Saat itu, Pria yang berwajah mirip Ayahnya makan siang di sebuah Restoran tempat Julie bekerja bersama seorang wanita muda yang di rasa memiliki usia yang tak terpaut jauh dari Julie .
Namun Julie belum memberitahu kan kepada Ibunya, Bahwa ia bertemu dengan Ayahnya, Mungkin nanti jika waktu nya tepat. Setelah satu jam lamanya, akhirnya Julie tiba di sebuah Panti Asuhan. Panti Asuhan yang terdiri dari 17 orang. 15 orang di antara nya anak -anak termasuk Julie, Sedang 2 orang lainnya adalah Mama nya dan Bu Catrine mereka semua sudah seperti keluarga bagi Julie. Julie sangat bersyukur dan berterima kasih kepada bu. Catrine karena telah mengijinkan Julie dan ibunya tinggal, Sehingga dirinya dan ibunya bisa makan dan istirahat tanpa perlu memikirkan biaya. Bagi Julie Panti Asuhan itu adalah Tempat ternyaman bagi dirinya dan juga bagi Anak -anak di panti asuhan itu. tempat yang penuh canda tawa, jauh dari iri dengki dan caci maki. Disana mereka tidak hanya mendapatkan makanan namun juga mainan untuk anak-anak dan juga mainan edukasi. tak hanya itu di yayasan juga menyediakan beasiswa hingga pendidikan high school. Entah siapa pemilik Yayasan itu yang telah begitu dermawan. Julie pun membuka pintu utama ruangan tersebut dan terlihat seorang wanita paruh baya dengan ramput pendek yang mulai memutih yang berusia Lima puluh satu tahun. Wanita tersebut adalah Ibu Julie yang bernama Clara yang saat ini sedang duduk di sofa ruang tamu yang menghadap ke pintu sambil menyeduh minuman coklat hangat. "Julie! Kok kamu baru pulang, dari mana saja?" Tanya Ibu Julie yang bernama Clara yang langsung menyambut Putrinya itu saat melihat Putri satu-satunya itu baru sampai padahal waktu telah menunjukkan pukul 11.00. "Dari Rumah Sakit. Mam! Mama kok belum tidur?" "Rumah Sakit? Kamu sakit ?" Tanya Ibu julie. "Bukan, Mam." Tadi di jalan ada yang kecelakaan jadi tadi Julie bawa ke Rumah sakit Dulu. Jelas Julie. "Ya sudah, tapi kamu gak papa kan?" Tanya Ibu Julie yang khawatir. "Gak papa kok Mam, jangan kawatir." "Ya sudah, Sekarang kamu mandi gih," Trus makan Mama bawakan makanan ke kamar kamu ya!" Semua udah pada makan soalnya dan udah pada tidur juga. "Terima kasih. Ma." Julie pun, segera masuk ke kamar nya yang berada di samping ruang tamu itu kamar yang jendela nya menghadap ke halaman depan dan melihat jam yang terpasang di dinding kamar nya yang menghadap pintu. "Ternyata sudah pukul 11 malam, gumam Julie." Ia pun segera menaruh tas di rak serbaguna, menggantung jaket nya kemudian keluar kamar menuju kamar mandi mencuci tangan dan kaki. "Tok tok tok, Julie!" "iya mam," Julie pun segera membuka pintu kamarnya dan terlihat Ibunya tengah membawa nampan yang berisi makanan dan segelas air putih. Julie pun segera makan, makanan yang telah di antarkan oleh Ibunya. Setelah makan Julie segera mandi dan menggosok giginya, kemudian pergi tidur. Ke esokan paginya Julie berniat mencari pekerjaan. karena tak ingin berlama lama menganggur. sebab ia adalah anak tertua di Panti asuhan itu sehingga Julie ingin memberikan contoh yang baik kepada adik adik kecilnya. Julie mempunyai goal untuk bekerja dengan rajin, menabung dan melanjutkan