Share

Gembel Elit
Gembel Elit
Penulis: Mas pur

BAB I

Suasana di sekolah itu tampak sudah ramai sekali. Terlihat sesosok anak laki-laki berjalan dengan gontai menuju gerbang sekolah. Pakaian nya yang nampak kusut, dan sepatu nya yang sudah mulai menganga seperti mulut buaya menandakan bahwa ia bukan lah dari keluarga orang kaya atau mampu.

Bruk. Tiba-tiba lelaki itu terjatuh ke tanah karena tidak sengaja di tabrak oleh seseorang dari belakang. "Eh kamu punya mata gak sih. Aku lagi buru-buru nih. Kamu berjalan santai banget."

 Oh ya lelaki yang menabrak anak itu bernama Robert. Anak sulung dari salah satu pengusaha konglomerat di kota Trianggel.

Dengan pakaian yang di masukkan ke dalam, wangi dan rapi dan sudah pasti ia adalah anak dari keluarga kaya. 

Lucky berkata di dalam hati, "Ini anak bukan nya minta maaf malah menyalahkan ku."

"hhhhh," hela napas Lucky lirih.

"Heh, Kamu punya kuping gak sih? Aku itu lagi bicara sama kamu," kata Robert kepada Lucky.

Karena Lucky tidak ingin berlama-lama ber urusan dengan Robert maka Lucky meminta maaf duluan. "Maaf aku menutup jalan mu!" sambil berlalu meninggalkan Robert begitu saja.

"Hei anak dekil!  Dengar ya! Kamu beruntung hari ini, lain kali kau tidak akan ku lepaskan!" teriak Robert kepada Lucky yang masih saja kesal karena telah menabrak Lucky.

Akan tetapi Lucky tidak bergeming sedkit pun dan terus berjalan semakin meninggalkan robert di belakang.

Sekolah Menengah Atas ternama di kota Trianggel hari ini sedang mengadakan ospek pertama. Dimana Lucky adalah salah satu siswa atau siswi di sekolah itu. Apel pun dimulai dan anak-anak peserta ospek pun segera berbaris di lapangan.

Tidak sengaja dan tanpa di seting, Lucky dan Robert bersebelahan barisan.

"Hei anak dekil! Ternyata kamu calon siswa juga di sini," sapa Robert kepada Lucky.

"Yah bertemu anak ini lagi," kata Lucky didalam hati.

 "Iya memang nya kenapa ? ada masalah?" tanya Lucky yang sedari tadi diam dan sedkit mengumpulkaan keberanian nya.

"Eh kamu itu tidak pantas ada di sekolah ini. Sekolah ini hanya untuk anak-anak yang memiliki uang banyak dan dari keluarga terpandang." Robert sedkit menjelaskan tentang sekolah itu kepada Lucky.

"Oh anak ini yang membuat kamu sedikit kesal dengan ku,"  kata Rere yang berbaris di belakang Robert.

" Kalau anak ini sih memang pantas nya sekolah di tempat lain. Tdak akan cocok sekolah di sini."

"Lihat saja itu sepatu nya! Sudah minta jatah makan."

 "Ha ha ha."  Robert pun tertawa lepas melihat Rere berhasil mengejek Lucky.

"Anak kampung seperti kamu itu tidak akan pernah selevel dengan kita!"  seru Andin yang berbaris di belakang Lucky.

Lagi-lagi Lucky  hanya mampu bergumam dalam hati. "Sebenar nya apa salah ku ini, sampai mereka begitu dengan ku. Sampai-samapi aku di rundung begitu rupa.”

Ingat Ky kamu di sini untuk belajar, bukan untuk menjadi terkenal atau apapun itu, Lucky berusaha mengingatkan dirinya sendiri.

Galih yang juga merupakan teman Robert pun juga tidak ingin ketinggalan ikut mengejek Lucky.

”Sudah lah untuk apa kau menghabiskan waktu mu disini. Mending pulang ke rumah saja," seru Galih dari depan barisan, tepat di belakang Lucky. "Sudah-sudah, jangan terus memojok kan Lucky seperti itu!"seru Dedi yang dari tadi sudah berbaris di depan Robert.

