … harus segera membayar biaya berobatnya di klinik.” ucap Gea lirih, hatinya bahkan terasa perih seperti diiris oleh pisau yang tajam.“Terima kasih atas bantuannya,” ucapan sebelum benar-benar meninggalkan kamar hotel.Hujan turun dengan derasnya tepat saat Gea melangkah keluar dari pintu hotel Viceroy. Langit mendadak berubah kelam, menggantungkan awan gelap yang pekat seolah ingin menumpahkan semua beban dunia sekaligus. Gea menatap langit dengan raut kece
Gea sudah pasrah dengan semua nya, demi uang Gea akan rela melakukan apapun.Tangan kekar Jonathan mulai menarik tali lingerie Gea, mulai melepaskan pakaian tipis itu dari sang pemilik tubuh.Sementara Gea dibawah kungkungan Jonathan menelan ludahnya kasar, saat melihat tubuh kokoh Jonathan di atasnya.“Saya akan mencoba kamu malam ini, jika saya merasa puas dengan permainan kamu, maka saya akan terus melanjutkannya! Namun jika permainan kamu buruk, saya akan segera mendepak kamu dari hadapan saya Gea.” Ucap Jonathan suaranya berat dan serak, tapi matanya tak lepas dari tubuh Gea yang berada dibawah kungkungan.Gea mengalunkan tangannya pada leher Jonathan, wajahnya tersenyum penuh godaan.“Main saja dulu pak, baru bapak bisa menilai permainan saya.” bisik Gea lembut tepat di telinga Jonathan.“Kebetulan punya saya memang sudah menegang.”Tangan kekar mengusap lembut punggung belakang Gea, sementara lidah panjangnya membasahi cuping telinga Gea. Dengan penuh godaan. Gea mendesah ket
Jonathan merasa heran dengan keberadaan Gea di kamar ini. Bukannya dia meminta Gea untuk memesankan wanita malam?Tapi kenapa justru Gea sendiri yang ada di sana?“Kenapa malah ada kamu disini?” tanya Jonathan dingin, melangkah maju mendekati Gea, tatapan pria itu sinis.Tubuh Gea semakin gemetar.“Jangan diam saja! Cepat jawab!” bentak Jonathan, tangannya terulur mencengkram dagu Gea—agar wanita itu menatapnya.Gea menggigit bibirnya kuat. Ia sadar akan apa yang dia lakukan saat ini. Mengingat kondisi sang anak, serta biaya pengobatan—ia harus tegas mengatakan sebenarnya.“Saya butuh uang, Pak. Jadi saya yang akan memuaskan Bapak. Saya sudah berpengalaman, dan saya yakin … saya bisa membuat Bapak puas,” jawab Gea gugup.Jonathan terdiam sejenak, tatapannya masih tertuju pada Gea.“Kamu yakin bisa memuaskan saya? Permainan ranjang saya sangat kuat, kamu yakin bisa kuat bermain dengan pria maniak ranjang seperti saya?” ucap Jonathan tepat di dekat telinga Gea, suaranya pelan namun begi
Gea terhenyak. Wanita yang ada di hadapannya seperti angin lalu. Bayang-bayang wajah Nina terlintas di pikirannya.Gadis yang biasanya aktif, murah senyum, apalagi dengan gingsul kiri yang manis itu, kini terbaring lemah tidak berdaya. Entah bagaimana rambut hitam lurusnya itu, sudah dua hari dia terbaring. Mungkin rambut Nina sudah kusut.Terlebih, wajahnya yang selalu ceria, sekarang berubah pucat.Gea tidak bisa membayangkan itu. “Dok, tapi dia tidak apa-apa, kan?”“kita harus menyuntikkan vitamin dan protein ke dalam infus agar penyakit gerd dan mualnya sembuh.”“Tolong, Dok, tolong beri dia infus. Saya janji, besok saya lunasi semua biayanya! Saya sudah bekerja dan saya akan mendapat gaji besok pagi. Setelah kerja, saya janji datang dan mengurus semua admininstrasi anak saya!”“Mohon maaf sebelumnya, Ibu, kita memiliki peraturan yang harus ditaati. Ibu harus melunasi biaya rawat inap agar kita bisa menjalankan penanganan!”“Pliss, Dok, saya benar-benar tidak memiliki uang sama se
“Ini hari pertamaku, aku harus bersiap. Aku tidak boleh menyerah demi anak semata wayangku, aku harus bisa membiayai pengobatannya!”Baru saja kakinya hendak melangkah menuju lift, suasana langsung hening ketika seorang pria berwajah tegas memasuki lobi.Postur tubuhnya tegap, langkahnya mantap, dan sorot matanya dingin namun memikat. Semua karyawan menunduk memberi salam.Itu adalah Jonathan, CEO muda yang terkenal karismatik sekaligus ditakuti oleh para kalangan pengusaha yang bahkan sudah lama berkecimpung di dunia bisnis.Jonathan bersama asistennya langsung memasuki lift sambil membawa aura dominannya, sementara Gea masih tercengang karena kharisma pria muda itu.“Permisi,” sapa seseorang membuat Gea kaget.“Gea, kan?” wanita itu tersenyum “Mari ikut saya.”Gea, wanita itu menarik napas dalam-dalam sebelum menyusul wanita yang menyapanya tadi naik ke lantai atas menggunakan akses lift karyawan.Setibanya mereka di lantai tiga puluh lima, Gea langsung diarahkan ke meja kerjanya ya