pendidikan paling tidak hingga bachelor degree, dan mencari pekerjaan yg bagus agar bisa membahagiakan Ibunya. Pagi hari nya seperti biasa ia beberes sebelum berangkat, membersihkan setiap ruangan di panti asuhan itu. Julie ingat bahwa ia belum memberitahu kan kepada Ibunya, bahwa ia telah dipecat rencananya ia baru akan memberitahukan hari ini. "Pagi. Julie kok kamu belum siap siap masih pakai baju rumah?" Tanya Bu Catrine pengurus yayasan. "Julie sudah di pecat Bu," jelas Julie kepada Bu Catrine pengurus Yayasan. "Aapa di pecat kenapa?" tanya ibu Julie yang bernama Madeleine yang tak sengaja mendengar pembicaraan Julie dan Bu Catrine. "Aku juga gak tahu mam tiba-tiba saja di pecat di tuduh ambil uang di kasir lah, sok kecentilan lah, sok cantik lah, perempuan nakal lah, padahal julie gak pernah macam macam Julie kerja pun sesuai dengan prosedur," jawab Julie menjelaskan kepada ibunya. ya Julie ingat betul kejadian kemarin sebelum di pecat. Julie sempat melihat seorang Pria paruh baya dalam waktu cukup lama, itulah yang membuat Julie di tuduh yang tidak- tidak. "Nanti Julie coba cari kerjaan lagi. Tambah Julie yang tak ingin Ibunya resah. "Ya sudah gak papa, Sekarang bantuin Mama dulu gih!" Selesai membantu ibunya dan sarapan bersama, Julie segera mandi kemudian, mempersiapkan berkas berkas lamaran pekerjaan karena ia berniat untuk mencari kerjaan ke beberapa tempat. Setelahnya ia bersiap memakai pakaian rapi dengan setelan celana hitam basic di padukan blouse warna putih gading dengan kancing pita di bagian leher tak lupa Memoles wajah nya tipis tipis dengan compack powder berikut lipstik berwarna nude. kemudian Mengikat rambut nya dengan mengkepang rambut kanan dan kirinya menjadi kan satu bagian di bagian belakang rambut. Setelah di rasa rapi Julie pun berangkat mencari pekerjaan ke beberapa tempat namun hingga sore hari ia tak kunjung mendapatkan pekerjaan sama sekali . Julie pun memutuskan untuk kembali ke Panti Asuhan, dan berniat kembali esok hari mencari pekerjaan. Namun setelah 2 Minggu lama nya Julie mencari pekerjaan tak kunjung mendapatkan juga. akhirnya ia pun memutuskan untuk kembali ke tempat tinggal nya meski hari masih siang. Pagi hari ini agak berbeda dari biasa, mereka semua bangun lebih pagi membantu beberes dengan mengelap meja dan lain lain. sedangkan Julie membantu Ibunya memasak masakan Spesial, karena hari ini akan ada acara spesial yaitu pemilik yayasan ini akan datang untuk berkunjung dan akan memberikan donasi juga laptop untuk menunjang Anak -anak belajar. Selesai beberes mereka semua mandi begitu pun dengan Julie. setelah mandi tak lupa Julie memoles wajahnya dengan bedak dan lipstik. namun dengan rambut yang di biarkan tergerai dan hanya memakai bando. Setelah mandi mereka Semua berkumpul di ruang tamu termasuk Julie. menunggu kedatangan sang pemilik panti asuhan ini. Ia penasaran terhadap pemilik panti asuhan ini, Seperti apa dirinya sekaligus Julie ingin mengucapkan terimakasih banyak kepada pemilik panti asuhan ini, atas semua jasa-jasanya. Hati nya sungguh mulia, karena ia tak hanya mensupport makanan, susu bagi Anak anak yang masih membutuhkan susu tapi juga beasiswa