Aku tidak menduga dari sebagian besar calon siswa/siswi di sekolah ini, masih ada yang membelaku.” Lucky membatin dalam hati.

Lucky tidak bergeming sedikit pun dan hanya memilih diam seribu bahasa dari pada membalas semua ocehan dan cacian yang di tujukan kepada diri nya.

Ia hanya bergumam dalam hati. ”Terserah kalian mau berkata apa tentang ku di tempat ini, toh itu memang fakta nya.”

 Sebenarnya jauh dari lubuk hati Lucky yang paling dalam. Ingin rasa nya ia meronta dan berteriak kepada Tuhan nya, bahwa hidup nya tidak adil.

Seandai nya saja ibu dan ayahku  tetap tinggal bersama menemaniku  disini, mungkin tidak akan seburuk ini hidup ku." Lucky bergumam kepada dirinya sendiri.

“Pasukan saya ambil alih!"

"Siap Gerak.” Terdengar pemimpin pasukan mulai menyiapkan barisan.

 Aku yang sedari tadi diam melamun segera bangkit dari lamunan ku. Terlihat kepala sekolah sudah bersiap menaiki podium upacara.

"Kepada Pembina upacara hormat gerak!" Kontan saja semua calon siswa/siswi melakukan hormat kepada pembina upacara itu.

"Tegak Gerak. Lapor upacara masa orientasi siswa siap di laksanakan.”

Begitulah kira-kira pemimpin upacara itu memimpin upacara pada pagi hari ini. Antusias para peserta MOS pun semakin bergema tatkala melihat salah satu kakak panitia  itu.

Postur nya yang tinggi semampai, berkulit putih bersih, rapi dan harum. Membuat semua siswi ingin dekat-dekat dan segera berkenalan dengan nya.

Aku yang melihat kejadian itu hanya tersenyum kecil. "Bagaimana kakak kelas itu akan melirik para siswi-siswi itu. Sedangkan paras mereka tampak standar."Harus nya kalian berkaca dulu.” aku hanya bergumam dalam hati.

"Assalamualaikum waroh matullahi wabarokatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, selamat datang para calon siswa/siswi di SMA Trianggel. Semoga kalian bisa melewati MOS selama tiga hari kedepan dengan semangat dan antusias. Tentunya juga semoga kalian di terima di sekolah ini . Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim, Masa Orientasi Siswa/siswi SMA Trianggel resmi di buka".

Suara tepuk tangan yang riuh pun bergema di lapangan sekolah, menyambut di buka nya Masa Orientasi Siswa.

Tidak banyak yang di sampaikan oleh kepala sekolah di upacara apel pagi ini. Hanya beberapa kata sambutan dan menyatakan betapa antusias nya ia pada MOS tahun ini.

"Sekian kata sambutan dari bapak, dan untuk detail kegiatan nya akan di pandu oleh kakak panitia dan osis. Wabila hitaufik walhidayah Wassala mualaikum waroh matullahhi wabarokatuh."

Acara sambutan sudah selesai. Dan acara pun di pandu oleh kakak Rangga, selaku ketua osis yang menjabat pada masa nya.

"Selamat pagi adik-adik, apa kabar nya hari ini?" tanya kk Rangga kepada peserta MOS.

"Pagi kakak, kabar baik". "Alhamdulilah sehat kak."

Berbagai macam jawaban dari peserta MOS.

"Ok, hari ini MOS  pertama kita. Langkah pertama mari kita buat kelompok- kelompok kecil. Bersaf pertama silahkan maju dan membuat kelompok 1". "Aduh mati aku," teriak ku dalam hati.

 Karena yang di ambil untuk membuat kelompok kecil sesuai arahan kak Rangga adalah bersaf. Itu artinya aku dan Robert akan satu kelompok.Padahal sejak pertemuan pertama dengan nya pun kami sudah saling tidak akur.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status