Share

Tujuh Puluh Delapan

"Kamu, Serly!" sapaku hingga tak mengenalinya mengapa pakaiannya seperti itu.

"Iya, kamu tak mengenalku, ya?" tanyanya dengan gaya genit.

"Kenapa kamu datang sendiri. Mana yang lain?"

"Mereka sibuk. Aku bawakan ini untukmu." Menyodorkan paper bag dan beberapa plastik hitam kepadaku.

"Apa ini?" Melihat paper bag dan memberikan plastik hitam kepada Bude Lasmi.

Kubuka perlahan. Beberapa dress cantik tetapi terlalu terbuka. Aku mengernyit heran kepadanya.

"Untuk apa ini?"

"Untukmu."

"Aku tak suka." Meletakkan paperbag itu.

"Aku tahu. Aku juga tak suka." Serly tertawa terbahak-bahak. Hingga kedua netra kami mengeluarkan embun.

"Bagaimana keadaan di luar sana?" Aku sudah lama tak keluar, ingin tahu keadaannya.

"Lebih baik," jawaban singkat terlontar dari bibirnya. Tak membuatku puas baik hati dan pikiran.

"Mama dan Bayu?"

Serly tersenyum menatapku. Mengapa ia tersenyum seperti itu hingga membuatku semakin penasaran saja. "Serly?"

Tangan lentik wanita yang kini sudah berganti pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status