pendidikan. Tepat jam 11 siang sang pemilik Yayasan itu akhirnya datang, namun ia datang sendiri tanpa di temani asisten nya seperti biasa. Seorang pria muda yang sangat tampan, berambut pirang berusia sekitar Tiga puluh dua tahun, memiliki tubuh atletis dengan tinggi badan 178 centimeter. Julie terkejut karena ternyata Pemiliki Panti asuhan ini, Adalah seorang pria yang ia selamatkan waktu itu.Masih di kediaman Joeseph, Kemala terbangun dari tidurnya di pukul 8 pagi ia terkejut saat itu mendapati dirinya tak berbusana sama sekali bahkan pakaian berikut pakaian dalam pun berserakan di lantai kamar itu. "Apa yang terjadi semalam? Apa semalam kita?" Tanya Kemala kepada Joe. "Maaf semalam aku mabuk berat." Dalih Joe. Joe memang mabuk saat itu namun tak terlalu parah ia masih memiliki kesadaran saat itu. dan dengan sadar ia melakukan hubungan itu pada Kemala. "Sudahlah aku juga mabuk semalam." Jawab Kemala santai karena hal ini memang bukan yang pertama bagi nya, ia mulai berhubungan dahulu saat setelah acara prom night high party yang di adakan di sekolah untuk acara kelulusan. "Mau ku buatkan minuman untuk menghilangkan pengar?"tawar Joe sambil memakai pakaiannya. sama halnya dengan Joe hal ini juga bukan yang pertama bagi Joe, bahkan kejadian semalam adalah yang ketiga kalinya bagi dirinya. "Boleh! Jawab Kemala sambil ia bangkit dari tidurnya dan meraih pakaian nya
PLAAK!! Kemala menampar Julie dengan sangat keras, hingga memberikan bekas tanda merah pada pipi Julie. "Nona apa yang kamu lakukan! kenapa kamu menampar ku!" "HEI PELACUR!" JAUHIN SUAMI KU! AWAS KALAU SAMPAI AKU TAU KAMU MASIH MENGGODA SUAMI KU, 'KU BUNUH KAMU'. Bentak Kemala sambil menarik rambut Julie. AAAaaak , Tolong! Julie berteriak kencang karena sakit dikepala nya, "Aku gak kenal suamimu!" Teriakan itu memancing orang' di lantai dua untuk melihat, namun tak ada yang mendekat ataupun menolong Julie. hanya tatapan orang' yang terlihat menghina dan ada juga yang kasihan. Sedangkan Andrean sendiri memang sedang berada di lantai satu yaitu di ruang laboratorium. "GAK KENAL KAMU BILANG! KAMU KERJA PADA SUAMIKU DAN BAHKAN KALIAN JALAN BERSAMA. KAMU MASIH BILANG GAK KENAL!!" Julie menjadi lemas hingga tubuhnya merosot ke lantai dekat meja kerjanya. Ia tak menyangka dengan kenyataan yang ia dengar barusan, ternyata Bos nya yang bernama Andrean itu telah Menikah. "L
Disisi lain, di kantor, Julie akhirnya memilih untuk makan di kantin, ia tak lagi makan bersama Andrean. entah apa penyebabnya benar-benar sibuk atau ada hal lainnya. Namun Julie merasa seolah Andrean sedang menghindarinya, padahal pagi tadi saat bertemu masih baik-baik saja Andrean masih baik dan perhatian seperti biasa. Entah mengapa siang ini tiba-tiba berubah. Di kantin Julie duduk sendiri membelakangi para pegawai lain di bangku paling pojok barisan pertama. agar Julie tak bisa melihat para pegawai yang terus memperhatikannya. Karena beberapa pegawai di perusahaan itu pernah melihat Julie keluar di jam makan siang bersama dengan Bos mereka. Dan berita tersebut akhirnya meluas hingga hampir semua tahu. "Hai Julie, Boleh aku duduk di sini?" Tanya salah seorang pegawai bernama Maya, Sambil tangan nya mengarah pada sebuah bangku yang masih kosong di depan Julie. "Boleh, Silahkan.....," Jawab Julie yang menggantung kan ucapan nya. Seakan tahu yang di maksud oleh Julie
"Habis dari mana kamu?" Tanya Istri Andrean Kemala yang mulai menaruh curiga kepada Suaminya yang sekarang jadi lebih sering senyum senyum sendiri, seperti orang sedang jatuh cinta. Bahkan hari ini Kemala melihat suaminya menyentuh bibirnya sendiri sambil bersenandung. "Itu bukan urusanmu!!" Setelah berkata seperti itu Andrean pun kembali ke kamarnya di lantai dua, kamar pribadinya untuk membersihkan diri kemudian beristirahat di tempat tidurnya yang berukuran king size. Andrean dan Kemala memang telah menikah dan tinggal satu rumah, Namun bukan berarti mereka tidur bersama. Mereka tetap tidur terpisah di kamar masing-masing. Karena pernikahan mereka tak seperti pernikahan pada umumnya. pernikahan mereka bisa di katakan tidak sah, karena Andrean belum mendaftarkan pernikahan mereka ke kantor agama dan hanya pemberkatan di greja saja dan itu pun tidak ada tamu yang diundang hanya dari pihak keluarga tertentu saja. Dari pihak Andrean hanya Ayahnya saja yang datang, sedang dari pi
"Siapa coba yang tidak jatuh cinta pada Pria sebaik Dirinya, Pantas kah jika Aku berharap lebih? gumam dalam hati. "Julie,...hei Julie" panggil Mitha yang juga bekerja sebagai resepsionis. "ya..! Apa? "kamu melamun, nglamunin apa sich? atau jangan-jangan kamu lagi nglamunin Pak bos ya!" "Hust, sambil meletakkan jari telunjuknya pada bibir. "Ha ha ha, gak papa kalau suka tapi hati hati fansnya banyak! terutama sama si Laretta yang judes itu, Dia itu udah ngincer Pak bos sejak lama." jelas Mitha rekan kerja dan sekarang menjadi teman dekat Julie yang pernah mendengar secara langsung, Julie pun kerap kali curhat kepada Mitha. "Udah ah ngomongin dia gak ada habisnya, cukup tau aja orang nya suka manipulatif, seperti yang aku bilang tadi Hati-hati. "Siap. By the way Sabtu ini jalan yuk, nonton, cuci mata siapa tahu kan ada promo baju, sepatu atau tas. kita kerja kan harus selalu tampil rapi dan pretty.ujar Mitha semangat sambil membayangkan barang barang yang fashionable.
"Awalnya keuntungan dari bunga 25% tersebut kami terima hingga dua, tiga kali bahkan hingga tujuh kali bunga masih kami terima." Akhirnya Uang tersebut di gunakan Papamu untuk membeli sebuah Rumah sederhana dengan dua kamar tidur, dengan cara menyicil. Hingga suatu Saat Brian Suami Madeline Ayah Julie semakin tergiur pun memutuskan menambah infestasi besar besaran, Madeline Ibu Julie awalnya menolak dan mengungkapkan pendapatnya namun tetap saja Brian bersikeras. "dengan alasan, Demi putri kita yang akan lahir nanti!" Namun setelah inves besar besaran keuntungan dari bunga yang seharusnya di trima oleh Brian ternyata tidak di trima, bahkan sampai empat bulan lamanya keuntungan di berikan, teman Brian Mr. Brown tidak bisa di hubungi, Di Rumahnya pun kosong tidak ada keluarga nya. Brian pun melapor kan ke polisi, tapi tak kunjung ada hasil. Sedangkan Ia butuh uang untuk keperluan Resto, biaya persalinan, cicilan Rumah, makan, keperluan sehari hari dan membayar pegawai karena